Jenis-Jenis Doa

“Gue jarang berdoa, kali ini aku akan berdoa untuk dia (namanya saya samarkan), siapa tahu Tuhan ‎surprise dengar suara gue”, Teman saya rupanya merasa surprise menemukan sebuah pengalaman ‎menarik hubungan manusia menolong manusia lainnya. Dia ingin mendoakan orang yang menolong itu ‎dengan doanya. ‎

‎“Siapa tahu Tuhan suprise mendengar doa gue” itu hal yang menarik dan ucapan itu mengingatkan ‎saya pada tulisan saya tentang Memupuk Hubungan Dengan Ilahi. Tulisan itu berkaitan dengan ‎motivasi orang berhubungan dengn Tuhan. Dalam kasus teman saya itu motivasi berhubungan dengan ‎Tuhan adalah apa yang disebut oleh Rudolf Otto tentang perasaan kagum atas sesuatu yang ‎dianggapnya lain dari yang lain (The Wholy Other).‎

Motivasi-motivasi beragama itu tentunya akan mempengaruhi pola hubungan dengan Tuhan. ‎Hubungan yang paling nampak adalah doa. Menurut William James doa adalah semacam komunikasi ‎ke dalam atau percakapan dengan kekuasaan yang dikenal bersifat ilahi.

Islam tentu saja merupakan agama dengan doa yang sangat variatif. Setiap pergerakan manusia akan ‎memiliki doa yang diajarkan langsung dari Nabi, Aimmah atau juga orang-orang sholeh. Doanya juga ‎saling bersambung, dari bangun tidur hingga tidur lagi semua ada doanya. ‎

Dalam penelitian tentang Doa dan Kesehatan Jiwa, Poloma dan Peddlelton sebagaimana dikutip dari pengantar Tafsir Doa Kumayl, membagi doa dalam empat ‎kategori. ‎

‎1.‎ Contemplative-mediative prayer. Yaitu doa yang mengandung renungan tentang kebesaran ‎dan kasih sayang Tuhan, serta ungkapan berbagai perasaan ketika pendoa berada bersama ‎Tuhan.‎ Doa-doa ahlul bait dipenuhi dengan ungkapan perasaan keagungan akan Tuhan.

taubatDalam doa Arafah Imam Husein as,  mengatakan “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang tiada seorang pun dapat menolak ketentuan-Nya, mencegah pemberian-Nya, dan tak ada seorang pun dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya. Engkau jaga aku waktu kecil dalam belaian, Engkau anugerahi aku susu berlimpah, Engkau lembutkan kalbu para pengasuh kepadaku, Engkau wajibkan ibu-ibu pengasih membimbingku, Engkau lindungi aku dari bisikan Jin, dan Engkau selamatkan aku.” Pada bagian lain munajatnya, Imam Husein as berkata: “Dengan rububiyah-Mu, kuakui bahwa Engkau adalah Tuhanku, kepada-Mu pengembalianku, Engkau ciptakan aku dengan limpahan nikmat-Mu, sedang aku ketika itu belum berupa apapun yang dapat disebut.”

2.‎ Ritualis prayer, yaitu doa yang sudah baku dan dibacakan atau diungkapkan berdasarkan ‎hapalan.‎ Sejak kecil kita sudah menghapal doa-doa ini. Mulai dari doa makan, dan doa-doa lainnya.

44970_56449_asSalah satu doa yang sering kita ucapkan adalah shalawat untuk Nabi Muhammad saw. Inilah salah satu doa yang Allah sendiri melakukannya sebelum memerintahkannya kepada manusia. “Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [Al-Ahzaab: 56]

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Ketika nama Nabi saw disebutkan, maka perbanyaklah bershalawat kepadanya, sesungguhnya orang yang bershalawat kepada Nabi saw satu kali, Allah bershalawat kepadanya seribu kali bersama seribu barisan malaikat. Tidak ada satu pun makhluk Allah kecuali ia bershalawat kepada hamba-Nya karena Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepadanya. Barangsiapa yang tidak mencintai shalawat, ia adalah orang yang jahil dan ghurur (tertipu). Allah dan Rasul-Nya serta Ahlul baitnya berlepas diri darinya.” (Al-Kafi, jilid 2, halaman 492)

3.‎ Petitionary prayer, yaitu doa yang berisi permohonan untuk diri sendiri atau utuk orang lain ‎yang dekat dengan pendoa.‎ Ada satu kisah Sayidah Fatimah Az Zahra as sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ja’far Shadiq as kakek-kakeknya bahwa Imam Hasan bin Ali a.s. berkata: “Di setiap malam Jumat, ibuku beribadah hingga fajar menyingsing. Ketika ia mengangkat tangannya untuk berdoa, ia selalu berdoa untuk kepentingan orang, dan ia tidak pernah berdoa untuk dirinya sendiri. Suatu hari aku bertanya kepadanya: “Ibu, mengapa Anda tidak pernah berdoa untuk diri Anda sendiri sebagaimana Anda mendoakan orang lain?” “Tetangga harus didahulukan, wahai putraku”, jawabnya singkat”.

4. Colloquial prayer, yaitu doa yang berbentuk percakapan dengan Tuhan, dengan permohonan-‎permohonan yang tidak spesifik. ‎Dalam doa ahli makrifat Imam Zainal Abidin mengungkapkan doanya, “Tuhanku, alangkah lezat getar ilham dalam hati karena mengingat-Mu. Alangkah manisnya perjalanan menuju-Mu, dalam jalan-jalan kegaiban, karena kenangan-Mu. Betapa sedap rasa cinta-Mu, betapa nikmat minuman qurbah-Mu. Jangan engkau campakan dan jangan Engkau jauhi kami. Jadikan kami yang paling istimewa di antara pengenal-Mu…[*]