Poin-poin Agar Tegar Menghadapi Pahit dan Beratnya Ujian Hidup

Mengenang kehidupan Nabi dan keluarga beliau berarti mengenang sebagian besar kehidupan dan kenyataan ujian hidup yang sulit dan berat. dan Mereka berhasil melalui semua ujian itu dengan kemenangan besar, menghadap Allah tanpa rasa malu karena telah melakukan hal terbaik dalam kehidupan yang dijalani.

Bulan Muharam dan Safar adalah bulan dimana ujian sangat besar dialami Imam Ali Zainal Abidin Sajjad as.

Umat manusia selama masih di alam fana maka selalu dan akan terus mendapatkan berbagai ujian silih berganti, ujian kecil maupun besar. Sebelum menyerah dan berputus asa maka kita umat manusia semestinya menengok sejarah apa-apa yang terjadi pada Imam Ali Zainal Abidin as, Kondisi Pada masa awal masa Imamah beliau sangatlah sulit. Beliau adalah salah satu Imam yang ditetapkan dan dipilih Allah Swt secara langsung melalui lisan Nabi-Nya[1], tapi umat sebagian besar tidak mengetahui hal itu, tidak mengetahui atau bahkan menolak keberadaan seorang Imam yang sah sebagai utusan Allah Swt. Umat Islam banyak yang tidak mengenali beliau sebagai seorang Imam zaman.

Ujian yang jauh lebih besar lagi adalah ketika beliau di Karbala, dimana beliau berada disana namun beliau diperintahkan Imam Husain as untuk tidak turun ke medan laga. Beliau harus benar-benar menahan diri mengalahkan semua dan meletakkan semua dibawah perintah ayah yang sekaligus sebagai ayah kandung beliau sendiri. Kondisi beliau ini tidak jauh beda dengan kondisi Imam Ali as, dimana Imam Ali as harus menahan diri pada peristiwa penyerangan rumah beliau, ketika akhirnya Fatimah alaiha salam harus menahan derita besar terluka yang mengantarka beliau bertemu dengan ayahanda. Imam Ali diperintahkan Nabi Saw agar tidak melakukan perlawanan. Begitu juga sahabat-sahabat Imam Ali, mereka juga harus menahan diri untuk tidak menghunus pedang melihat Imam Zamannya dizalimi umat yang membanggakan diri sebagai sahabat Nabi.[2]Imam Ali harus bersabar dengan kesabaran yang sebenar-benarnya[3]. Demikian halnya Imam Ali Zainal Abidin as. Beliau harus bersabar dan taat kepada perintah ayahanda beliau, imam zaman beliau, sementara ayah beliau dibantai, saudara dan keponakan beliau dicincang oleh oknum muslimin.

Imam Ali Zainal Abidin as harus melewati pemerintahan zalim Yazid bin Muawiyah selama kurang lebih tiga tahun. Sejarah mengatakan bahwa Yazid berbuat kerusakan sedemikian rupa. Salah satunya selalu mengincar dan membunuh putra putri keturunan Nabi. Kaum alawiyin harus pergi ke Yaman, pergi ke berbagai negara demi menghindari pengejaran dan kezaliman oknum pemerintahan islam ini.

Yazid juga menyerang Kota Mekah dan Madinah, menyerang dengan tetap memakai nama Islam sebagai baju yang disandang. Ini juga ujian lain bagi Imam Ali Zainal Abidin. Beliau sebagai pemegang tampuk Imamah yang sah namun tidak memiliki power yang cukup untuk merubah keadaan. Pilihan yang beliau miliki waktu itu hanya satu yaitu menjaga jiwa beliau dan orang-orang yang mengikuti beliau. Sehingga ketika beliau pergi naik haji, tidak ada yang mengenali beliau sebagai keturunan Nabi yang paling ahli di bidang ilmu quran dan ilmu Islam.

Namun kita dapati Imam Sajjad as bersabar dan pelan namun pasti beliau bergerak dan bangkit, terus menerus dengan berbagai cara dan upaya menyerukan visi misi dari asyua Imam Husain as. Pada titik tertentu Imam Sajjad as ini juga memiliki kemampuan untuk memerdekakan budak. Puluhan bahkan ratusan budak telah beliau bimbing dan beliau bebaskan tanpa diminta imbalan.

Ujian yang kita dapati tidak sedikit yang bersumber dari kekeliruan atau kemalasan kita. Sangat jelas tertuang dalam al-Quran perintah “Makanlah dan minumlah tapi tidak berlebih-lebihan” “Makanlah dari makanan yang halal lagi baik”, Karena tidak disiplin dalam mengkonsumsi makanan atau minuman. Sembarang dalam memilih makanan. Akhirnya kita pun menderita sakit, bukan menjadi ujian mungkin lebih layak disebut sebagai sebuah teguran.

Kesimpulan:

Kita memang memiliki berbagai ujian, namun kita harus tegar dan kukuh menghadapinya, berdoa, berjuang dan bertawakal kepada Allah Swt. Semoga kita termasuk orang-orang yang lulus dari dari berbagai ujian kehidupan yang ada. Bisa memiliki level lebih tinggi setelah melewati ujian yang kita hadapi hingga mendapat kelayakan berkumpul dengan pecinta manusia-manusia suci.

[1] QS. al-Baqarah/2:30. Artinya:”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”

[2] Jika Imam Ali as menghunus pedang maka makar musuh dengan mudah membalikkan fakta, bahwa beliau telah berbuat makar kepada pemerintah Islam, telah sesat dan layak dibumi hanguskan.

[3] Setiap kali kita mengadapi sebuah musibah kita perlu melihat sejarah Ali sang pintu ilmu Nabi, beliau orang yang mewarisi keilmuan Nabi, orang yang pertama memeluk Islam, orang yang paling sempurna dari sisi keimanan setelah Nabi, seorang jawara di medan laga, tidak ada yang pernah mampu mengalahkan beliau di medan perang. Beliau harus bersabar, dikhianati oleh sekelompok orang dan tidak diakui sebagai penerus Nabi Saw, sungguh ujian kita sangat tidak ada artinya dibanding ujian yang beliau hadapi itu.