Kelahiran Fatimah Az Zahra sa

Sayyidah Khadijah sa, istri Rasulullah saw wanita mulia yang melahirkan sosok mulia, Sayyidah Fatimah sa Kelahiran sosok agung Sayyidah Fatimah merupakan anugerah Allah swt yang darinya lahir 11 imam maksum yang akan mengemban risalah kenabian.

Fatimah Az Zahra sa lahir pada 20 Jumadil Tsani lima tahun setelah pengutusan Nabi, sebagaimana diriwayatkan dari Imam Baqir as dan Imam Shadiq as.

Kehamilan Sayyidah Khadijah sa berawal ketika Nabi saw melakukan mi’raj. Dalam perjalanan mi’raj ini, Nabi saw menyantap buah-buahan surga. Allah swt. kemudian mengubahnya menjadi air di dalam kulit Nabi saw. Sesampainya Nabi ke dunia, beliau bercampur dengan istrinya, Khadijah sa dan membuahi kehamilan Fatimah sa. Lantaran peristiwa ini, Fatimah sa merupakan manusia bidadari dan setiap kali Nabi saw merindukan wangi surga, beliau menciumi putrinya Fatimah sa, darinya tercium aroma surga dan pohon Thuba.

Mungkin akan timbul pertanyaan, kelahiran Fatimah Az Zahra Sa pada tahun kelima kenabian, sementara Mi’raj Nabi Saw terjadi 6 bulan sebelum hijrah ke Madinah, dan menurut pendapat lain terjadi di tahun kedua kenabian; bagaimana menggabungkan kedua hal ini?

Perlu diketahui bahwa Mi’raj Nabi tidak hanya terjadi sekali, melainkan dalam sebuah riwayat, Imam Shadiq as berkata:

"Nabi Saw telah dimi’rajkan 120 kali dan di setiap kali mi’raj tanpa terkecuali Allah swt. berpesan kepada Nabi tentang wilayah Ali as serta para Imam Maksum as melebihi pesannya atas kewajiban-kewajiban lainnya.”

Allamah Majlisi dalam Bihar al Anwar berkata,

"Dan telah dikatakan; suatu hari Nabi saw duduk di atas tanah yang luas ditemani Ammar Yasir, Munzar bin Dhahdhah, Abu Bakar, Umar, Ali bin Abi Thalib, Abbas bin Abdul Muthalib serta Hamzah bin Abdul Muthalib. Tiba-tiba Jibril turun kepada Nabi dalam bentuknya yang agung di mana ia melebarkan kedua sayapnya hingga meliputi timur dan barat. Lalu menyeru kepada Nabi:

‘Wahai Muhammad! Allah Swt menyampaikan salam untukmu dan memerintahkan engkau untuk menjauh dari Khadijah selama 40 hari.’”

Hal ini terasa berat bagi Nabi saw. karena beliau sangat mencintai Khadijah sa.

Perawi berkata: "Menyusul perintah ini, Nabi Saw melewatkan 40 hari dengan berpuasa di siang hari serta beribadah di malam harinya, hingga menjelang hari terahir beliau mengirim Ammar Yasir kepada Khadijah sa. dan berkata: "Katakan kepadanya; Wahai Khadijah! Janganlah mengira aku berpisah darimu lantaran aku ingin menjauhi dan memusuhimu. Tuhanku yang Maha Mulia dan Kuasa telah memerintahkan aku melakukan ini. Maka, wahai Khadijah! Janganlah berperasangka selain kebaikan, karena Tuhan yang Maha Tinggi, melalui dirimu, setiap hari beberapa kali berbangga di hadapan para malaikat-Nya yang mulia.

Khadijah sa. setiap harinya berkali-kali merasa sedih lantaran Rasulullah saw. tidak di rumah. Ketika 40 hari berakhir, malaikat Jibril dan Mikail turun menghampiri Nabi saw Mikail membawa sebuah talam (baki) yang tertutup dengan selembar kain sutra hijau berpintal kuning (perawi agak ragu). Baki tersebut diletakkan di depan Rasulullah saw. Jibril lalu berkata kepada Nabi Saw:

"Wahai Muhammad! Tuhanmu memerintahkanmu berbuka malam ini dengan hidangan ini”.

Ali bin Abi Thalib as. berkata: "Kebiasaan Nabi saw ialah ketika hendak berbuka, ia memerintahkan aku membuka pintu kepada siapa saja yang mau berbuka, namun malam itu Nabi saw. mendudukkan aku di samping pintu dan berkata: ‘Wahai putra Abu Thalib! Ini adalah makanan yang haram bagi semuanya kecuali diriku.’”

Amirul Mukminin Ali as berkata: "Menyusul perintah Nabi Saw ini, aku duduk di dekat pintu dan beliau hanya sendiri di hadapan makanan. Beliau lalu membuka kain penutup dari baki dan melihat setangkai kurma dan setangkai anggur di dalamnya. Nabi saw. kemudian kenyang setelah menyantap makanan dan meminum air darinya. Setelah itu beliau mengulurkan tangannya untuk dicuci; Jibril lalu menumpahkan air, Mikail mencuci tangan penuh berkah beliau dan Israfil mengeringkannya dengan kain. Dan akhirnya sisa makanan bersama tempatnya kembali ke langit”.

Nabi saw kemudian berdiri hendak mengerjakan salat, Jibril berpaling kepadanya dan berkata: "Salat bagimu sekarang adalah haram hingga engkau ke rumah Khadijah sa dan bercampur dengannya, karena Tuhan dengan kemuliaan dan kekuasaannya bersumpah bahwa malam ini akan menciptakan generasi suci dari sulbimu.”

Rasulullah saw pun tergesa-gesa pergi ke rumah khadijah sa.

Khadijah sa berkata: "Aku tenang dalam kesendirian. Ketika malam tiba, aku memakai kerudung (menutupi kepala). Kulepaskan tirai dan kututup pintu lalu aku salat dan kumatikan pelita dan kemudian beristirahat di tempat tidurku. Malam itu, antara tidur dan terjaga, Nabi saw. datang dan mengetuk pintu, aku berteriak: ‘Siapakah yang mengetuk pintu yang tidak diketuk selain oleh Muhammad?’”

Khadijah sa. berkata, "Maka Nabi saw. dengan kata-katanya yang indah memanggil, ‘Bukalah Khadijah! Aku Muhammad!’”

Khadijah sa. berkata, "Mendengar ucapan ini, dengan senang dan gembira atas kedatangan Muhammad saw. aku bangun dan membuka pintu. Nabi saw. kemudian masuk ke dalam rumah. Kebiasaan beliau ialah ketika masuk rumah, beliau selalu meminta tempat air dan berwudhu lalu berdiri dan mengerjakan dua rakaat salat pendek dan beristirahat di tempat tidurnya. Namun di malam itu, beliau langsung menghampiriku tanpa melakukan kebiasaan tersebut dan terjadilah hubungan suami isteri di antara kita.

Demi yang menegakkan langit dan yang mengeluarkan air dari bumi, Nabi saw. belum menjauh dariku, aku merasakan beratnya Fatimah sa di dalam perutku.”

Penulis berkata: Menjauhnya Nabi saw. selama 40 hari dari Khadijah sa. adalah guna mempersiapkan cahaya mata serta kado Tuhan semesta alam, yaitu Fatimah Az Zahra sa Pilihan menjauh ini menunjukkan ketinggian dan keagungan Fatimah sa pemimpin para wanita yang tak mampu dituliskan oleh jari-jemari.

Dan terkait dengan kekhususan buah kurma dan anggur, mungkin disebabkan karena kedua buah ini mendatangkan begitu banyak berkah dan manfaat. Karena di antara pepohonan, tak satu pun pohon yang menyamai manfaat yang dapat dihasilkan dari kedua pohon tersebut. Di samping itu, kedua pohon ini diciptakan dari sisa tabiat Nabi Adam as.

Boleh jadi, hal ini merupakan petunjuk kepada manfaat luar biasa dari keturunan suci dan penuh berkah ini serta kepada anak cucu mereka yang penuh dengan berkah.

Ada pun perkataan malaikat Jibril as kepada Nabi saw ‘Salat sekarang adalah haram bagimu’ sepertinya, salat tersebut adalah salat mustahab, bukan salat wajib. Sebab beliau menunaikan salat wajib sebelum berbuka. Allah swt. lebih tahu hakikat segala urusan.

Syaikh Shaduq di dalam kitab Amali sesuai dengan sanad yang ia riwayatkan dari Mufaddhal bin Umar yang mengatakan: "Aku berkata kepada Imam Shadiq as, "Bagaimana kelahiran (wiladah) Fatimah sa?” Imam berkata, "Sebenarnya ketika Rasulullah saw. menikah dengan Khadijah sa, wanita-wanita Mekah memutuskan hubungan dengan Khadijah sa dan tidak mendatanginya. Mereka tidak mengucapkan salam kepadanya serta tidak mengizikan seorang perempuan pun datang kepadanya. Kondisi ini menggambarkan adanya kebencian masyarakat kepada Khadijah sa. dan Rasul saw. Hal ini menimbulkan kekhawatirannya terhadap Rasul saw. Ia tidak ingin Rasul saw dicelakai. Lalu ketika ia mengandung Fatimah sa, janin itu bercakap dan menghibur Khadijah sa. Khadijah sa menyembunyikan hal ini dari Rasulullah saw. hingga pada suatu hari Nabi saw. menghampiri Khadijah sa dan beliau mendengar Khadijah sa. berbicara dengan Fatimah sa, Nabi saw berkata kepadanya: "Wahai Khadijah! Dengan siapa engkau berbicara?

Khadijah sa berkata: "Janin yang ada di perutku berbicara padaku dan menenangkanku.” Nabi saw. berkata: "Wahai Khadijah! Sesungguhnya Malaikat Jibril-lah yang mengabarkannya kepadaku, janin ini adalah perempuan, dia adalah keturunan suci dan Allah swt. akan menjadikan keturunanku darinya dan dari keturunannya para Imam dan dia akan menjadikan mereka khalifah di bumi-Nya”.

Khadijah sa melewatkan hari-harinya seperti ini. Ketika tiba masa kelahiran Fatimah sa, ia mengutus seseorang menemui wanita-wanita Quraisy dan Bani Hasyim agar datang membantu urusan persalinannya, karena urusan perempuan mesti ditangani perempuan. Mereka menjawab: "Engkau tidak menuruti kami dan tak mendengar perkataan kami, engkau menikah dengan Muhammad saw, anak yatim asuhan Abu Thalib yang faqir dan tak mempunyai harta, maka kami pun tidak akan datang dan membantu urusanmu”.

Mendengar kabar serta perlakuan wanita-wanita Quraisy dan Bani Hasyim ini, Khadijah sa. sangat sedih. Dalam kondisi sedih yang dialaminya, tiba-tiba empat orang wanita yang sepertinya dari kalangan Quraisy masuk. Ketika Khadijah sa. melihat mereka, ia menjadi takut. Salah seorang di antara mereka menyapa: "Jangan bersedih wahai Khadijah! Karena kami adalah utusan Tuhanmu kepadamu dan kami adalah saudari-saudarimu, aku adalah Sarah dan ini adalah Asiah binti Muzahim sahabatmu di dalam Surga. Ini adalah Maryam binti Imran dan ini adalah Kultsum saudari Musa bin Imran. Tuhan mengutus kami kepadamu guna menangani urusan persalinanmu.”

Lalu salah seorang di antara mereka duduk di samping kanan Khadijah sa, lainnya di samping kiri, yang ketiga duduk berhadapan dan yang ke empat duduk di belakangnya.

Maka Fatimah sa lahir ke dunia dalam keadaan suci dan bersih, ketika ia diletakkan di lantai cahaya memudar darinya sedemikian hingga cahaya memasuki rumah-rumah di Mekah dan tak ada tempat baik di barat maupun di timur yang tidak tersinari dengan cahayanya.

Sepuluh bidadari kemudian masuk. Masing-masing dari mereka membawa kendi air dari surga. Di dalam kendi terdapat air Kautsar. Wanita yang ada di depannya segera mengambilnya lalu memandikan Fatimah Az Zahra sa dengan air tersebut, kemudian ia mengeluarkan dua lembar pakaian yang putihnya melebihi susu dan lebih harum dari jebat dan kesturi. Satunya ia lilitkan ke badannya dan satunya lagi ia jadikan jilbab (mukena)nya.

Kemudian ia memintanya bicara. Fatimah sa kemudian bicara dan mengucapkan Syahadatain dan berkata:

"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan ayahku Rasulullah adalah penghulu para Nabi dan suamiku adalah pemimpim para washi dan putra-putraku adalah penghulu para pemuda.”

Setelah itu ia mengucapkan salam kepada mereka, nama satu persatu mereka dipanggil dan mereka pun berpaling kepadanya dan tertawa.

Para bidadari saling mengabarkan, penduduk langit saling menyampaikan kabar gembira bahwa Fatimah sa telah lahir dan di langit muncul cahaya terang berderang yang tak pernah disaksikan para malaikat sebelumnya.

Wanita-wanita tersebut berkata: "Wahai Khadijah! Ambillah ia dalam kondisinya yang suci, bersih, tersucikan dan menyenangkan. Ia dan keturunannya telah diberkahi.”

Maka Khadijah sa pun segera menggapainya dengan senang hati dan amat gembira dan menyusuinya dan air susu pun mengalir banyak untuknya.