Mengenang Perjuangan Imam Hadi as(1)

Kini, kita berada di hari syahadah Imam Ali al-Hadi as, imam kesepuluh Ahlul Bait. Pada 3 Rajab tahun 254 Hijriah di hari seperti ini Imam Hadi as mereguk cawan syahadah. Beliau dibunuh oleh anasir penguasa bani Abbasiah, setelah melihat keberadaan beliau menjadi ancaman bagi kekuasaannya.

Ahlul Bait Nabi Saw merupakan manusia sempurna dan yang dipilih oleh Allah Swt. Perilaku dan ucapan mereka menjadi teladan bagi kehidupan manusia dan manifestasi nilai-nilai ilahi. Mengenal teladan dan mengikuti cara hidup mereka bakal membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Salah satu pilar dasar imamah adalah pengetahuan Imam, dimana berdasarkan itu umat manusia dibebaskan dari tungku kehancuran. Karakter ilmiah Imam Hadi as dibentuk dari masa kecilnya dan sebelum mencapai keimamahan. Debat ilmiah, jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang meragukan agama dan pelatihan murid-murid terkemuka adalah contoh paling menonjol dari ketinggian ilmu Imam Hadi as.

Sejak masih kecil, beliau telah memecahkan masalah fiqih yang kompleks, dimana banyak orang lebih tua dan ulama sedang berjuang untuk memecahkannya. Musuh yang berpikiran sederhana beranggapan dalam mengalahkan reputasi keilmuan beliau dengan mempersiapkan debat ilmiah, tapi yang terjadi hanya rasa malu yang diterima.

Kehidupan sosial dan politik Ahlul Bait menunjukkan betapa sensitifnya tanggung jawab yang mereka pikul dalam melindungi dan menyebarkan agama di tengah-tengah masyarakat. Periode kehidupan mereka penuh dengan peristiwa yang mengancam masyarakat Islam, akibat kebodohan masyarakat waktu itu atau oleh para penguasa zalim. Di masa kehidupan Imam Ali al-Hadi as muncul sejumlah pemikiran dan keyakinan di tengah-tengah umat Islam. Pembahasan seperti melihat Tuhan, keyakinan akan Jabr (Determinasi) atau sebaliknya lebih menekankan kebebasan manusia. Sebagian lagi justru cenderung pada tasawwuf yang kemudian berusaha merasuki pikiran masyarakat umum.

Munculnya fenomena seperti ini berasal dari perubahan dalam kebijakan budaya penguasa Bani Abbasiah dan serangan pemikiran filsafat materialistik dari bangsa-bangsa lain ke tengah masyarakat Islam. Para khalifah pasca Ma’mun telah mengalokasikan dana luar biasa untuk menerjemahkan buku-buku filsafat Yunani. Bahkan disebutkan bahwa para penerjemah mendapat upah emas seberat buku yang diterjemahkan.

Patut diketahui bahwa dana sebesar itu tidak seluruhnya untuk proyek pengembangan ilmu pengetahuan. Para penguasa Bani Abbasiah berusaha menyebarkan ilmu-ilmu non-Islam ke tengah-tengah umat Islam dan menyelenggarakan dialog-dialog ilmiah antara Ahlul Bait dan para pemikir guna merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan sejak awal. Mereka berusaha melemahkan pemikiran Ahlul Bait, tapi setiap kali mereka berusaha, selalu saja menemui jalan buntu.

Banyaknya mazhab pemikiran menyebabkan beragamnya pendapat yang berujung buruk pada pemisahan budaya di antara umat Islam. Para penguasa Bani Abbasiah memanfaatkan kondisi ini untuk melemahkan pemikiran dan keyakinan para pengikut Ahul Bait.

Di sini Imam Ali al-Hadi as dengan kecakapannya mampu membongkar strategi Bani Abbasiyah. Sekalipun Imam Hadi berada di bawah pengawasan ketat para penguasa Bani Abbasiah dan membatasi kesempatan beliau untuk berhubungan dengan para pengikutnya, Imam Hadi as secara cerdas menghadapi penyimpangan pemikiran mereka.

Keagungan karakter Imam Hadi as memaksa musuh dan teman mengakui dan menghormati beliau. Sebagian dari pengakuan ini berdasarkan pada kepribadian Imam itu, secara moral dan sebagian karena dimensi ilmiahnya adalah hasil dari keramat yang muncul dari dirinya. Sekaitan dengan hal ini, "Ibnu Shahr Ashoub" menulis, "Imam Hadi as adalah orang yang paling berakhlak dan jujur. Orang yang melihatnya dari dekat akan menyebutnya orang yang paling ramah dan bila mendengar apa yang diceritakan tentang beliau dari jauh, maka akan mendengarkan sifat manusia sempurna. Setiap kali Anda diam di depannya, kewibawaan dan kemuliaannya akan menarik Anda dan setiap kali Anda berbicara, kebesaran dan kemurahan hatinya terungkap kepada Anda. Beliau adalah keturunan dari Risalah dan Imamah dan pewaris kekhalifahan bak pohon penuh berkah risalah..."