Doa Nabi Ibrahim AS Mengenai Salat

Memiliki anak atau keturunan yang soleh merupakan dambaan bagi setiap orang karena kelak akan membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi kedua orang tuanya. Demikian halnya dengan Nabi Ibrahim yang selalu berdo’a kepada Allah SWT agar diberikan keturunan anak cucu yang baik yang selalu mendirikan shalat. Doa Nabi Ibrahim tersebut terdapat dalam Surah Ibrahim ayat 37 dan 40, doa ini bisa kita jadikan contoh bagi kita ketika kita memohon kepada allah agar diberi keturunan yang baik dan selalu mendirikan shalat.

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي

إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

“Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur. ” (QS Ibrahim: 37)

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

“Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (QS Ibrahim: 40)

Hendaknya kita juga berdo’a memohon kepada Allah SWT agar diberi keturunan yang selalu mendirikan shalat sebagaimana yang telah diajarkan oleh Nabi Ibraham AS.

Masalah salat sedemikian menjadi ibadah yang sangat penting, bahkan bukan hanya tidak mengerjakan salat saja, namun jika mengerjakannya tidak mengindahkan adab-adab salat atau hanya sekedar melakukan salat saja.

Para pembesar agamapun sangat tinggi dalam memberi perhatian terhadap salat dan mereka menekankan untuk mengerjakan salat diawal waktu karena menurut Imam Shadiq (as) “Yang dimaksud dengan ayat ini adalah orang yang melalaikan sholatnya, dan ia tidak mendirikannya di awal waktu tanpa ada halangan (uzur). (Bihar al-Anwar, jil. 80, hal. 6)