Siapa Al-Mahdi dalam Kitab-kitab Hadis Ahlu Sunnah (3)

Di dalam tulisan sebelumnya, kami telah mengulas seputar Imam Mahdi di dalam kitab-kitab Sunni. Sedikit banyak, kita jadi tahu apa dan siapa serta bagaimana kedudukan Imam Mahdi di dalam kitab-kitab tersebut.

Di sisi lain, hal itu sejatinya juga menegaskan, bahwa apa yang diyakini oleh penganut Syiah tentang Imam Mahdi tak berbeda dengan apa yang ada di dalam kitab-kitab Sunni. Mungkin, hanya sedikit saja perbedaan yang terjadi di dalamnya.

Masih di dalam pembahasan Imam Mahdi di dalam kitab-kitab Sunni, di sini penulis hendak memberikan ‘daya tekan’ atas bukti-bukti yang ada tentang Imam Mahdi yang termaktub di dalam kitab-kitab tersebut.

Kali ini, penulis mengutip tulisan dari ulama kesohor Sunni, yang dikenal sebagai ahli sejarah pada abad ketujuh Hijriah, Sibt i’bin Jawzi. Di dalam kitabnya yang berjudul, Tadzkiratul Khawwas, ia menulis terkait Imam Mahdi seperti ini.

هو محمد بن الحسن بن علي بن محمد بن علي بن موسى الرضا بن جعفر بن محمد ابن علي بن الحسين بن علي بن أبي طالب (ع)، و كنيته أبو عبد اللّه و أبو القاسم و هو الخلف الحجة صاحب الزمان، القائم و المنتظر، و التالي، و هو آخر الأئمة أنبأنا عبد العزيز بن محمود بن البزاز عن ابن عمر قال: قال رسول اللّه (ص) يخرج في آخر الزمان رجل من ولدي اسمه كاسمي و كنيته ككنيتي يملأ الارض عدلا كما ملئت جورا. فذلك هو المهدي، و هذا حديث مشهور.

Dia Muhammad bin Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa ar-Ridho bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, dan julukan nya adalah Abu Abdillah dan Abul Qasim dan dia adalah pengganti (para Imam), Sahibuz Zaman (pemilik zaman), al-Qoim (yang bangkit) , al-Muntadzar (yang dinanti) dan yang lainnya. Dia adalah imam terakhir.

Abdul Aziz bin al-Bazaz dari bin Amar mengabarkan kepada kita, “Rasulullah Saw., berkata, ‘Akan muncul di akhir zaman seorang lelaki dari keturunanku, namanya seperti namaku, julukannya seperti julukanku. Ia akan memenuhi muka bumi ini dengan keadilan, sebagaimana (bumi) dipenuhi dengan ketidakadilan. Dialah Mahdi, dan ini adalah hadis yang masyhur.[1]

Riwayat di atas menjadi titik persamaan antara Syiah dan Sunni dalam meyakini Imam Mahdi, yang hendak menegakkan keadilan di muka bumi ini dengan seadil-adilnya.

[1] Tadzkiratul Khawwas, Sibt bin Jawzi, jil. 1, hal. 230.