Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Pancaran Cahaya Ramadhan (14)

1 Pendapat 05.0 / 5

Ketika sahur, Allah swt menganugerahkan rahmat dan ampunan kepada para hamba-Nya yang berdoa, dan memohon pengampunan.

Sahur menjadi momentum penting dan sakral. Betapa banyak cendekiawan dan ulama yang telah mencapai kemuliaan hidupnya berkat momentum sahur. Oleh karena itu, ajaran Islam sangat menekankan pentingnya beribadah di sepertiga malam terakhir, terutama di waktu sahur.

Salah satu pengalaman indah di bulan suci Ramadhan adalah bangun di waktu sahur. Orang yang berpuasa disunatkan untuk bangun dan menyantap makan sahur, bahkan jika itu hanya dengan sebutir kurma, atau minum seteguk air saja. Makan sahur memiliki efek spiritual yang setara dengan ibadah sebelum shubuh.

Selain makan,waktu sahur sebagai momentum doa dan munajat demi mendekatkan diri kepada Allah swt. Di bulan suci Ramadhan juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca al-Quran dan shalat malam.

Rasulullah swt bersabda, "Setiap kali seorang hamba sendirian di jantung malam yang gelap dengan Tuhan dan bermunajat kepada-Nya, maka Allah swt akan menyinari hatinya dengan cahaya iman...Ketika itu Allah swt berfirman kepada para malaikat: Wahai para malaikat, lihatlah hambaku, yang sendirian bersamaku di tengah malam gulita, ketika orang-orang yang disibukkan dunia kelelahan, tapi ia menemuiku. Bersaksi memaafkannya,".

Bulan suci Ramadhan adalah bagian tertinggi dari kehidupan manusia, dan shalat tahajud menjadi lompatan tertinggi bagi umat manusia untuk berpuasa. Seperti yang dikatakan Nabi Muhammad Saw, "Sholat malam adalah sarana untuk meraih ridha Allah swt dan persahabatan dengan para malaikat. Sholat malam adalah tradisi dan metode para Nabi sekaligus cahaya pengetahuan dan akar iman. Ketika Hari Kiamat tiba, shalat malam akan melindungi manusia. Ia menjadi mahkota di kepalanya dan pakaian di tubuhnya, seperti cahaya di depannya dan penghalang dari api Neraka. "

Hukum suntik dan infus dalam keadaan puasa merupakan salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan masyarakat dalam menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Menurut ajaran Islam dan aturan puasa, sudah menjadi keharusan bagi orang yang berpuasa untuk tidak menggunakan suntikan penguat ke pembuluh darah, atau infus saat berpuasa dengan tujuan supaya kuat. Tapi tidak ada masalah dengan menyuntikkan obat ke otot atau anestesi serta mengoleskan obat pada bagian yang cedera.

Disarankan bagi orang yang berpuasa untuk tidak menggunakan suntikan yang digunakan sebagai pengganti makanan. Selain itu, suntikan vaksin hepatitis B yang disuntikkan secara intramuskular atau di bawah kulit tidak menimbulkan masalah selama puasa Ramadhan.

Biasanya di kalangan mahasiswa kedokteran atau keperawatan diajarkan penyuntikan yang menggunakan air suling kepada mahasiswa. Perlu diketahui bahwa jika air ini disuntikkan ke otot tidak akan membatalkan puasa, tetapi jika disuntikkan ke pembuluh darah maka akan membatalkan puasa.

Endoskopi, alat yang masuk ke dalam tubuh dan mengambil gambar tanpa memasukkan apapun ke dalam perut, termasuk dalam kategori yang perlu dihindari bagi orang yang berpuasa. Sebagai bentuk kehati-hatian, transfusi darah juga berpotensi membatalkan puasa. Selain itu, penggunaan supositoria tidak membatalkan puasa.

Selain itu ada Amalah atau Tankiyah yang membatalkan puasa lainnya, yang berarti memasuki cairan ke dalam tubuh. Jika ini dilakukan bahkan karena paksaan dan untuk pengobatan, maka membatalkan puasa. Pada saat yang sama, obat khusus yang tersedia untuk pengobatan beberapa penyakit ginekologi dan dimasukkan ke dalam tubuh, tidak merusak puasa dan tidak membatalkannya.

Sebagaimana hari-hari sebelumnya, berpuasa dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Oleh karena itu, puasa bukan hanya tidak makan atau minum saja, tapi juga menjaga mata, telinga, lidah, tangan, kaki, hati, dan lainnya. Semua anggota tubuh dan persendian kita harus berpuasa dan menghindari yang terlarang.

Ramadhan adalah bulan amalan, pelatihan dan persiapan untuk jihad besar, dan jihad besar ini adalah perjuangan melawan ego diri. Jiwa yang ingin bertemu dengan kebenaran dan berpaling dari segala sesuatu selain Allah swt dan tidak mengenal kesenangan selain kesenangan bertemu dengan-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Fajr ayat 27 hingga 30 sebagai berikut, "Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku,".

Dalam latihan satu bulan ini, Tuhan juga mengulurkan bantuan-Nya kepada kita dan memberikan hadiah dan berkah terbesar kepada hamba-hamba-Nya. Ramadhan adalah kesempatan terbaik untuk mematahkan belenggu yang telah diikat di tangan dan kaki kita selama hidup kita, karena dosa yang dilakukan baik sengaja maupun tidak. Salah satu doa yang dianjurkan untuk diucapkan setiap hari atau setiap malam di bulan Ramadhan adalah doa yang sangat singkat sebagai berikut:

"Ilahi, Tuhan yang menganugerahkan bulan Ramadhan, Engkau menurunkan Alquran dan mewajibkan puasa pada hamba-hambamu, menunaikan ibadah haji di Baitullah tahun ini dan setiap tahun, dan maafkan aku atas dosa-dosa besarku, karena tidak ada yang mengampuniku kecuali Engkau yang Maha Pengasih dan Penyayang,".

«اللّهُمَّ رَبَّ شَهْرِ رَمَضانَ الَّذِى أَنْزَلْتَ فِیهِ الْقُرْآنَ، وَافْتَرَضْتَ عَلَى عِبادِکَ فِیهِ الصِّیامَ، ارْزُقْنِى حَجَّ بَیْتِکَ الْحَرامِ فِى هذَا الْعامِ وَفِى کُلِّ عامٍ، وَاغْفِرْ لِىَ الذُّنُوبَ الْعِظامَ فَإِنَّهُ لَایَغْفِرُها غَیْرُکَ یَا ذَا الْجَلالِ وَالْإِکْرامِ.»