Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Syubhat Para Mahdi dalam Kitab Fiqh Ar-Ridho

1 Pendapat 05.0 / 5

Dalam pembahasan-pembahasan sebelumnya, kita telah mengupas dan menjawab berbagai syubhat-syubhat yang di lontarkan oleh Ahmad Bashri terkait klaim dirinya sebagai putra imam atau khalifah dari Imam Mahdi Af lewat hadis wasiat. Hadis wasiat yang disuguhkan oleh pengikut sekte al-Yamani sebagai pondasi atas klaimnya Ahmad Bashri ini, telah kita jawab baik secara sanad, matan ataupun yang lainnya.

Pada seri kali ini, kita akan bahas dalil lainnya yang dijadikan pengikut sekte ini sebagai petunjuk atas adanya Mahdi-Mahdi setelah Imam Zaman, dan hal itu menurut sekte ini menjadi pembenaran atas klaim pemimpin mereka yang menyebut dirinya sebagai Khalifah, Imam atau Mahdi yang pertama.

Dalam menjawab Syubhat ini ada beberapa catatan yang bisa diajukan.

Pertama, sekaitan dengan doa di atas, Allamah Majlisi dalam kitabnya Biharul Anwar juga mengutip doa tersebut, dan terdapat perbedaan matan atau kutipan pada bagian kalimat yang ada kata (المهديين). Doa yang ada dalam Biharul Anwar mengutip kalimat, [2](و علي النقباء الاتقياء البررة الفاضلين المهذبين الامناء الخزنة).

Dengan melihat adanya perbedaan nukilan atau kutipan dalam doa tersebut, maka keaslian frasa yang ada dalam kitab Fiqh Ar-Ridho bisa dipertanyakan. Dan hal tersebut membuat keyakinan terhadap Mahdi-mahdi atau keimamahan setelah Imam Zaman melalui doa tersebut tidak bisa dibuktikan secara pasti.

Kedua, terdapat keraguan akan penisbahan kitab Fiqh Ar-Ridho kepada Imam Ridho as. Seperti yang diungkapkan oleh Imam Khomeini Qs. Imam Khomeini dalam Kitabnya Kitab At-Thaharah menyebutkan bahwa kitab tersebut dibuat oleh sebagian ulama dan bukan merupakan kitab Abul Hasan Imam Ridho As.[3]

Dan terdapat ulama-ulama tersohor lainnya yang meragukan penisbahan kitab tersebut pada Imam Ridho as. Seperti Ayatullah Gulfaighani yang mengatakan hal tersebut di Taqrirot Al-Haj.

Ketiga, kalaupun kita katakan bahwa memang ada doa dengan matan yang seperti di kitab Fiqh Ar-Ridho, namun tidak ada dalil yang menunjukkan hal tersebut pada kekhalifahan, kewashian atau keimamahan setelah Imam Zaman Af. Namun kita temukan riwayat yang menjelaskan maksud daripada Mahdiyiin setelah Imam Zaman Af. Riwayat tersebut ada dalam kitab Kamaluddin wa Tamamul Ni’mah milik Syekh Shaduq. Dalam riwayat tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan dua belas Mahdi setelah Imam Mahdi ialah Kaum Syiah yang mengajak umat manusia pada kepemimpinan Ahlul Bait dan Ma’rifah kebenaran Ahlulbait As, bukan mengenai munculnya kekhalifahan kewashian atau keimamahan setelah Imam Zaman Af.

…Dari Abi Bashir ia berkata pada Imam Shadiq as, Wahai Putra Rasulullah Saw, aku mendengar ayahmu As berkata, setelah Al-Qaim ada dua belas Mahdi. Imam Berkata, ayahku hanya mengatakan dua belas Mahdi , ia tidak mengatakan dua belas imam, mereka (Mahdiyin) merupakan kaum dari Syiah kami yang mengajak manusia pada kepemimpinan kami dan ma’rifah kebenaran kami.[4]

Namun, sebagaimana yang pernah kita ungkapkan sebelumnya bahwa riwayat yang menjelaskan tentang dua belas Mahdi setelah Imam Mahdi Af merupakan riwayat yang langka dan banyak ditolak oleh ulama-ulama Syiah.

Wallahu A’lam

[1] Al-Fiqh al-Mansub lil Imam ar-Ridho (Fiqh Ar-Ridho) Hal. 403 Cet. Muassasah Alil Bait li Ihya at-Turast

[2] Al-Majlisi, Muhammad Baqir, Biharul Anwar Juz 84 Hal. 212 Cet. Dar Ihyat Turast Al-Arabi

[3] Imam Khomeini, Ruhullah, Kitab At-Taharah Jilid 1 Hal.528 Cet. Muassasah Imam Khomeini

[4] Abu Ja’far Muhammad bin Ali, Syekh Shaduq, Kamaluddin wa Tamamu An-Ni’mah Hal. 358 Cet. Darul Kutub Al-Islamiyah