Tugas dan Metode Penelitian para Mutakalim

Ilmu kalam memiliki lima tugas penting, kelima tugas itu adalah:

1 Istinbat.

2 Memberi penjelasan.

3 Menata dan merapikan.

4 Membuktikan.

5 Membela.

Metode yang dipakai dalam ilmu secara umum ada tiga metode, Naqli, Tajribi, dan Aqli. Namun dalam ilmu kalam hanya dipakai dua metode, yaitu metode Aqli dan metode Naqli saja.

Terkait tugas ilmu kalam yang pertama yaitu:

Istinbat, pihak yang melakukan tugas ini disebut dengan seorang mutakalim, mereka meneliti Quran dan Sunah, dua sumber penting dan utama dalam ilmu aqidah islam, mereka menggunakan metode aqli dan naqli guna menemukan dan merumuskan kaidah-kaidah ilmu kalam, jadi mereka menghasilkan ilmu ushul i’tiqadi, ushul dalam ilmu aqidah.

Penjelasan. Setelah menemukan dan merumuskan kaidah aqidah islam, tugas selanjutnya adalah menjelaskan kaidah-kaidah tersebut sehingga mudah dipahami oleh kalangan manapun. Mengingat dalam Islam dalam beraqidah tidak boleh hanya taqlid, hanya ikut-ikutan, tapi harus memahami dalilnya juga, baik dalil aqli atau naqli sehingga sampai pada keyakinan yang diharapkan. Mutakalimin berusaha menjelaskan cara memahami kaidah ini, dari cara yang rumit untuk kalangan akademis sampai cara yang paling sederhana untuk kalangan orang berpendidikan rendah, kalangan non akademis, dengan ini seorang muslim dapat memahami dalil keyakinan mereka baik secara aqli atau naqli sesuai porsi cara memahami yang mereka miliki. Selain itu penjelasan ini juga meliput tahap menghilangkan keraguan ketika ada subhat-subhat yang dilemparkan oleh musuh-musuh islam. Keberadaan mutakalim membantu umat agar terjaga dari berbagai hoaks. Hoaks semakin hari semakin tidak terkendali, kebiasaan tidak melakukan saring sebelum sharing, memperparah mudahnya pemikiran menyimpang bisa sampai ke maysarakat luas.

Menata, tugas yang tidak kalah penting adalah menata, merapikan dan mengklasifikasi materi dan tema-tema ilmu kalam. Kenyataannya ilmu kalam pada awalnya itu tersebar secara acak di Al-Quran dan hadis. Setelah diketahui bahwa suatu ayat dan hadis adalah tentang ilmu kalam, para mutakalimin bertugas mengelompokkan masing-masing ayat dan hadis tersebut sesuai tema bahasannya, hal ini sangat penting dan mempermudah bagi siapa saja yang ingin memahami ilmu kalam secara runut dari yang sederhana sampai ke tahap yang lebih rumit. Tugas mutakalim ini akan membantu para peneliti ketika ingin melanjutkan atau setidaknya untuk memperdalam ilmu kalam di kemudian hari. Selain itu ketika ayat dan hadis sudah diklasifikasi maka relasi masing-masing ayat dan hadis, ayat dengan ayat, hadis dengan hadis akan lebih mudah dilakukan, hal ini akan mempercepat proses perkembangan ilmu kalam itu sendiri.

Pada perkembangannya juga akan mudah proses penelitian relasi ilmu kalam dengan ilmu-ilmu yang lain. Peran dan pengaruh ilmu kalam bagi sosial masyarakat umat Islam dan semacamnya. Dari sini terlihat bahwa tugas seorang mutakalim adalah tugas yang tidak ringan dan sangat bermanfaat.

Itsbat [pembuktian], Mutakalim bertugas juga untuk memberikan dalil pembuktian atas hasil akhir yang sudah ditemukan dan sudah dirapikan tersebut. Pembuktian sehingga tidak adalah lagi dalil yang lebih kuat untuk menolak dalil para mutakalim tersebut.

Membela, tugas mutakalim tidak berhenti pada satu titik, mereka adalah penjaga, sewaktu-waktu kelompok anti islam melontarkan keragu-raguan untuk membingungkan masyarakat muslim, mereka siap untuk menolong masyarakat, memberikan penjelasan dan pembelaan, sehingga tidak tersisa lagi keraguan dengan penjelasan yang diberikan.

Metode mutakalimin

Mutakalim juga menggunakan metode khusus dalam melakukan penelitian seputar ilmu kalam ini, metode yang mereka pakai adalah metode Aqli dan juga metode Naqli. Metode umum yang sering dipakai dalam metode aqli adalah konsep analogi.

Metode Naqli adalah metode tekstual, jadi penelitian berdasarkan ayat-ayat Quran dan hadis tentang ilmu kalam, relasi masing-masing ayat, relasi ayat dengan hadis, juga relasi antara ilmu kalam dengan ilmu-ilmu lainnya.

Perlu disampaikan disini bahwa Al-Quran adalah salah satu hal yang kebenarannya dan kesesuaiannya dengan kenyataan sudah tidak bisa dipungkiri lagi.

Pada kenyataanya metode aqli dan naqli digunakan bersama sama jadi tidak terpisah, mutakalim pada awalnya membuktikan secara logis dalil-dalil alinya, kemudian didukung dengan dalil-dalil dari Quran dan juga dari hadis. Dengan demikian keduanya berjalan seimbang beriringan.

Ada tiga kelompok metode pembuktian. Sebagian ada yang bisa dibuktikan bersamaan antara aqli dan naqli namun sebagian lain ada yang hanya bisa dibuktikan dengan metode aqli semata, sebagai misal ketika menggunakan pembuktian keberadaan Tuhan, pembuktian ke Esaan Tuhan dan semacamnya, disini hanya menggunakan metode aqli semata, kelompok ketiga metode yang dipakai hanya metode naqli semata, misalnya pembuktian tentang apa yang akan terjadi ketika kematian menjemput, seputar alam barzah, seputar surga dan neraka. Semua ini hanya bisa dibuktikan dengan dalil naqli, jika ada pembuktian aqli semua itu hanya usaha pendekatan semata. Manusia di alam barzah itu seperti orang tidur dan sedang bermimpi, mimpi berjalan kemana-mana padahal sejatinya jasadnya tidak berpindah tempat.

Demikianlah tugas-tugas dari seorang mutakalim yang juga disebut dengan ahli kalam.

Sumber: Amuzesye kalame eslami