Sanggahan atas Pendapat yang Menyatakan Imam Hasan Askari Tidak Memiliki Anak (2)

Pada seri sebelumnya telah dibahas perihal sanggahan terhadap Ibnu Taymiyah yang menuliskan bahwa Imam Hasan Askari tidak memiliki anak atau keturunan. Dan bahasan itu sampai pada peneliti kitab Minhaj As-Sunnah yaitu Muhammad Rasyad yang membuat kesalahan dengan mengatakan  bahwa pernyataan Ibnu Taymiyah ada dalam Kitab Shilatu Tarikh Thabari, dan penulis Kitab tersebut bukanlah At-Thabari sendiri melainkan ‘Arib bin Sa’ad Al-Qurthubi.

Melanjutkan pembahasan tersebut, perlu diketahui bahwa tidak ada ulama ataupun kitab dari literatur Ahlussunnah yang menjelaskan tentang ‘Arib bin Saad, melainkan hanya satu orang Wahabi yang menuliskan dan menjelaskan pribadi tersebut yaitu Khairuddin Az-Zirikli dalam kitabnya Al-A’lam.

Arab ibn Sa’d Al-Qurthubi, seorang dokter dan sejarawan dari Cordoba, awalnya adalah seorang Kristen. Ayahnya masuk Islam dan belajar bahasa Arab dan dikenal sebagai “Bani Turki”. Nasser (w. 331 AH) menjadikannya gubernur distrik Ashnoneh dan Mustansir menjadikannya juru tulis dan mengangkat posisi dan statusnya di hadapan Al-Hajib Al-Mushawir (Abi Amer) dan dia disebut “Khazen al-Salah”. Dia merangkum sejarah Thabari dan menambahkan berita Afrika dan Andalusia ke dalamnya dan menamai bukunya “Shilatu Tarikh At-Thabari”.[1]

Selanjutnya ada Abdul Baqi bin Qani, dimana Ibnu Taymiyah mengkutipnya sebagai orang yang menyatakan Imam Hasan Askari tidak memiliki anak atau keturunan. Namun sayang sekali Ibnu Taymiyah tidak memberikan bukti atau menyebutkan di kitab mana atau literatur mana Abdul Baqi bin Qani mengatakan hal tersebut.

Andaipun kita anggap bahwa Abdul Baqi bin Qani mengatakan pernyataan tersebut, namun dapatkah kita memegang kata-kata orang seperti dia dimana ulama Ahlussunnah lainnya melemahkannya. Hal itu seperti yang tertulis dalam kitab Siyaru A’lam An-Nubala milik Syamsuddin Ad-Dzahabi.

Al-Barqani mengatakan: orang-orang Baghdad mentsiqahkannya, namun menurutku dia lemah.

Ad-Daruqatni mengatakan: sebelumnya ia penghapal, namun ia salah dan bersikeras atas kesalahannya.

Al-Khatib meriwayatkan dari Al-Azhari dari Abul Hasan bin Furat, ia berkata: Ibnu Qani mengalami kegilaan selama dua tahun sebelum kematiannya, maka kami berhenti mendengar darinya, dan beberapa orang (kaum) telah mendengarnya selama kegilaannya.[2]

Jadi, meskipun Ibnu Qani mengatakan pernyataan sebagaimana yang diklaim oleh Ibnu Taymiyah, namun berdasarkan pernyataan diatas perkataan Ibnu Qani tidak bisa dipegang.

Sampai dengan saat ini kita telah sanggah apa-apa yang telah dikatakan oleh Ibnu Taymiyah perihal Imam Hasan Askari yang tidak memiliki anak atau keturunan. Dan sebaliknya, kenyataannya banyak dari ulama Ahlussunnah mencatat kelahiran Imam Mahdi yang ayahnya adalah Imam Hasan Askari, sebagaimana hal tersebut telah kita sampaikan pada seri-seri sebelumnya, dan salah satunya seperti yang dinyatakan oleh Al-Mas’udi.

Wallahu A’lam

[1] Az-Zirikli Khairuddin, A-A’lam Qomus Tarajim li Asyhari Ar-Rijal wan Nisa minal Arab wal Musta’ribin wal Mustasyriqin, juz 4 Hal. 227 Cet. Darul Ilmi lil Malayin – Beirut

[2] Ad-Dzahabi, Syamsuddin Muhammad bin Ahmad, Siyaru A’lam An-Nubala jilid 15 Hal. 527 Cet. Muassasah Ar-Risalah.