Imam Mahdi As Keturunan Nabi Saw dari Jalur Imam Hasan As dan Imam Husain As

Sebagaimana telah dibincangkan sebelumnya bahwa Salah satu perdebatan serta polemik yang ada seputar Imam Mahdi adalah masalah garis keturunan beliau.

Telah dikupas dalam dua tulisan sebelumnya seputar sanggahan atas keyakinan kelompok yang mengklaim bahwa Imam Mahdi merupakan keturunan Imam Hasan As.

Melanjutkan pembahasan yang ada, tulisan kali ini mencoba menggabungkan antara dua hadits yang secara zahirnya bertentangan tersebut; di mana pada sebagian riwayat disebutkan bahwa Imam Mahdi dari garis keturunan Imam Hasan As dan pada saat yang sama ditemukan juga riwayat yang menyatakan bahwa beliau berasal dari garis keturunan Imam Husain As.

Jika pada tulisan sebelumnya riwayat yang menyatakan bahwa Imam Mahdi As dari keturunan Imam Hasan As ditolak karena kedhaifannya atau pertentangannya dengan hadits yang lainnya, tulisan ini, dengan mengesampingkan kedaifan riwayat tersebut, berusaha untuk menggabungkan kedua model riwayat di atas.

Tepatnya, dengan dilakukannya penggabungan kedua riwayat di atas kita dapat menyimpulkan bahwa Imam Mahdi As merupakan keturunan Imam Hasan As dan pada saat yang sama beliau juga merupakan keturunan Imam Husain As.

Dari pihak ayah, Imam Mahdi merupakan keturunan Imam Husain As sedangkan dari pihak ibu beliau tercatat sebagai keturunan Imam Hasan As. Karena Imam Ali Zainal Abidin yang merupakan putra dari Imam Husain telah menikahi putri Imam Hasan, Fathimah binti Hasan yang kemudian melahirkan Imam Baqir As sebagai pelanjut garis keturunan Nabi sampai ke Imam Mahdi As.

Atas dasar ini menyatakan Imam Mahdi sebagai keturunan Imam Hasan tentu saja valid dan absah. Hal ini mengingat bahwa Imam Hasan dan Imam Husain juga disebut sebagai keturunan Rasulullah Saw, padahal mereka merupakan cucu Nabi Saw dari jalur sayyidah Fathimah yang merupakan putri dan bukan putra beliau.

Penggunaan garis keturunan seperti ini sebenarnya telah terlebih dahulu disebutkan di dalam al-Quran:

 وَ وَهَبْنا لَهُ إِسْحاقَ وَ يَعْقُوبَ كُلاًّ هَدَيْنا وَ نُوحاً هَدَيْنا مِنْ قَبْلُ وَ مِنْ ذُرِّيَّتِهِ داوُدَ وَ سُلَيْمانَ وَ أَيُّوبَ وَ يُوسُفَ وَ مُوسى وَ هارُونَ وَ كَذلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنينَ. وَ زَكَرِيَّا وَ يَحْيى وَ عيسى وَ إِلْياسَ كُلٌّ مِنَ الصَّالِحينَ

(Dan kami telah menganugerahkan Ishaq dan Ya’qub kepada Ibrahim. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunan Nuh, yaitu Dawud, Sulaiman, Ayub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. dan (begitu juga) Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh)[1]

Ketika pada ayat di atas Nabi Isa As dihubungkan kepada para nabi agung terdahulu seperti Ishaq, Ya’qub dan Ibrahim, padahal hubungan tersebut hanya melalui jalur ibu, maka tidak salah juga jika kemudian Imam Mahdi As disebut sebagai keturunan Rasulullah melalui jalur Imam Hasan As.

Akan tetapi perlu dicatat bahwa dari garis ayah tetap saja Imam Mahdi As merupakan keturunan Imam Husain As.

Dengan tafsiran seperti ini kedua riwayat yang seolah bertentangan secara zahir tersebut dapat disatukan.

[1] Al-An’am/ 84-85.