Ibn Taimiyah: Pengikut Syiah Hapus Konteks Hadits “Nama Ayahnya Sama dengan Nama Ayahku”

Sebagaiman pada pembahasan sebelumnya, banyak juga berbagai kalangan yang memunculkan syubhat berkenaan dengan nama ayah dari Imam Mahdi As.

Ibnu Taimiyah adalah tokoh yang paling getol dalam hal ini. Ia menyatakan bahwa pengikut mazhab Syiah telah melakukan kekeliruan karena telah meyakini Imam Muhammad bin al-Hasan al-Askari sebagai Imam Mahdi.

Kali ini mengingat bahwa sebagaimana yang ia yakini berdasarkan riwayat yang ia jadikan sebgai dalil, seharusnya Imam Mahdi As memiliki ayah yang bernama Abdullah. Karena di dalam sebagian riwayat disebutkan penggalan “dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku”.

Dan sebgaimana kita ketahui, nama ayah Nabi Muhammad adalah Abdullah, bukan al-Hasan.

Tidak cukup sampai di situ ia juga menyudutkan mazhab Syiah dengan tuduhan tidak berdasarnya dengan mengatakan:

“Sesungguhnya Syiah Itsna Asyariah yang mengaku bahwa Mahdi mereka seperti ini, nama Mahdi yang mereka yakini adalah Muhammad bin Hasan. Padahal Mahdi yang karakteristiknya disebutkan oleh Nabi Saw adalah Muhammad bin Abdullah. Oleh karena itu sekelompok orang menghapus kata ayah (al-ab) dari hadits Rasul Saw, sehingga tidak bertentangan dengan kebohongan mereka. Sedangkan kelompok lainnya melakukan tahrif terhadap hadits Rasul Saw dengan mengatakan: kakeknya (Mahdi As) adalah al-Husain, dan kunyahnya adalah Abu Abdillah. Maka maknanya adalah Muhammad bin Abi Abdillah. Dengan begitu ia menempatkan kunyah sebagai nama.[1]”

Di dalam tulisannya di atas Ibnu Taimiyah telah menuduhkan dua hal kepada pengikut mazhab Syiah. Yang pertama menuduh mereka telah melakukan penghapusan sebagian matan berupa kata “ayah’ (al-Ab) dari hadits dan kedua melakukan distorsi terhadap pemahaman hadits dengan mengganti Abdullah menjadi Abu Abdillah.

Yang menjadi sorotan dalam tulisan ini adalah tuduhan pertama Ibnu Taimiyah yang mengatakan bahwa pengikut mazhab Syiah telah melakukan penghapusan sebagian matan hadits yang berkaitan dengan nama ayah Imam Mahdi.

Untuk membuktikan kesalahan Ibnu Taimiyah dalam tuduhannya tersebut perlu untuk kembali merujuk literatur hadits Sunni yang memuat tentang karakteristik Imam Mahdi.

Apakah di dalam semua hadits-hadits tersebut juga terdapat ungkapan “dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku” atau tidak? Jika semua hadits Sunni ternyata mengunakan penggalan yang dianggap telah dihapus tersebut, tidak salah jika kemudian muncul asumsi bahwa orang Syiah telah melakukan pemotongan atau penghapusan terhadap hadits.

Namun, jika ternyata di dalam literatur Sunni juga terdapat banyak riwayat yang tidak memuat penggalan tersebut maka tidak ada alasan untuk kemudian mengatakan mazhab Syiah telah melakukan penghapusan sebagian matan hadits.

Di dalam kitab Sunan al-Tirmizi terdapat hadits berikut:

“Ubaid bin Asbath menyampaikan hadits kepada kami…….. dari Zir dari Abdullah, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: dunia tidak akan binasa sebeluam seorang laki-laki dari ahlulbaitku menguasai arab. Namanya sama dengan namaku.

Abdul Jabbar bi al-Ala bin Abdul Jabbar bi al-Athar menyampaikan hadits kepada kami…….. dari Zir dari Abdullah, dari Nabi Saw, beliau bersabda: akan datang seorang laki-laki dari Ahlulbaitku yang mana Namanya sama dengan namaku……[2]”

Sebagaimana kita lihat bersama bahwa dalam kedua matan hadits yang disebutkan oleh al-Tirmizi di dalam kitabnya tersebut, tidak ada penggalan yang menyebutkan: “nama ayahnya sama dengan nama ayahku”. Dan hadits hanya sampai pada “ namanya sama dengan namaku”.

Sama dengan al-Tirmizi, Ahmad bin Hanbal juga menyebutkan beberapa hadits yang tidak memuat penggalan yang dituduhkan oleh Ibnu Taimiyah telah dihilangkan oleh pengikut Syiah tersebut:

“Sufyan bin Uyainah menyampaikan hadits kepada kami, Ashim menyampaikan hadits kepada kami, dari Zir dari Abdullah dari Nabi: tidak akan terjadi kiyamat sampai datang seorang laki-laki dari ahlulbaitku di mana Namanya sama dengan namaku.

Umar bin Ubaid menyampaikan hadits kepada kami, dari Ashim bin Abu al-Nujud dari Zir bin Jubaisy dari Abdullah, ia berkata: Rasulullah bersabda: hari-hari tidak akan berakhir dan masa tidak akan hilang sehingga seorang laki-laki dari ahlulbaitku menguasai Arab, di mana namanya sama dengan namaku.

Yahya bin Said menyampaikan hadits kepada kami, dari Sufyan, Ashim menyampaikan hadits kepda ku, dari Zir dari Abdullahdari Nabi Saw, beliau bersabda: dunia tidak akan hilang, atau beliau bersabda: dunia tidak akan berakhir sehingga seorang laki-laki dari ahlulbaitku menguasai Arab di mana namanya sama dengan namaku.[3]

Di dalam ketiga hadits yang disebutkan di atas, Imam Ahmad bin Hanbal juga tidak menyertakan penggalan yang memuat tentang nama ayah dari Imam Mahdi As.

Kenyataan ini membuktikan bahwa pengikut Ahlussunnah juga ternyata memuat hadits yang tidak menyertakan penggalan yang dituduhkan oleh Ibnu Taimiyah telah dihapus oleh pengikut mazhab Syiah tersebut.

Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah, pengikut mazhab Syiah tidak dapat dituduh telah melakukan penghapusan terhadap hadits karena tidak menyebutkan penggalan tersebut di dalam haditsnya. Karena ternyata para Imam hadits Ahlussunnah juga melakukan hal yang sama.

Dan jika tuduhan itu harus disematkan kepada para pengikut Syiah, maka tuduhan yang sama juga mesti dialamatkan kepada pembesar hadits Ahlussunnah. Konsekuensi yang tentu saja tidak pernah dipikirkan oleh Ibnu Taimiyah.

Sebagai catatan terakhir, tidak disebutkannya penggalan tersebut di dalam banyak hadits tentu saja berdasarkan keyakinan para perawi yang menyampaikan hadits tersebut. Di mana mereka meyakini bahwa Nabi tidak menyebutkan penggalan tersebut.

[1] Ibn Taimiah, Taqiuddid Ahmad bin Abdul halim, Minhaj al-Sunnah, jil: 8, hal: 256-257, cet: 1406 H/ 1986 M, pertama.

[2] Al-Tirmizi, Muhammad bin Isa, Sunan al-Tirmizi, hal: 650 Hadits:2238, cet: Dar al-Fikr, lebanon, 1425-1426 H/ 2005 M.

[3] Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, jil: 3, hal: 491-493- 494cet: Dar al-Hadits, Qairo, 1995 M/ 1416 H, pertama