Sanggahan atas Ibn Taimiah yang Menolak Adanya Keturunan Imam Al-Hasan Al-Askari

Syubhat lain yang sering dilontarkan seputar imam Mahdi As adalah masalah seputar tidak adanya keturunan imam al-Hasan al-Askari. Dengan memunculkan syubhat ini pengusungnya berusaha menafikan kelahiran imam Mahdi As.

Penggagas syubhat ini adalah Ibn taimiah yang kemudian menyatakan bahwa ucapan tersebut bersumber dari Thabari:

“maka disebutkan: sungguh Muhammad bin Jarir al-Thabari dan Abdul Baqi bin Qani’ dan selain keduanya dari para pakar nasab dan sejarah bahwa Hasan bin Ali al-Askari tidak memiliki keturunan.[1]”

Dengan melontarkan syubhat di atas, Ibn Taimiah berusaha membantah serta menolak keberadaan imam Zaman dari garis keturunan imam Hasan al-Askari.

Namun sangat disayangkan bahwa data yang disebutkan oleh Ibn Taimiah tersebut tidak ditemukan di dalam kitab Tarekh Thabari.

Lebih aneh lagi, seorang peneliti (muhaqqiq) kitab Minhaj al-Sunnah bernama Dr. Muhammad Rasyad Salim memaparkan satu kisah dari kitab Shilah al-thabari bukan Tarekh Thabri yang tejadi pada zaman khalifah Abasiah bernama al-Muqtadir di mana ada seseorang yang yang mengaku sebagai Muhammad bin Hasan. Lantas kemudian seorang pembesar dari Ali Thalib menyebutkan jika Hasan tidak memiliki keturunan:

“ringkasan kisah tersebut dalam kitab Thabari 11/ 49-50 ( shilat al-Thabari): adalah seorang laki-laki menyangka bahwa dirinya adalah Muhammad bin Hasan al-Mahdi. Lantas al-Muqtadir memerintahkan untuk mendatangkan Ibn Thumar; penghulu serta tetua Ali Thalib. Ia kemudian menanya laki-laki tersebut tentang garis keturunannya. Laki- laki tersebut mengira bhawa dirinya adalah Muhammad bin al-Hasan bin Musa bin Ja’far al-Ridha dan ia datang dari pelosok. Ibn Thumar berkata padanya: al-Hasan tidak memiliki keturunan.[2]”

Peneliti tersebut dengan catatannya berusaha membenarkan apa yang disebutkan oleh Ibn Taimiah namun dengan cara yang tidak tepat.

Karena sekalipun di dalam cerita tersebut disebutkan seseorang bernama al-Hasan yang tidak memiliki keturunan, akan tetapi sosok yang ada dalam kisah ini bukanlah imam Hasan Al-Askari. Sebab garis keturunan yang disebutkan adalah al-Hasan bin bin Musa bin Ja’far al-Ridha. Sedangkan garis keturunan imam al-Hasan al-Askari adalah: al-Hasan al-Askari bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far.

Oleh karena itu, yang ditolak memiliki keturunan dalam kisah di atas adalah al-Hasan bin Musa bin Jafar al-Ridha bukan al-Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali al-Ridha bin Musa bin Ja’far.

Dari fakta ini dapat dipahami bahwa klaim ataupun syubhat yang digembar-gemborkan oleh Ibn Taimiah dan golongannya berkaitan dengan terputusnya keturunan imam Hasan al-Askari hanyalah igauan.

Ibn Taimiah dalam kitabnya telah melakukan kesalahan besar dengan menyebutkan satu catatan sejarah yang tidak pernah ada, sedangkan  peneliti kitab tersebut dengan mengajukan data yang tidak berkaitan dengan pembahasan yang sedang dipermasalahkan.

Terlebih, sebelumnya telah banyak dibahas bahwa kelahiran imam Mahdi merupakan fakta yang diakui oleh banyak tokoh Ahlus Sunnah. Baik mereka yang mengakui keimamannya maupun menolak hal tersebut, namun yang jelas mereka telah mengakui kelahiran seorang sosok bernama Muhammad bin al-Hasan al-Askari.

Yang artinya bahwa imam al-Hasan al-Askari memiliki keturunan bernama Muhammad fakta yang diingkari oleh Ibn Taimiah dan yang seide dengannya.

[1] Ibn Taimiah, Tqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim, Minhaj al-Sunnah, jil: 4, hal: 87, cet: al-Maktabah al-Arabiah al-Suudiyah,1406 H/ 1986 M.

[2] Ibn Taimiah, Tqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim, Minhaj al-Sunnah, jil: 4, hal: 87, cet: al-Maktabah al-Arabiah al-Suudiyah,1406 H/ 1986 M.