Seorang Yahudi dan Sabda Nabi Saw tentang 12 Imam

Sejauh ini, kami telah mengulas siapa itu Hasan Bashri al-Yamani berikut salah satu klaimnya yang paling menjadi soroton, yaitu mengaku sebagai putra dari Imam Mahdi. Bersamaan dengan pembahasan tersebut, deretan tulisan sebelumnya juga telah meluruskan bukti-bukti miring yang sering kali ia pakai untuk mencoba menarik pengesahan klaimnya dari banyak orang.

Karenanya, pernyataannya sebagai putra Imam Mahdi telah kami bantah melalui bukti-bukti ilmiah di deretan tulisan sebelumnya. Di dalam tulisan kali ini—sebagaimana yang juga telah diulas di dalam tulisan sebelumnya—hendak mengupas, apakah benar adanya imam lain selain dua belas imam. Artinya, apakah ada riwayat dari Nabi Muhammad  Saw. maupun para imam Syiah dengan adanya imam ketiga belas dan seterusnya dan seterusnya?

Riwayat mengenai 12 imam ini dapat kita lihat dan baca di dalam kitab Kifayatul Atsar fin Nushush ‘alal Aimmati al- Itsna ‘Asyar. Buku ini berisi pembahasan tentang para imam Ahlulbait dan khalifah.Kitab ini ditulis oleh Al-Khazaz Abul Qashim Ali bin Muhammad bin Ali, ulama kenamaan Syiah abad keempat Hijriah. Di dalam kitab ini, kita dapat membaca sebuah percakapan orang Yahudi yang baru masuk Islam dengan Nabi Muhammad Saw tentang 12 imam.

Jandal berkata kepada Rasulullah Saw, “Wahai Muhammad, beri tahu aku tentang para washi (pengganti) setelahmu, sehingga aku bisa berpegang teguh pada mereka.”

“Wahai Jandal para washi-ku setelahku jumlahnya seperti para pemimpin Bani Israil.”

“Wahai Nabi, sesungguhnya jumlah para pemimpin Bani Israil adalah 12 orang, seperti yang kami dapati di dalam Taurat,” kata Jandal

“Para pemimpin setelahku juga berjumlah 12 orang,” ujar Nabi Saw.

“Apakah mereka akan berada di dalam satu masa?” Tanya Jandal.

“Tidak, tetapi keberadaan mereka secara estafet (saling bergantian),” jawab Nabi Saw…[1]

Riwayat di atas menjadi bukti tambahan, bahwa para imam Syiah yang disebut-sebut oleh Rasulullah Saw., berjumlahkan 12 orang, tidak kurang tidak lebih. Artinya, riwayat di atas juga menjadi kekuatan untuk menafikan riwayat wasiat yang dibawa-bawa oleh Hasan al-Yamani, untuk membuktikan kalau dirinya sebagai keturunan Imam Mahdi.

Wallahu a’lam bi as-shawab.

[1] Al-Khazaz Abul Qashim Ali bin Muhammad bin Ali, Kifayatul Atsar fin Nushush ‘alal Aimmati al- Itsna ‘Asyar, hal. 120. Cet. Markaz Nuril Anwar li Ihya Biharil Anwar – Qom