Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kunjungan Sayidah Ma'sumah (sa) ke Qom

1 Pendapat 05.0 / 5

Rombongan yang dliputi rasa bahagia dan dan diringi bacaan sholawat telah tiba di kota Qom. Masyarakat setempat menyambutnya dengan menyembelih kambing . Hal itu dilakukan dengan tamu istimewa tersebut dilindungi dari segala bencana. Tamu istimewa itu adalah salah satu keluarga Rasulullah Saww. Ketika masyarakat setempat mendengar bahwa putri Imam Musa Al-Kadzim, Sayidah Fatimah Masumah akan berkunjung ke kota Qom, mereka sangat bergembira. Sayidah Fatimah Masumah disambut gembira oleh masyarakat setempat dengan rasa haru yang mendalam. Bahkan tidak sedikit yang meneteskan air mata. Mereka teringat dengan ayahnya Imam Musa Al-Kadzim dan saudaranya, Imam Ali Ar-Ridho as. Dengan tibanya Sayidah Fatimah Masumah, aroma keluarga Rasulullah Saaw semerbak di seluruh penjuru kota tersebut.

Masyarakat menyadari bahwa Rasulullah Saww dan keluarganya adalah petunjuk kebahagiaan dan sumber keberkahan. Selain itu, peninggalan mereka dinilai sebagai sumber yang istimewa bagi ummat Islam. Di manapun ditemukan tanda-tanda yang bersumber dari manusia-manusia langit tersebut, rahmat dan keberkahan ilahi dapat dirasakan di sana. Sangat lah wajar, jika Rasulullah Saww menegaskan bahwa mencintai keluarganya merupakan sumber kemuliaan dan ketakwaan.

Kini, kota Qom dilingkupi cahaya ilahi yang bersumber dari makam suci Sayidah Fatimah Masumah. Ribuan peziarah setiap harinya memadati makam suci perempuan agung dari keluarga Rasulullah Saww. Makam suci itu terletak di jantung kota Qom yang juga salah satu pusat ilmu agama di dunia. Para pelajar dari seluruh penjuru dunia mendatangi kota ini untuk menimba ilmu agama.

Dalam Islam, kesempurnaan dan kepribadian manusia sangat berhubungan erat dengan keimanan dan keilmuannya. Manusia makin sempurna ketika terus melangkah ke arah keimanan dan keilmuan. Dalam surat Al Muajdilah ayat 11, Allah Swt berfirman , “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.” Ayat-ayat Al-Quran menafikan keistimewaan seseorang atas orang lain dan menegaskan bahwa seseorang yang paling mulia adalah sosok yang paling bertakwa. Pencapaian ketakwaan dan penjagaan diri dapat dikatakan sebagai sarana terbaik untuk menggapai kesempurnaan. Ini merupakan tujuan sebenarnya dalam kehidupan ini yang diincar oleh para pencari kebenaran. Sayidah Fatimah Masumah adalah di antara sosok istimewa di kalangan perempuan muslim karena ibadah dan ketakwaannya.

Kelimuan dan keimananan Sayidah Fatimah Masumah menunjukkan posisi dan keistimewaan perempuan dalam sejarah dan budaya Islam. Dalam sejarah disebutkan sejumlah perempuan agung yang berhasil menggapai tingkat kemuliaan dan kemanusiaan seutuhnya. Allah Swt dalam ayat-ayat Al-Quran menyebut Sayidah Maryam dan Asiah sebagai tauladan bagi kaum Hawa dan Adam. Para pakar sejarah dan ulama menyatakan bahwa Sayidah Fatimah Masumah mempunyai tempat yang paling mulia di tengah putri-putri Imam Musa Al-Kadzim as. Ketika Imam Musa as tidak ada di tempat, Sayidah Fatimah Masumah menggantikan posisi ayahnya untuk menjawab pertanyaan-pertanya an yang dilontarkan masyarakat saat itu.

Pada suatu hari, sekelompok pengikut Ahlul Bait as berkunjung ke Madinah untuk menemui Imam Musa Al-Kadzim as dan menyampaikan pertanyaan-pertanya an kepada beliau. Setelah mereka tiba di kota Madinah, mereka tidak berhasil menemui Imam Musa Al-Kadzim karena beliau tengah melakukan perjalanan. Mereka pada akhirnya menyampaikan pertanyaaan yang sudah disiapkan kepada Sayidah Fatimah Masumah yang saat itu masih kecil. Keesokan harinya, mereka kembali mendatangi rumah Imam Musa Al-Kadzim as, tapi beliau belum kembali dari perjalanannya. Para pengkut Ahlul Bait as kembali meminta pertanyaan-pertanya an yang diajukan kepada Imam Musa. Saat itu, Sayidah Fatimah Masumah yang masih kecil telah menulis seluruh jawaban pertanyaan tersebut dengan detail dan sempurna. Jawaban yang ditulis putri Imam Musa Al-Kadzim membuat mereka terkejut dan kagum. Ketika Imam Musa Al-Kadzim kembali dari perjalanannya, beliau membaca jawaban sempurna yang ditulis Sayidah Fatimah dan berkata, “Jiwa ayahnya untuknya.”

Terkadang Sayidah Fatimah Masumah as menyampaikan pencerahan kepada masyarakat saat itu dengan mengutip hadis. Dengan ibarat lain, beliau saat itu adalah salah satu perawi hadis. Yang menarik lagi, hadis-hadis yang disampaikan Sayidah Fatimah Masumah berlandaskan pada riwayat kuat yang mengokohkan pondasi kepimimpinan atau imamah. Hadis-hadis yang disampaikannya menunjukkan bahwa kepemimpinan itu ditentukan oleh Rasulullah Saww. Untuk itu, para Imam adalah pengganti Rasulullah Saww yang paling layak.

Sayidah Fatimah Masumah lahir pada tanggal 1 Dzulqaidah tahun 173 di kota Madinah. Ayahnya adalah Imam Musa Al-Kadzim, sedangkan ibunya bernama Najmah Khatoun. Semenjak kecil, Sayidah Fatimah Masumah menyaksikan langsung para musuh yang mengganggu dan menyakiti keluarga Rasulullah Saww berikut para pengikut mereka. Ketika Imam Musa Al-Kadzim as dipenjara di tahanan dinasti Abbasiah yang lalim, Sayidah Fatimah Masumah di bawah bimbingan saudaranya Imam Ali Ar-Ridho as, mencapai derajat kelimuan dan keirfanan yang tinggi.

Imam Ali Ar-Ridho as mempunyai hubungan dekat dengan sauadara perempuannya, Sayidah Fatimah Masumah. Ketika Khalifah Dinasti Abbasiah saat itu, Makmun, memaksa Imam Ali Ar-Ridho as ke Marv, Sayidah Fatimah Masumah as mulai mengalami masa sulit karena harus berpisah dengan saudaranya yang juga pembibingnya. Setelah bertempat tinggal di Marv, Imam Musa Al-Kadzim menulis surat ke Sayidah Fatimah Mashumah. Setelah menerima surat tersebut, Sayidah Fatimah Masumah bertolak menuju kota Marv, tempat tinggal baru Imam Ali Ar-Ridho. Di tengah perjalanan menuju kota Marv, Sayidah Fatimah Masumah tiba di kota Qom. Di kota tersebut, beliau tidak dapat melanjutkan perjalanan ke kota Marv. Tidak lama setelah itu, beliau menghembuskan nafas terakhirnya di kota suci Qom.

Karimah Ahlul Bait, Masumah, Mohadasah, Thahirah dan Hamidah adalah di antara gelar-gelar Sayidah Fatimah Masumah . Gelar yang ada telah menunjukkan kesempurnaan putri Imam Musa Al-Kadzim as itu. Sayidah Fatimah Masumah as adalah sosok yang alim dan bertakwa, pembimbing yang tangguh dan orator. Dalam bagian doa ziyarah kepada Sayidah Fatimah Masumah disebutkan salam kepada-mu yang suci, terpuji, berperangai baik, dan bertakwa.

Karena kesucian jiwa Sayidah Fatimah Masumah as, Imam Ali Ar-Ridho menyebutnya dengan gelar Masumah dan berkata, ” Siapapun yang berziarah ke kota Qom, sama halnya ia berziarah kepada-ku.” Imam Shadiq as berkata, ” Seorang perempuan dari sulbiku yang bernama Fatimah, putri Musa Al-Kadzim as, akan meninggal dunia di kota Qom. Para pengikutku akan masuk surga dengan syafaatnya.