Memilah Pertanyaan Seputar Nabi Muhammad Saw

Banyak pertanyaan yang tersimpan dalam benak terkait Nabi Muhammad, pertanyaan yang bisa jadi kekanak-kanakan tapi tetap saja membuat banyak orang penasaran, pertanyaan yang semestinya mendapatkan jawaban secara taktis, dengan dalil sederhana namun sampai pada titik jawab harapan.

Pertanyaan sejak kecil yang dibawa bahkan hingga dewasa.

Sebut saja pertanyaan. Mengapa Nabi memiliki Istri sembilan orang sedangkan umatnya hanya diperbolehkan untuk menikahi empat wanita. Itupun juga dengan syarat berat yaitu harus bisa berbuat adil.

Mengapa bunda beliau tidak menyusui Nabi Muhammad sendiri, Nabi Muhammad Saw di ibu susukan kepada Halimah Sa’diyah dan Tsuwaibah.

Apakah Sayid Abdullah dan Sayidah Aminah merupakan seorang mukmin atau orang kafir?

Terkait pertanyaan dan jawaban Ayatullah Muhsin Qiroati berulang kali menjelaskan, utamakan mencari jawaban pertanyaan yang hanya berkaitan terkait surga dan neraka saja, misalnya pertanyaan masalah dalil ketuhanan, dalil keadilan Tuhan, dalil kenabian, dalil Imamah, dalil qadha dan qadar.

Manusia pada dasarnya sejak kecil akan memiliki banyak pertanyaan, misal contoh pertanyaan yang tidak perlu dicari dengan menghabiskan umur, seperti pertanyaan. Apakah ada manusia lain di planet lain selain di planet bumi, apakah ada alien di luar angkasa, apakah di matahari ada kehidupan, dll.

Terkait pertanyaan seputar Nabi Muhammad Saw pun sama, perlu ditimbang apakah jawaban dari pertanyaan itu berpengaruh besar pada nilai keimanan kita kepada Allah, nilai keimanan kita bahwa Nabi adalah seorang utusan dariNya atau tidak. Jika iya maka perlu diperjuangkan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada. Jika tidak maka bisa ditinggalkan tidak perlu dihiraukan lagi, tidak perlu lagi membuang-buang waktu. Penjelasan dari Ayatullah Qiroati lebih ke permasalahan keyakinan, atau kita kenal juga dengan tema-tema aqidah.

Berdasar pada nasihat Ayatullah Bahjat, dimana beliau menasihatkan kunci sederhana, kerjakan yang wajib, tinggalkan yang dilarang. Hal yang sederhana tapi sering tidak dihiraukan. Padahal inilah inti dari fikih, beberapa orang sibuk mencari dan mengerjakan yang sunah, tapi yang wajib menjadi terlambat atau bahkan tertinggal, rajin melakukan salat malam tapi salat subuh diakhir waktu, atau malah setelah matahari terbit. Kunci penjelasan dari Ayatullah Bahjat ini layak dijadikan pegangan bagi seorang muslim baik syiah maupun sunni terkait hal-hal yang berhubungan dengan masalah fikih.

Sekarang mari kita urai jawaban taktis dari beberapa pertanyaan seputar Nabi Muhammad Saw.

Mengapa Nabi memiliki Istri sembilan orang sedangkan umatnya hanya diperbolehkan untuk menikahi empat wanita. Itupun juga dengan syarat berat yaitu harus bisa berbuat adil?

Nabi Muhammad Saw berbeda dibanding manusia yang lain, sebagian hukum yang bagi beliau hukumnya wajib dilakukan tapi bagi manusia lain hukumnya adalah sunah. Ini adalah kenyataan yang harus diketahui, terkait menikahnya beliau dengan lebih dari empat orang istri, beliau menikah sama sekali bukan karena hawa nafsu, sementara di jaman sekarang, sebagian orang menilai melakukan poligami hanya untuk kepentingan nafsu belaka, menikah hanya memilih yang masih muda, yang masih cantik semata, selain itu syarat keadilan tidak terlalu diperhatikan, lebih fokus pada kemampuan kecukupan harta dari syarat keadilan.

Sedang wanita-wanita yang dinikahi nabi adalah wanita-wanita yang sudah tua, sudah umur mendekati menopose atau bahkan sudah menopouse. Jelas alasan pernikahan Nabi bukan karena hawanafsu, lebih ke arah memberikan pengayoman dan perlindungan bagi istri-istri pejuang. Hal yang menjadi solusi ketika sahabat lain juga melakukan hal yang sama. Akan banyak janda-janda perang yang akan tertolong.

Selain itu alasan politik juga alasan kuat dari pernikahan Nabi Muhammad Saw. Peperangan antar kabilah adalah sebuah keniscayaan pada waktu itu, dengan pernikahan yang Nabi lakukan betapa banyak darah yang terjaga, sebaliknya betapa banyak jalinan silaturahmi yang terjalin karenanya. Beliau menyuruh umat untuk bersilaturahmi, beliau juga memberikan contoh terbaik dalam menciptakan silaturahmi dan juga bagaimana mewujudkan persatuan umat manusia.

Mengapa jumlahnya lebih dari empat istri? Nabi Muhammad Saw tidak melakukan perbuatan kecuali Allahlah yang menjadi penyuruhnya, jadi semua itu adalah bentuk ketaatan beliau kepada Allah, beliau melakukan itu atas perintah Allah Swt.

Mengapa bunda beliau tidak menyusui Nabi Muhammad sendiri, Nabi Muhammad Saw di ibu susukan kepada Halimah Sa’diyah dan Tsuwaibah?

Sejak beliau dalam kandungan kondisi Mekah tidaklah aman, banyak terjadi peperangan antar kabilah, ada perampokan, pembunuhan anak dll. Ketika beliau lahir pun beliau di incar kelompok Yahudi, orang-orang Yahudi yang melihat tanda-tanda kelahiran seorang Nabi terakhir, dan ternyata Nabi itu bukan dari kalangan bani Israil dari kalangan mereka. Membuat mereka marah dan rela mengeluarkan biaya besar untuk memburu Nabi terakhir tersebut. Jadi jika Nabi tetap berada di kota maka akan sangat berbahaya. Hal ini menjadi alasan kuat dan penting, bahwa beliau dikirim ke daerah terpencil yang lebih asri dan lebih aman utamanya adalah untuk melindungi beliau dari kejaran orang-orang Yahudi.

Apakah Sayid Abdullah dan Sayidah Aminah merupakan seorang mukmin atau orang kafir?

Ayah bunda beliau berasal dari keluarga utama, kakek Nabi adalah seorang muwahid, beliau menyerahkan Ka’bah kepada pemilik-Nya agar dijaga dari serangan gajah-gajah Abrahah, ayah Nabi diberi nama Abdullah, padahal pada waktu itu lazimnya anak-anak dinamai dengan nama-nama berhala. Jadi kemungkinan besar Abdullah bin Abdul Muthalib juga dididik dalam lingkup tauhid, sayidah Aminah pun tidak jauh beda. Beliau dipilih Abdullah dibanding banyak wanita lain yang menawarkan diri tentu dengan parameter pendidikan yang sudah beliau terima. Jadi dengan dasar ketauhidan juga. Dalam sejarah para Nabi juga merupakan keturunan dari orang-orang suci juga.