Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Nabi Muhamad saw dalam Perspektif Nahjul Balaghah

1 Pendapat 05.0 / 5

Terkadang kita marah, dan  putus asa dengan masalah yang sering terjadi setiap hari. Aku sering mengalami hal itu, misalnya ketika aku masih kecil, pulang dari sekolah terpaksa nunggu di luar rumah karena menunggu orang tuaku datang, karena mengira aku tidak membawa kunci. Padahal ternyata kunci ada bersamaku, hanya aku tidak sabar mencarinya dalam tasku. Aku merasa kesal setelah itu.

Apa yang kita lakukan saat sedih, sedih karena sesuatu yang sangat penting? Sebagian orang akan menangis, atau berdoa, atau duduk menyendiri. Karena aku tinggal dekat dengan Haram Imam Ridha as, maka saat sedih atas masalah yang terjadi padaku, aku akan pergi ziarah ke Haram Imam Ridha as, menangis dan mengadu kepadanya.

“Wahai Imam Ridha, apakah engkau bukan Imamku, aku sangat sedih sekali, bukankah engkau Imam yang sangat penyayang, bantulah aku dan berikan solusi atas masalahku!”

Saat aku mengadu kepada Imam Ridha as, aku melihat Nahjul Balaghah. Waktu melihatnya seolah aku mendengar suara Imam Ali as. Ketika aku membuka dan membacanya, aku kaget, ternyata solusi masalah yang dihadapi ada bersamaku. Kenapa kita sedih dan galau, padahal solusinya ada bersama kita sendiri? Ini semua terjadi karena kita hanya berpikir sebentar. Kita tidak berusaha untuk memikirkan solusinya, namun hanya merujuk ke banyak orang.

Imam Ali as telah menjelaskan solusi berbagai masalah, bukan hanya masalah kita saja, namun juga membantu menyelesaikan masalah orang lain, juga akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ucapan Imam Ali as tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muhamad al-Baqir as.

وحكى عنه أبوجعفر محمد بن علي الباقر أَنّه قال كَانَ فِي الْأَرْضِ أَمَانَانِ مِنْ عَذَابِ اللَهُ، وَقَدْ رُفِعَ أَحَدُهُمَا، فَدُونَكُمُ الْآخَرَ فَتَمَسَّكُوا بِهِ: أَمَّا الْأَمَانُ الَّذِي رُفِعَ فَهُوَ رَسُولُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمِ وَأَمَّا الْأَمَانُ الْبَاقِي فَالْإِسْتِغْفَارْ

Telah diriwayatkan dari Imam Muhamad al-Baqir as bahwasanya beliau (Imam Ali as) berkata, “Di bumi terdapat dua hal yang dapat mengamankan dari Adzab Allah Swt,  yang satu sudah tiada, maka tersisa satu, karena itu berpegang teguhlah kepadanya. Adapun yang sudah hilang yaitu keberadaan Rasulullah saw, dan yang tersisa adalah Istighfar. (Hikmah Nahjul-Balaghah ke-88)

Di muka bumi terdapat dua hal yang dapat mengamankan dari azab Allah Swt, yang dapat mencegah kesengsaraan, tidak punya uang, tidak bisa memiliki anak dan lainnya yang berkaitan dengan kekhawatiran tentang masa depan. Dua hal yang menyebabkan kalian tidak disiksa karena tidak taat. Seseorang harus melakukan tugasnya, jika tidak melakukannya, maka dampak negatifnya akan menimpa diri sendiri dan orang lain. Dua hal yang membuat hidup tenang, dan anti galau.  Satu hal pengaman tersebut sudah tiada, yaitu Rasulullah saw yang kelahiranya tengah kita peringati sekarang ini.

Yang kedua  dan masih ada adalah istigfar yang kita harus berpegang teguh kepadanya. Jangan melalaikan istigfar, sesuatu yang sederhana namun sangat berharga namun kita tidak menyadarinya. Begitu berharganya istigfar hingga disandingkan dengan Rasulullah saw. (Bersambung)