Janji Allah Pasti Benar, Tapi Siapakah Yang Akan Mempercayainya?

Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang berisi tentang janji-janji Allah. Dan semua janji itu pasti benar, apakah itu tentang janji-janji dunia berupa pertolongan, ditambahnya rezeki atau dimudahkannya segala urusan. Begitupula dengan janji-janji di akhirat seperti Surga dengan segala kenikmatannya atau Nereka dengan bermacam siksanya.

Allah Swt Berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلۡغَرُورُ

“Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” (QS.Fathir:5)

Ayat ini ingin mempertegas kembali tentang kepastian dan kebenaran janji Allah Swt. Tapi di akhir ayat digambarkan ada sekelompok manusia yang mendustakan janji Allah swt. Kecintaan terhadap dunia telah memperdaya mereka sehingga yang dipikirkan hanya gemerlap kelezatan dunia saja, seakan ia akan hidup selamanya.

Dan contoh yang paling kongkrit mengenai mereka para penyembah harta adalah oang-orang munafik. Mereka mendustakan janji-janji Allah dan menganggapnya hanya tipuan belaka. Allah Swt Berfirman :

وَإِذۡ يَقُولُ ٱلۡمُنَٰفِقُونَ وَٱلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٞ مَّا وَعَدَنَا ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ إِلَّا غُرُورٗا

Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang hatinya berpenyakit berkata, “Yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kami hanya tipu daya belaka.” (QS.Al-Ahzab:12)

Dan kebalikan dari kelompok ini adalah orang-orang yang beriman dan sangat yakin dengan semua janji Allah. Hati mereka selalu dipenuhi ketenangan karena keyakinan yang kuat bahwa janji-janji Allah pasti akan segera datang.

وَلَمَّا رَءَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلۡأَحۡزَابَ قَالُواْ هَٰذَا مَا وَعَدَنَا ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَصَدَقَ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥۚ وَمَا زَادَهُمۡ إِلَّآ إِيمَٰنٗا وَتَسۡلِيمٗا

Dan ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.” Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka. (QS.Al-Ahzab:22)

Maka lihatlah kepada diri kita masing-masing, dimanakah posisi kita dari dua kelompok di atas?

Apakah kita cenderung mirip dengan orang-orang munafik yang tidak mempercayai janji Allah atau kita termasuk mereka yang membenarkan dan meyakini semua janji-janjiNya?

Tingkat kepercayaan kita terhadap janji Allah bergantung pada keimanan kita. Ketika iman kita kuat maka kita akan percaya mutlak kepada janji Allah. Begitupula sebaliknya, bila iman kita lemah maka kepercayaan kita kepada janji Allah juga lemah.

Semoga bermanfaat…