Ibnu At-Thaqthaqi dan As-Samarqandi Catat Kelahiran Imam Mahdi As

Pembahasan seputar Mahdawiyah kali ini, masih berkutat pada pandangan dari para ulama khususnya dari ulama Ahlussunnah yang mencatat perihal telah lahirnya Imam Mahdi As.

Sebagaimana pada bahasan-bahasan sebelumnya, kita telah sampaikan beberapa pernyataan dari para ulama Ahlussunnah mengenai kelahiran sang Imam Juru Selamat. Melanjutkan pembahasan tersebut, pada seri ini kita akan ajukan lagi dua ulama lainnya dari Mazhab Ahlussunnah yang mencatat akan hal tersebut. Mereka ialah Shafiyuddin Muhammad bin Tajuddin atau dikenal sebagai Ibnu At-Thaqthaqi, dan Sayyid Muhammad bin Husain As-Samarqandi.

Ibnu At-Thaqthaqi dalam kitabnya Al-Ashili fi Ansab At-Thalibin, ketika menulis tentang Imam Hasan Askari, beliau menyebutkan bahwa tidak disebutkan putra dari Imam Askari kecuali putranya Imam Muhammad Al-Mahdi As. Beliau juga mencatat waktu kelahirannya dan menyebutkan siapa ibunya.

Tidak disebutkan bahwa Imam Hasan Askari memiliki anak kecuali putranya Imam Abul Qasim Muhammad Mahdi Shahibu Az-Zaman Af… bahwasannya ia adalah Al-Mahdi yang akan muncul di akhir zaman sebagaimana yang dikabarkan oleh kakeknya Rasulullah Saw.

Waktu kelahirannya pada malam Nisyfu Sya’ban tahun 256. Dan ini yang shahih

Ibunya dipanggil Nargis, dan dikatakan juga Shafiyyah. Dan Imam Mahdi dilahirkan secara rahasia.[1]

Dan As-Samarqandi dalam kitabnya Tuhfatu At-Thalib juga menyebutkan perihal kelahiran Imam Mahdi Al-Muntazar As.

Al-Imam Muhammad Al-Mahdi,..dia adalah Imam Ke dua belas dari para Imam, ia dilahirkan pada hari Jumat di pertengahan Sya’ban Tahun 255.

Dan kunyahnya: Abul Qasim. Laqab-laqabnya: Al-Hujjah, wal Khalafus Shalih, wal Qaim, wal Muntazar, was Shahibuz Zaman, dan dikenal sebagai Al-Mahdi….ketika ayahnya meninggal, ia berusia lima tahun.[2]

Itulah dua ulama lainnya dari Mazhab Ahlussunnah yang mencatat perihal Kelahiran Imam Akhir Zaman Al-Mahdi As.

[1] Ibnu At-Thaqthaqi Al-Hasani, Shafiyuddin Muhammad, Al-Ashili fi Ansab At-Thalibin Hal. 161

[2] As-Samarqandi, As-Sayyid Muhammad bin Al-Husain, Tuhfatu At-Thalib, Hal. 54