Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Nabi Muhamad saw dalam Persfektif Nahjul Balaghah II

1 Pendapat 05.0 / 5

Imam Ali as memberikan dalil tentang Istighfar , seperti dalam beberapa ayat berikut:

Pertama ayat yang berkaitan dengan keberadaan Nabi Muhamad saw

وَمَا كَا نَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَ نْتَ فِيْهِمْ ۗ وَمَا كَا نَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

“Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan.” (QS. Al-Anfal : 33).

Kita pergi menghadap Rasulullah saw untuk meminta pertolongan, maka kita pun minta pertolongan dengan istigfar. Dalam masyarakat yang Rasulullah berada di  tengah mereka, meski ada orang jahat sekalipun, maka masyarakat tersebut tidak akan disiksa.

Allah swt berfirman,

وَاِ ذَا جَآءَكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاٰ يٰتِنَا فَقُلْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ ۙ اَنَّهٗ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوْٓءًا بِۢجَهَا لَةٍ ثُمَّ تَا بَ مِنْۢ بَعْدِهٖ وَاَ صْلَحَ ۙ فَاَ نَّهٗ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, Salamun ‘alaikum (selamat sejahtera untuk kamu). Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) barang siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-An’am : 54)

Allah Swt berfirman bahwa jika ada orang-orang beriman, maka Rasulullah saw harus memberikan salam kepada mereka. Dalam hadis diriwayatkan bahwa jika seseorang menziarahi Rasulullah saw di Madinah, maka Rasulullah saw akan memberikan salam kepadanya. Yakinlah bahwa ini pasti terjadi.  Saat Rasulullah saw hidup bukan saja beliau memberikan salam kepada orang dewasa, bahkan beliau juga memberikan salam kepada anak-anak. Allah Swt telah memerintahkan kepada Nabi Muhamad saw agar memberikan salam kepada mereka, karena salam Nabi saw adalah keberkahan. Biasanya orang yang bertamu atau orang yang akan masuk rumah yang akan memberikan salam, namun terkait Rasulullah saw, Allah Swt memerintahkan kepada beliau agar beliau yang memberikan salam. Karena salam Rasulullah saw memberikan efek rahmat dan berkah bukan hanya sekedar kebiasaan, sementara terkadang kita memberikan salam karena kebiasaan. Rasulullah saw bertugas memberikan salam kepada orang-orang yang datang kepadanya.

Dalam lanjutan ayat disebutkan bahwa mereka melakukan kesalahan karena tidak tahu atau tidak menyadarinya, kemudian ingin mengubahnya, misalnya biasanya melakukan 10 kebohongan, sekarang ingin menguranginya. Atau misalnya suka marah sekarang ingin mengontrolnya, tidak ingin berbohong, tidak ingin cepat marah, sekarang ingin mengubahnya. Saat kita ingin mengubah perilaku maka perlu proses tidak bisa langsung mengubah seluruhnya. Kemudian bertaubat dan memperbaikinya.

Dalam lanjutan ayat disebutkan bahwa Allah Maha Pengampun (ghafuru) dan Maha Penyayang (rahiim). Ghafuur artinya menutupinya untuk menghilangkan efeknya. Menariknya ghafur menyebabkan akan memberikan pahala, karena terkadang menutupi tapi tidak memberikan pahala.

Allah Swt berfirman,

وَمَاۤ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِـيُـطَا عَ بِاِ ذْنِ اللّٰهِ ۗ وَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَّلَمُوْۤا اَنْفُسَهُمْ جَآءُوْكَ فَا سْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَا سْتَغْفَرَ لَـهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّا بًا رَّحِيْمًا

“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah. Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 64)

Ketika seseorang menzalimi diri sendiri dan mendatangi Rasulullah saw, maka beliau memberikan salam kepadanya. Nabi Adam as dan Hawa telah menzalimi dirinya sendiri dengan memakan buah terlarang, Allah Swt tidak menzaliminya, dan kita merupakan keturunan darinya. Kita bertekad ingin memilih teman yang baik, namun kita merusaknya, kita kehilangan teman yang baik, kehilangan kedudukan di masyarakat. Orang yang telah menzalimi dirinya seperti seseorang telah salah dalam pernikahan, pekerjaan dan lainnya. Apakah tanpa solusi? Agama menyatakan bahwa ada solusinya.

Saat kita membaca berziarah dari dekat di Madinah, atau membacanya dari jauh, yakinlah bahwa Rasulullah saw akan memberikan salam kepada kita dan memohonkan ampun untuk kita. Kecuali jika kita memiliki dosa yang sangat besar, kecuali orang kafir dan munafik maka tidak tercakup ayat tersebut. Ketika kita mendatangi Rasulullah saw maka Rasulullah saw yang akan memohon ampun untuk kita.

Menariknya terkait Rasulullah saw sendiri Allah Swt berfirman, “Wahai Nabi, istigfarlah untuk dirimu.” Kenapa Allah Swt memerintahkan hal itu, karena tidak ada orang yang lebih baik dari Rasulullah saw yang akan memohonkan ampun untuk Rasulullah saw.

Dalam ayat berikutnya menjelaskan,

الَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ

“dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” (QS Ali Imran: 135)

Sebagian menafsirkan fashisyah dengan zina, padahal sebenarnya bisa lebih dari itu yaitu orang-orang yang sudah tersohor karena keburukannya, misalnya terkenal penipu, pembohong, pendosa dan lainnya. Saat orang-orang seperti itu sadar dan ingin berubah, mereka mendatangi Rasulullah saw, maka Rasulullah yang akan memohon ampun bagi mereka namun dengan dua syarat; tidak memaksa dalam keburukan dan mengetahui bahwa tersebut adalah buruk. Maka mereka akan diampuni Allah swt, bukan hanya diampuni bahkan mereka kan masuk surga. Dalam sejarah kita melihat beberapa orang yang angat jahat dalam sehari semalam berubah baik, dia ingin perubahan, tidak memaksa dalam keburukan dan mengetahui bahwa hal tersebut buruk.

Ayat tersebut menjelaskan saat Rasulullah saw masih hidup, namun tersebut dapat diaplikasikan setelah ketiadaan Rasulullah saw juga.

Jika Rasulullah saw keras hatinya maka orang-orang akan menjauh darinya, sekarang kaum muslimin sangat mencintai beliau namun di antara mereka ada yang menzalimi dirinya atau telah melanggar hak-hak orang lain dan makhluk lainnya. Karena kita harus menghormatinya semua makhluk, tidak boleh menghina terhadap hewan sekalipun.

Berikut ini ayat tentang perintah beristigfar dan dampak istigfar. Pertama beristigfarlah kepada Allah Swt, lalu taubat dan kembalilah kepada Allah maka akan mendapatkan kenikmatan yang baik hingga waktu yang tidak ditentukan dan juga akan diberikan keistimewaan (fadl) kepadanya, dan keistimewaan ini yang paling penting.

 وَّاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُم تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهٗ

“Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik.” (Hud : 3)

Adapun syarat-syarat istigfar sangat banyak di antaranya:

1. Tidak Terpaksa
2. Menyesali
3. Menyadari
4. Berjanji tidak mengulangi

Jika nikmat terambil dari kita, kehidupan menjadi sulit, tidak ada yang mau menolong kita, maka kesalahan berasal dari kita sendiri dan solusinya adalah dengan istigfar. Saat penaklukan Mekah (fathul Makkah) Rasulullah saw diperintahkan untuk bertasbih, dan maksudnya adalah istigfar. Istigfar artinya juga memenej diri tidak makan sembarangan namun diaturnya.

Istigfar memiliki berbagai dampak positif dalam kehidupan manusia seperti turunnya hujan, tanaman akan tumbuh, menambah kekuatan dan lainnya yang telah dijelaskan dalam ayat berikut in

وَيٰقَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا وَّيَزِدْكُمْ قُوَّةً اِلٰى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ

“Dan (Hud berkata), “Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling.” (QS Hud : 52)

Apa hubungan Keberadaan Nabi Muhamad saw dengan Istighfar? Spesifikasi yang dimiliki beliau namun kita lalai terhadapnya. Jika istigfar akan menyebabkan turun hujan maka Rasulullah saw lebih dari itu. Jika istigfar akan membawa rahmat dan keberkahan maka Rasulullah saw lebih dari itu. Jika istigfar akan menghilankan semua halangan maka Rasulullah saw melebihi dari itu. Kita tidak mengenal Rasulullah saw yang sebenarnya. Kita tidak mengenal rahmat dan kasih sayang Rasulullah saw yang sebenarnya. Jika ingin kehidupan lebih baik maka hiduplah berdasarkan agama dengan baik, dan Rasulullah saw adalah rahmat terbesar bagi kehidupan kita.  Selesai