4 Hal Yang Diperlukan Oleh Orang Yang Berakal Menurut Nabi Muhammad Saw

Agama Islam adalah salah satu agama yang syariatnya tidak akan pernah bertentangan dengan akal rasional. Dalam artian bahwa syariat agama Islam sesuai dengan akal dan tak pernah melarang pemeluknya untuk menggunakan akal.

Kali ini kita akan membahas tentang sebuah sabda Baginda Nabi saw akan bagaimana cara menjadi orang yang benar-benar berakal.

Nabi Saw bersabda, “Orang yang berakal akan benar-benar berakal jika ia mampu membagi waktunya menjadi empat bagian.

1. Waktu untuk bermunajat dengan Allah swt;

2. Waktu untuk muhasabah diri sendiri;
    
3. Waktu untuk mengunjungi seorang yang berilmu (supaya orang berilmu tersebut bisa menunjukan jalan yang benar kepadanya);
    
4. Waktu untuk menikmati harta halal yang telah diusahakannya di dunia.”

Sekarang kita akan mengkaji satupersatu dari hadits nabawi yang telah disebutkan di atas.

1. Waktu untuk bermunajat dengan Allah swt

Dalam hadits ini Nabi saw memberikan syarat bahwa salah satu tanda jika benar ia adalah orang yang berakal maka ia mempunyai waktu untuk bermunajat kepada Allah swt. kalau kita kaji bahwasanya salah satu kekhususan seorang manusia adalah butuh dengan yang namanya kenikmatan.

Adapun kenikmatan itu ada yang bersifat jasmani dan adapula yang bersifat rohani. Misalnya dari kenikmatan jasmani adalah memakan makan enak dan bergizi. Lalu untuk kenikmatan rohani misalnya bermunajat dengan Allah swt khususnya waktu shalat tahajud di mana orang lain sedang tertidur pulas dan lain sebagainya.

Akan tetapi patut diperhatikan bahwasanya ada perbedaan antara kenikmatan jasmani dengan rohani. Perbedaan itu ialah bahwa kenikmatan jasmani bisa dirasakan oleh kebanyakan orang, namun tidak dengan kenikmatan rohani dan maknawi, semua orang tidak bisa merasakannya.

Jika ada yang ingin merasakan kenikmatan maknawi dan rohani maka ia harus mempunyai syarat-syarat dan harus menjalani pendahuluan-pendahuluan. Mislanya saja, bertaqwa, menjalankan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan agama,  tidak melakukan dosa secara terus menerus, jika melakukan dosa maka ia bersitighfar dan bertaubat, mengkosongkan hatinya hanya untuk Allah swt dan mereka yang dicintai Allah swt, membaca al-Quran, menangis dan berdoa di sepertiga malam, serta yang lainnya.

Maka dari itu mempunyai waktu khusus untuk bermunajat dengan Allah dimana kita bisa mengkosongkan beban hati dan pikiran kepada-Nya adalah sebuah kebutuhan dan orang berakal pasti akan sadar akan kebutuhan tersebut. selain itu juga bermunajat kepada Allah adalah sebuah kenikmatan yang mana setiap insan secara mutlak membutuhkannya.