Pentingnya Pengenalan Ilmu Kalam bagi Para Pemuda

Ilmu kalam adalah salah satu induk dalam ilmu-ilmu islami, ilmu ini sudah ada sejak awal munculnya Islam, hingga sekarang ilmu ini tetap eksis dan memberikan warna dan peranannya. Keberadaannya di hauzah dan juga pusat-pusat pendidikan benar-benar secara serius menjadi pusat perhatian, hal ini karena ilmu kalam adalah ilmu yang sangat penting dan dibutuhkan di setiap zaman.

Para pemikir ahli di bidang ilmu ini telah menghabiskan waktu dan umur mereka untuk mengkaji dan meneliti masalah-masalah kalam, memberikan jawaban atas berbagai subhat dan pertanyaan dalam ilmu ini serta menulis ratusan kitab penting sebagai warisan bagi masyarakat setelah mereka. Sehingga masyarakat tidak perlu mengulang lagi penelitian, tapi melanjutkan berbagai hasil kajian dan analisa ilmuan kalam terdahulu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih fokus dalam menjawab berbagai permasalahan kalam yang baru sesuai jamannya.

Pembahasan ilmu kalam berhubungan erat dan mendalam dengan keyakinan beragama, atas dasar ini para ilmuan ahli kalam tidak pernah menilai kalam sebagai sebuah jurusan keilmuan semata. Mereka memandang ilmu kalam lebih sebagai sebuah kewajiban dalam agama. Sehinga ketika meneliti dan meluangkan waktu dalam sebuah kajian dan penelitian di bidang ilmu kalam mereka lebih serius dan akhirnya menghasilkan pemikiran-pemikiran yang sangat berharga.

Nilai penting ilmu kalam dari sisi keilmuan dan agama satu sisi adalah sebuah kelaziman karena memang sebuah kebutuhan, disisi lain ilmu kalam merupakan satu-satunya media dalam menanggapi dan menilai pemikiran-pemikiran yang baru bermunculan. Sehingga masyarakat tidak kebingungan dan mendapat bimbingan yang tepat. Hal ini sudah selayaknya ilmu kalam dikaji dan didalami di meja-meja kuliah maupun hauzah-hauzah keagamaan, menjadi salah satu mata kuliah wajib.

Jika materi penting ini tidak diberikan sebagai salah satu pelajaran bagi mahasiswa dan para pembelajar agama di dunia pesantren akan berdampak banyak. Salah satunya mereka akan terputus dari rangkaian keilmuan para pendahulu, akan kesulitan untuk memahami hasil pemikiran ulama terdahulu, sudah sepantasnya mereka bisa mendapatkan materi dari buku Tajrid Al-itiqad hasil karya Khoje Nashirudin Thusi serta kitab syarah atasnya, kitab Syarh Bab Hadi ‘Asar Fadhil Miqdad, dan kitab-kitab kalam tingkat awal dan menengah lainnya. Kitab amuzese ilme kalam karya Muhammad Saidi Mehr adalah kitab menengah, sudah bisa dipelajari anak-anak muda berumur 15 tahun ke atas.

Memang anak muda jaman sekarang tidak mungkin diajari dengan konsep buku lama, metode ajar baru, buku-buku baru yang membahas berbagai subhat di era sekarang akan lebih menarik bagi mereka. Bukan hanya satu buku yang dibutuhkan bisa jadi lebih dari itu, sehingga anak-anak muda bisa memilih sesuai dengan minat mereka. Seperti diketahui bersama jika mereka fokus sesuai minat mereka tentu hasilnya akan lebih memuaskan.

Bukan hanya berbentuk buku, konsep dialog, film, sandiwara, komedi sederhana, atau bahkan komika bisa menjadi model kemasan penyampaian materi, tidak hanya guru membaca dan menjelaskan buku, tapi isi buku setelah dijelaskan lalu diaplikasikan dalam sebuah konsep pemaparan kekinian yang memasyarakat pada anak-anak muda jaman sekarang.

Ilmu kalam sangat penting sehingga anak-anak muda keluar dari taqlid buta yang mungkin mereka lakukan sejak kecil. Berkata bahwa Tuhan itu ada, bahwa Tuhan itu Esa, bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, bahwa Allah itu Maha adil, hanya sekedar ikut-ikutan tanpa mengerti alasan dibalik semua pernyataan itu, padahal sebagai seorang pemuda, sebagai seorang mahasiswa sudah semestinya dalam ucapan dan gagasan sudah didampingi dengan alasan dan logika pendukung yang kuat.

Ilmu kalam ini akan menjadi bekal penting bagi para pemuda untuk  mengarungi kehidupan agar bisa menjaga diri. Perang budaya yang bergerak terus dan mengincar anak-anak muda muslim khususnya, dan pemuda secara umum lainnya. Sehingga bisa sekaligus merusak generasi penerus setelah mereka. Oleh sebab itu  perlu perencanaan matang, mencari cara agar anak-anak muda membuka mata pada materi ilmu-ilmu kalam.

Ketika anak muda diperkenalkan dengan ilmu kalam, secara otomatis mereka akan tahu perkembangan ulama islam terdahulu, ulama-ulama dengan peninggalan yang sebenarnya bisa menjadi modal untuk mengembalikan kejayaan Islam yang masih harus terus diperjuangkan.

Mengenalkan Ilmu kalam adalah mengembalikan pemuda-pemuda muslim kepada induk ajaran agama hakiki, mereka benar-benar bisa memahami arti penting beragama, arti penting ber-Tuhan, arti penting hal-hal prinsip yang sebenarnya harus dilalui oleh masing-masing orang, tidak bisa dilakukan hanya dengan mengikut dan bertaklid buta.

Tujuan utama dari ilmu kalam adalah agar pemuda-pemuda memiliki prinsip dalam hidup, dimana saja mereka beraktifitas, dimana saja mereka berkomunitas, dengan siapa saja mereka bergaul, mereka tetap memiliki benteng secara pemikiran, bisa melakukan filterisasi atas semua info dan pemikiran yang ditawarkan kepada mereka.

Ilmu Kalam adalah upaya untuk membuat mereka terjaga, khususnya karena mereka sudah mulai harus berpisah dengan orang tua mereka. Ketika kehidupan sudah mulai dalam bentuk privasi-privasi, dalam kotak-kotak dunia maya, satu anak walau memiliki umur yang sama namun gambaran hidup mereka bisa jadi sangat jauh berbeda, karena mereka bisa berselancar pada batas-batas yang sulit untuk diukur. Hal ini menjadi cambuk penguat bahwa pendidikan ilmu kalam sungguh sangat urgen bagi generasi sekarang ini.[1]

CATATAN:

[1] Buku rujukan: kitab amuzese kalam Islami, Muhammad Saidi Mehr