Perbandingan Berbakti pada Orangtua antara Ajaran Islam dengan Budaya Sunda (Part 1)

Kali ini saya ingin menulis sebuah permasalahan yang penting yang punya kaitannya dengan kita semua. Ingatkah bahwa ada sebuah ungkapan dan itu merupakan sebuah riwayat dari Sayidah Fathimah az-Zahra as bahwa surga di telapak kaki ibu.

Riwayat ini tentunya merupakan sebuah kunci bagi kita yang ingin mempunyai hari-hari bahagia di akhirat tentunya. Yakni simbol kebahagian di akhirat adalah surga. Pastinya setiap orang yang beriman menginginkan hidup bahagia di akhirat. Jika demikian maka caranya adalah dengan mendapatkan surga dan tidak masuk neraka. Tentunya jika diruntut maka puncaknya adalah ridha Allah swt. Namun Allah swt menghendaki kita untuk mendapatkan surga dengan ungkapan surga di telapak kaki ibu. Salah satu cara untuk mendapatkan surga itu adalah berkhidmat kepada orangtua.

Dalam makalah ini penulis ingin meneliti bagaimana Islam mengajarkan dan menjelaskan bentuk-bentuk untuk berkhidmat pada orangtua. Kemudian setelah kita mengetahui apa saja bentuk-bentuk dari khidmat pada orangtua dalam agama Islam kemudian kita akan membandingkannya dengan budaya-budaya yang ada di Indonesia terlebih khusus dengan budaya di suku Sunda Jawa Barat.

Imam Sajjad ra dalam kitab Shahifah Sajjadiyahnya berkata, “Ya Allah! berikanlah ilham padaku atas apa saja yang wajib bagiku untuk dijalankan pada orangtua dan berikanlah taufik padaku ilmu untuk menjalankan kewajiban ini!”. Hal ini menunjukan bahwa seorang anak hendaknya mengetahui kewajiban-kewajibannya pada orang tuanya dan pada akhirnya hak-hak orangtua pun akan terpenuhi. (Biharul Anwar, jild 71, hal 67)

Tentunya di antara kewajiban-kewajiban seorang anak yang sudah sangat jelas adalah berbuat baik pada mereka.

1. Berbuat Baik pada Orangtua

Abi Walad bertanya pada Imam Shadiq ra, “Apa makna dari firman Allah dalam al-Quran yang berbunyi birul walidayni ihsanan? yakni bagaimana caranya berbuat baik pada orangtua.”

Imam menjawab: “Ihsan ialah berakhlak mulia dengan orangtua. Jangan sampai mereka terpaksa meminta sesuatu yang mereka butuhkan pada kalian. Walaupun mereka itu adalah orang yang kaya. Apakah Allah swt tidak berfirman, “Kamu tidak akan pernah sampai pada derajat orang berakhlak baik sehingga kamu menginfakkan apa yang kamu cintai”

Kemudian Imam melanjutkan penjelasannya lagi, “Ketika mereka sampai pada usia tua maka jangan sampai sedikitpun kalian mengejeknya. Jangan pula membentaknya.”

Dari sini kita mendapatkan sebuah pemahaman bahwa bentuk berbuat baik pada orangtua menurut agama Islam diantaranya adalah;

a. Memberikan apa yang orangtua butuhkan sebelum mereka memintanya dari kita.

b. Ketika orangtua sudah menginjak usia tua dan sepuh maka ketika mereka bertindak dan bertingkah akan sesuatu yang membuatmu kesal maka janganlah mengejeknya dengan paling ejekan sederhana pun jangan dilakukan.

c. Mungkin ketika orangtua semakin tua maka akhlak mereka kadang seperti anak kecil maka ketika hal itu terjadi janganlah membentak mereka.