Mahdawiah Sebagai Tuntutan Fitrawi Manusia(1)

Dua hal menjadi pokok pembahasan yakni makna mahadawiah dan makna fitrah, selanjutnya akan dikaji ada tidaknya relasi antara mahdawiah dengan fitrah itu sendiri.

Mahdawiah

Mahdawiah dapat diuraikan sebagai sebuah keyakinan bahwa di akhir zaman akan muncul seorang juru selamat yang akan memimpin ummat manusia dalam menegakkan keadilan seta menghancurkan kezaliman. Dialah ahli waris sejati kepemimpian di atas muka bumi.

Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Az-Zikr (Lauh Mahfuzh), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh. [1]

Dzikr di ayat ini disebutkan bahwa sudah menjadi ketentuan di lauhil mahfudz, sebagai ketentuan dari Allah Swt. Bahwa dunia ini akan diwarisi oleh hamba Allah yang saleh. Jadi merupakan sesuatu yang pasti akan terjadi dan tidak terbantahkan.

Pembuktian kebenaran mahdawiah diantaranya adalah dengan merujuk kepada teks-teks agama. Merujuk kepada hadis-hadis nabi Muhammad Saw. Merujuk kepada ayat-ayat Al-Quran yang mengindikasikan bahwa Imam Mahdi Afs pasti akan muncul dan memimpin dunia dengan keadilan. Sebuah kepastian tekstual bahwa pasti akan ada seorang juru selamat diakhir zaman.

Selain pembuktian tekstual menggunakan teks-teks hadis dan ayat quran. Ada juga cara pembuktian lain yakni pembuktian dengan dalil fitrah.

Bangunan Argumen Fitrah Keyakinan pada Mahdawiah

Fitrah adalah naluri (instink) yang baik. Jadi fitrah sendiri sebenarnya ada dalam lingkup domain instink atau naluri. Instink sendiri adalah kecenderungan yang ada di dalam hewan tertentu. Karakteristik naluri dapat disebutkan sebagai berikut:

 1. Telah ada sejak lahir.
 2. Ada di seluruh hewan jenis tersebut (everything).
 3. Bisa ditemukan pada hewan itu di sepanjang waktu (everytime).
 4. Bisa ditemukan pada hewan itu di tempat mana saja mereka berada. (everywhere).

Instink selalu everything, everytime, dan everywhere, jadi pada hewan dengan jenis yang sama maka kesamaan itu pasti akan ditemukan sejak hewan itu lahir. Walau memang selalu ada anomali. Karena lingkungan yang berbeda, karena dilatih manusia dll sehingga muncul sedikit perbedaan pada hewan dengan jenis yang sama. Jadi anak kuda, kapan pun tahun berapa pun, sejak hewan itu ada, dimana pun lahirnya dibenua Asia, Afrika, Asia atau Amerika, hewan itu pasti secara keseluruhan satu paket memiliki instink yang sama. Bahwa ketika mereka baru lahir maka mereka akan mencari sumber air susu dari induknya.

Hewan buas yang merupakan kelompok carnivora, hewan pemakan daging pun tidak memakan anak mereka sendiri. Hewan-hewan ini tidak hanya tidak memakan anaknya bahkan juga sekuat tenaga akan melindungi anak-anak tersebut. Menyayangi dan melindungi dari berbagai bahaya yang biasa mengancam keselamatan mereka.

Induk ayam seketika berubah menjad galak dan kasar. Dia akan marah besar ketika telur atau anak-anaknya diganggu atau didekati hewan asing. Dia akan melawan tanpa peduli apakah dia mampu mengalahkan hewan yang mengancam nyawa anak-anaknya itu atau tidak. Dia akan melakukan pembelaan sekuat tenaga bahkan andai nyawanya harus menjadi korban dalam pembelaan itu.

Semua hewan memiliki instink biologis, dimana dengan instink inilah keberlangsungan hidup mereka tetap terjaga. Tidak ada satu hewan pun kecuali manusia yang menolak hamil karena takut menjadi tidak langsing lagi. Semua hewan betina selalu siap untuk hamil dan kemudian melangsungkan regenerasi keturunan sehingga jenisnya tidak akan punah.

Naluri dapat dipastikan keberadaannya melalui penalaran induktif komprehensif (istiqra taam). Ketika di semua objek yang diteliti ditemukan kecenderungan seperti itu (kecuali jika ada anomali), maka dipastikan bahwa naluri yang dimaksud memang ada pada hewan-hewan tersebut.