Apakah Pelarangan Menangis Untuk Imam Husain Terinspirasi Dari Ibn Ziyad dan Kelompoknya?

Memandang tangisan untuk imam Husain AS sebagai suatu masalah dan bertentangan dengan ajaran islam merupakan isu dan syubhat yang selalu didengungkan oleh sekelompok oknum yang anti terhadap segala bentuk pengagungan kepada keluarga Nabi AS.

Oknum-oknum ini pada dasarnya tidak hanya anti terhadap tangisan untuk imam Husain AS, tapi juga anti terhadap peringatan maulid, wafat dan berbagai bentuk peringatan lainnya yang berkaitan dengan Nabi SAWW dan keluarganya.

Keadaan ini sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru sebab kasus serupa dapat kita saksikan semenjak awal sejarah Islam di mana sebagian golongan terutama Syiah ali Abu Sufyan juga sangat anti pati dengan tangisan terhadap imam Husain dan penyebutan kemulian beliau dan keluarga Nabi SAWW.

Di dalam kitab tazkirat al-Khawash disebutkan:

“Sungguh Ibn Abiddunya telah meriwayatkan: sesungguhnya Zaid bin Arqam sedang berda di sisi Ibn Ziyad, lalu ia (Zaid bin Arqam) berkata kepdanya (Ibn Ziyad): angkat tongkatmu! Demi Allah aku sering melihat Rasulullah menciumi yang ada di antara dua bibir ini (mulut) kemudian Zaid bin Arqam mulai menangis. Lalu Ibn Ziyad berkata padanya: semoga Allah membuat kedua matamu menangis. Seandainya engkau bukan merupakan orang tua yang sudah pikun sungguh aku telah memenggal lehermu. Kemudian Zaid bin Arqam bangkit dan berkata: wahai masyarakat sekalian! Semenjak hari ini Kalian telah menjadi budak; kalian membunuh putra Fathimah dan menjadikan Ibn Marjanah (Ibn Ziyad) sebagai pemimpin. Demi Allah ia akan membunuh orang-orang baik di antara kalian dan memperbudak orang-orang jahat dan buruk. Alangkah jauhnya bagi yang rela dengan kehinaan dan kerendahan.[1]   

Catatan sejarah ini dengan jelas memperlihatkan kepada pembacanya bahwa dari awal sudah ada sekelompok orang yang anti dengan tangisan untuk imam Husain AS.

Padahal kalau kita perhatikan yang menangisi iamam Husain dalam peristiwa ini adalah seorang sahabat Nabi SAWW, bukan orang sembarangan.

Oleh karena itu jika pada hari ini ada oknum atau golongan yang anti dengan tangisan terhdap keluarga Nabi, hal itu sudah tidak aneh karena mereka hanya “mengkopy paste” apa yang telah dilakukan oleh panutannya.

[1] Sibt Ibn Jauzi, Abdurrahman, Tazkirat al-Khawash, hal: 257, cet: Maktabah Nainawa al-Haditsah, Tehran.