Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kekasihmu Akan Selalu Mingingatmu

1 Pendapat 05.0 / 5

Alkisah salah seorang sahabat Amirul Mukminin Ali bin abi Thalib as yang bernama Al-Nakhil, selalu menyempatkan diri untuk sholat berjamaah di Masjid Kufah sebagai makmum Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib as. Al-Nakhil selalu datang mengikuti shalat Maghrib dan Isya.
Ia tinggal agak jauh dari Kufah. Ia datang setiap malam, karena rindu pada sang Imam.
Tetapi begitu banyaknya orang yang punya keperluan tak memberinya kesempatan untuk bisa dekat dengan Amirul Mukminin Ali bin abi tholib as.
Ia mengira mungkin Amirul Mukminin Ali as tak tahu siapa dirinya, tak tahu siapa namanya. Namun sekadar hadir dan menatap wajah Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib as sudah sangat membahagiakannya.
Satu hari, ia jatuh sakit. Selama beberapa hari, ia tidak datang sholat berjamaah masjid kuffah. Istrinya merawatnya dirumahnya yang berjarak jauh dari kota kuffah.
Setelah hari ketiga, tiba-tiba muncul dalam dirinya kerinduan yang tak dapat dibendung. Keinginan yang tak dapat ditahan.
Masih dalam keadaan sakit, ia meminta izin pada istrinya untuk berangkat ke masjid. “Engkau masih sakit,” cegah istrinya.
Al-Nakhil menjawab “Semoga kepergianku ke masjid menyembuhkanku…”
Dengan badannya yang terhuyung, ia mengayunkan langkahnya hingga tiba dimesjid, demi melihat wajah seorang sangat dicintainya.
Sesampainya di masjid, ia bergabung bersama jamaah shalat. Wajahnya berseri ,betapa bahagia ia melihat pemimpin yang dicintainya hingga ia lupa akan rasa sakitnya.
Usai Maghrib dan Isya, Amirul Mukminin Ali as berpaling dan terdengar memanggil namanya, “Kemarilah al-Nakhil…”
Hampir-hampir al-Nakhil tak percaya, dalam batin ia berkata,
"Amirul Mukminin Ali as tahu namaku…dari mana..? Akukah yang ia seru.”
“Kemarilah al-Nakhil..” kali ini suara Amirul mukminin terdengar lebih berat.
Jelas ditujukan pada dirinya. Dalam kebingungan bercampur kebahagiaan, ia mendekat. Ia peluk tubuh Amirul Mu’minin dengan erat dengan berderai air mata ia berkata “Aku sungguh merindukanmu, wahai pemimpinku.”
“Tidak,” Jawab Amirul Mukminin Ali as.
“Melainkan aku merindukanmu lebih dari dirimu.”
“Bagaimana mungkin..?" jawab Al-Nakhil dengan kebingungan.
"Apakah engkau mengetahuiku..? Aku sakit, dan dalam sakitku aku merindukanmu, aku hanya ingin menatap wajahmu.”
Kemudian terdengar jawaban Amirul Mukminin sambil tersenyum berkata :
“Kau merinduku karena aku merindukanmu. Kerinduanmu kepadaku karena kerinduanku kepadamu. Akulah yang memanggilmu, hingga kau merindukanku.”
Kemudian Amirul Mukminin Ali as berkata, "Demi Allah, aku dan anak-anakku (Imam setelahku) tahu dengan sangat jelas nama dari setiap pecinta dan pengikut kami, baik dari masa kini maupun masa yang akan datang"