Insan Salim Menurut Al-Quran dan Hadits

Salah satu tanda yang paling penting untuk Insan Salim adalah mempunyai akal. Kesehatan badan dan psikologi berada di bawah naungan akal. Akal merupakan sebuah alat yang bisa membedakan baik dan buruk.

Akal juga mampu mengantarkan insan untuk mendapatkan makrifat dan mengenal alam semesta, mengenal diri sendiri, mengenal kedudukan diri sendiri dalam tatanan penciptaan, mengenal tujuan, dan perantara untuk sampai pada tujuan-tujuan.

Imam Shadiq as dalam penjelasannya mengatakan bahwa salah satu sahabatnya telah menjadikan akal sebagai neraca dalam perkara ibadah dan ia melihat bahwa seseorang akan  diberikan pahala di hari kiamat berdasarkan perantaranya, dan dikarenakan keagungan penciptaannya, 75 laskar dikenalkan untuknya. (Al-Kafi, jild 1, hal 20, hadits no 14)

Pikiran seseorang akan memberikan ide untuk beramal dan merasa lalu setelah itu membentuknya. Pemimpin pemikiran ini menurut penjelasan Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib as adalah akal (Al-Kafi, jil 1, hal 96). Jadi, ketika seseorang menjaga akalnya dengan perantara amal-amal dan perbuatan-perbuatannya kemudian menumbuhkan, menyucikan, serta mengembangkan akalnya maka keselamatan dan kesehatan psikologinya — yang mana berada dalam pengaruh pikirannya —  akan terjaga.

Menurut penjelasan Imam Shadiq as (dalam hadits aql wa jahl), orang yang berakal mempunyai hubungan dengan Tuhannya dalam bentuk seorang hamba yang mana ia akan mentaati setiap perintah Tuhannya dan menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya. Kemduian ketika ia berbuat kesalahan maka ia akan bertaubat, mengadu dan berdoa, dan kembali pada-Nya serta matanya hanya berharap kepada Rahmat-Nya saja. Dia merupakan seseorang yang amat bersyukur atas nikmat-nikmat Ilahi dan kepada-Nya bertawakal.