Pancaran Cahaya Ramadhan (15)

Salah satu hikmah dan filosofi bulan suci Ramadhan adalah peningkatan kepekaan sosial terhadap orang-orang yang membutuhkan.

Umat ​​Islam yang berpuasa dengan rasa lapar dan haus di bulan suci Ramadhan, selain mengingatkan haus dan lapar di Hari Kiamat kelak, juga mengingatlah rasa lapar orang miskin dan tak berdaya, serta meningkatkan kepedulian terhadap mereka.

Bulan suci Ramadhan memasuki pertengahan. Kita bersyukur kepada Allah swt karena masih diberikan kesempatan untuk beribadah di bulan suci ini. Momentum pertengahan bulan suci Ramadhan juga disebut sebagai "Hari Ikram" karena bertepatan dengan peringatan kelahiran cucu Nabi Muhammad Saw, Imam Hassan Mujtaba, yang dikenal dalam sejarah dengan berbagai keutamaan akhlaknya, terutama kedermawanannya.

Pada hari Jumat terakhir bulan Sya'ban, Rasulullah Saw menyampaikan khutbah dengan mengatakan, "Wahai manusia! Bulan mulia akan datang kepadamu di mana di dalamnya  ada "Lailatul Qadr", yang lebih baik dan lebih tinggi dari seribu malam dan itu adalah bulan Ramadhan. ... Dan pahala orang yang melakukan perbuatan baik demi mendekatkan diri kepada Allah swt di bulan ini adalah pahala orang yang telah melakukan salah satu amal ilahi, dan pahala orang yang melakukannya di bulan ini seperti pahala seseorang yang melakukan tujuh puluh amalan wajib di bulan-bulan lain,".

Ya, salah satu hikmah dan filosofi bulan suci Ramadhan adalah meningkatkan keperdulian sosial terhadap orang-orang yang tidak berdaya dan membutuhkan. oleh karena itu, salah satu nama bulan suci Ramadhan adalah bulan Muwasah, yang berarti membantu orang lain. mengenai makna istilah ini, Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Muawasah berarti membersamai dan membantu saudara seiman dalam segala hal. Manusia mengetahui tugasnya memberikan bantuan intelektual, bantuan keuangan, bantuan fisik, dan juga menjaga harga dirinya,".

Selama bulan suci Ramadhan sangat ditekankan untuk meningkatkan keperdulian terhadap orang-orang yang membutuhkan. Banyak orang sekarang menganggur karena masalah yang disebabkan oleh virus Corona (Covid-19). Pandemi ini menyebabkan banyak usaha yang gagal, sehingga banyak orang yang tidak dapat menghidupi keluarganya. Dalam situasi demikian, Muslim yang berpuasa telah memperhatikan seruan Nabi Muhammad Saw yang menyebut bulan Ramadhan sebagai bulan keperdulian kepada sesama untuk meringankan penderitaan yang mereka alami.

Perlu diketahui bahwa jika orang yang berpuasa melakukan sesuatu dengan sengaja dan sukarela yang membatalkan puasanya, maka puasanya batal. Tapi jika tidak disengaja, seolah-olah kakinya terpeleset dan tenggelam di air, atau dia makan atau minum karena lupa, maka puasanya tidak batal, atau jika ada sesuatu yang dipaksakan ke dalam tenggorokannya maka puasanya tidak batal, baik puasanya wajib atau sunah.

Jika seseorang meragukan apakah dia telah berbuka puasa atau tidak, misalnya, dia meragukan apakah dia telah menelan debu tebal yang masuk ke mulutnya atau tidak, maupun apakah dia menumpahkan air ke dalam mulutnya, maka puasanya tetap sah.

Salah satu amalan ibadah penting, terutama selama bulan Ramadhan, yang merupakan anjuran Nabi Muhammad Saw adalah sujud panjang. Oleh karena itu, kita dianjurkan sujud panjang setiap hari dalam shalat di bulan suci ini. Waktu sahur adalah momentum tepat untuk menunaikan sujud ini Allah swt selalu memanggil Nabi-Nya untuk beribadah di malam hari, sebagaimana dalam ayat pertama Surah Muzamil, "Hai orang yang berselimut, bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),".

Waktu sahur di bulan suci Ramadhan adalah kesempatan yang baik untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dengan memanfaatkanmomentum khusus ini. Janganlah kita lupa bahwa di akhir shalat ini, kita memohon doa dan ampunan kepada Allah swt untuk semua Muslim dan semua yang tertindas di dunia.

Dalam petikan dua sahur yang biasa dibaca, kita bermunajat kepada Allah swt,

"Ilahi, aku memohon kepada-Mu dengan tingkat keindahan-Mu yang paling indah, sedangkan semua tingkat keindahan-Mu indah. Tuhanku, aku memohon kepadamu dengan tingkatan keindahan yang terindah.

Tuhanku, aku memohon kepada-Mu dengan tingkat keagungan-Mu yang agung, sedangkan semua tingkat keagungan-Mu agung. Ilahi, aku memohon kepada-Mu dengan tingkatan keagungan-Mu yang teragung.

Ilahi, aku memohon kepada-Mu dengan tingkatan kemuliaan-Mu yang paling mulia, sedangkan semua tingkatan kemuliaan-Mu mulia. Aku memohon kepada-Mu dengan tingkatan kemuliaan-Mu yang termulia.