Klaim Ahmad Al-Hasan Bashri Sebagai Al-Mahdi Tidak Masuk Akal

Salah satu yang menjadi klaim Ahmad Al-Hasan Bashri, bahwa ia adalah Imam Mahdi yang pertama itu sendiri. Di sisi lain, ia juga telah menafikan mahdawiyat dari diri Imam Mahdi yang asli, seperti yang ia katakan di dalam kitab Al-Mutasyabihat,

“Al-Qaim itu adalah Al-Mahdi yang pertama (Hasan Al-Bashri), dan bukan Imam Mahdi.”[1]

Untuk mematahkan klaim Ahmad Al-Hasan Bashri, di sini penulis mengajak pembaca untuk meneliti beberapa riwayat tentang Al-Mahdi itu sendiri. Dalam kacamata bahasa Arab, Al-Mahdi merupakan bentuk isim maf’ul  (kata objek) yang terdiri dari tiga huruf asli ha da ya, yang artinya adalah orang yang diberi petunjuk.

Ibnu Atsir di dalam kitabnya, An-Nihayah fi Garibil Hadis wal Atsar menyebutkan bahwa al-Mahdi berarti “Allah mengajak seseorang pada jalan kebenaran.” [2]

Kalau kita perhatikan di dalam riwayat dari para Imam Syiah, setiap dari mereka adalah al-Mahdi, dan mereka diutus ke dunia ini sebagai hujjah Allah Swt., yang kemudian memberi petunjuk kepada manusia. Terkait hal ini, Imam Ali berkata kepada Sulaim, “Wahai Sulaim, sesungguhnya para washi-ku yang berjumlah 11 orang, mereka dari keturunan para imam yang memberi petunjuk dan yang diberi petunjuk (oleh Allah).”[3]

Al-Mahdi yang disebutkan di dalam ungkapan Imam Ali mengisyaratkan para imam secara global. Maksudnya, masing-masing para imam dijuluki al-Mahdi pada masanya. Dan saat ini adalah masanya imam yang terakhir, yaitu Imam al-Mahdi yang sedang ghaib. Terkait al-Mahdi yang asli, tak sedikit riwayat para imam yang menyebutkannya.

Diriwayatkan dari Abi Muhammad (Imam Hasan Askari), ia berkata,”Ketika Allah menganugerahiku Al-Mahdi, dua malaikat diutus dari langit, dan keduanya membawa Al-Mahdi di Arsyi-Nya. Allah Swt. berkata, selamat datang hamba-Ku yang terpilih sebagai penolong agamaku dan yang menampakkan perkaraku serta pemberi petunjuk ciptaan-Ku.”[4]

Di dalam riwayat lain, Imam Kadzim berkata, “Ketika keturunan kelima dari imam yang ketujuh tidak ada, maka Allah, Allah berada untuk (menjaga) agama kalian. Seorang periwayat bertanya, ‘Wahai tuanku, siapa keturunan kelima dari imam ketujuh itu?” Imam menjawab,’Aku keturunan (imam) yang ketujuh, dan anakku, Ali Ar-Ridho adalah keturunan kedelapan, dan putranya (Imam Muhammad Al-Jawad), adalah keturunan yang kesembilan, dan putranya, Ali Al-Hadi adalah putranya yang kesepuluh, dan putranya adalah Imam Hasan Askari, imam yang kesebelas, dan putranya yang bernama Muhammad, yang dinamai dengan nama kakeknya, Rasulullah Saw., dijuluki sebagai Al-Mahdi. Inilah yang dimaksud keturunan kelima dari imam yang ketujuh (imam kedua belas).”

Dari riwayat di atas, kita bisa memahami bahwa klaim Ahmad Al-Hasan sebabagai Al-Mahdi tidaklah masuk akal, sebab—berdasarkan bukti-bukti yang terdapat di beberapa tulisan sebelumnya—ia bukanlah keturunan para imam Ahlulbait yang berjumlah dua belas orang itu. Lag-lagi, klaimnya sebagai al-Mahdi harus tertolak.

[1] Al-Mutasyabihat, jil 4, hal. 44, soal 144.

[2] An-Nihayah fi Garibil Hadis wal Atsa, Ibnu Atsir, jil. 4, hal. 244.

 [3] Kitab Sulaim bin Kis Al-Hilali, jil. 2, hal. 724.

[4] Al-Hidayah Al-Kubro, Husein bin Hamdan Khasibi, jil. Hal. 357.