Pertemuan Hasan Al-Iraqi dengan Imam Mahdi As

Pada bahasan-bahasan sebelumnya telah kita sampaikan beragam tulisan terkait Imam Mahdi As dan berbagai macam syubhat yang berhubungan dengannya berikut dengan jawabannya. Dan sampai saat ini, semuanya kita sampaikan lewat sumber literatur Ahlussunnah.

Pada kesempatan kali ini, kita masih bahas seputar Imam Mahdi As. Di seri ini, kita akan menyampaikan sebuah kisah dari seorang Ulama Ahlussunnah yang bertemu dengan Imam Mahdi As. Kisah itu tercatat dalam kitab At-Thabaqat Al-Kubra milik As-Syi’rani, di mana dalam kitab tersebut banyak termaktub kata-kata, biografi para ulama dan auliya, juga tercatat sejarah mereka hingga abad ke sepuluh.

Salah satu kisah menarik yang termaktub dalam kitab tersebut ialah kisah bertemunya Hasan Al-Iraqi dengan Imam Mahdi As. Berikut ini adalah kisahnya.

Dan diantara mereka ialah Syaikh Arif billah tuan Hasan Al-Iraqi Ra.

Beliau dikuburkan di Kum di luar pintu As-Syi’riyah dekat dengan telaga Ritli dan Masjid Jami Al-Basyiri. Aku pergi menemuinya bersama tuan Abul Abbas Al-Haritsi. Hasan Al-Iraqi berkata: karena kamu adalah temanku sejak kecil, aku ingin bercerita padamu tentang kisahku. Aku berkata, ya, ceritakanlah. Beliau berkata, dulu saya adalah pemuda dari Damasykus dan seorang pengrajin. Pada hari jumat kami berkumpul sambil bermain dan meminum khamr, hingga suatu hari datang sebuah Ilham berupa peringatan dari Allah Swt; Apakah Aku menciptakanmu untuk hal-hal seperti ini? Maka, akupun meninggalkan mereka dan menjauhi mereka. Namun mereka mengikutiku tapi mereka tidak dapat menemuiku. Akupun masuk ke Masjid Bani Umayyah dan aku dapati disana seseorang sedang duduk diatas kursi dan berbicara mengenai Al-Mahdi As. Setelah itu, muncul kerinduanku untuk bertemu dengannya, sehingga aku pun tidak sujud kecuali disitu ada permintaan pada Allah Swt agar aku bertemu dengannya.

Suatu malam setelah salat Magrib, aku melakukan salat sunnah, dan ada seseorang yang duduk di belakangku lalu menepuk pundakku dan berkata, Allah Swt telah mengabulkan doamu. Wahai anakku apa yang terjadi padamu, aku Mahdi. Aku berkata, maukah Anda pergi bersamaku ke rumah? Imam berkata, baiklah. Imam pun pergi bersamaku dan berkata, siapkanlah tempat pribadi untukku, akupun menyiapkan tempat tersebut. Imam tinggal selama tujuh hari tujuh malam dan mengajariku zikir (pada Allah). Imam berkata, aku akan mengajarimu ketakwaanku, sehingga engkau dapat mengamalkannya secara rutin, sehari puasa sehari tidak, lalu salat setiap malam lima ratus rakaat. Aku berkata baiklah. Maka aku salat di belakangnya setiap malam lima ratus rakaat, dan pada waktu itu aku adalah pemuda tanpa janggut yang berwajah baik. Imam berkata, janganlah kau duduk kecuali di belakangku. Akupun melakukannya. Ketika itu, amamah (serban) Imam seperti amamah orang ‘Ajam, dan jubahnya terbuat dari bulu unta. Setelah tujuh hari, Imam keluar dan aku berpamitan dengannya. Imam berkata, wahai Hasan! apa yang terjadi antara kamu dan aku, tidak terjadi pada orang lain. Maka tekunlah dalam ketakwaanmu sebisamu, karena engkau akan berumur panjang. Itulah perkataan Al-Mahdi. Hasan Iraqi berkata, dan sekarang umurku adalah 127 tahun…[1]

Itulah kisah mengenai pertemuan Hasan Al-Iraqi dengan Imam Mahdi As. Lalu siapakah Hasan Al-Iraqi? Seorang Ulama Ahlussunnah bernama Najmuddin Al-Gazi memperkenalkan beliau dalam kitabnya Al-Kawakib As-Sairah sebagai berikut,

Hasan Al-Iraqi: Hasan Al-Iraqi adalah penghuni Mesir, Seorang Syaikh yang Shalih, Ahli Ibadah, seorang yang zuhud, pemilik keadaan-keadaan yang luar biasa, juga seorang pengungkap yang benar. Dulu, ketika dalam perjalannya, jika datang seseorang padanya dengan membawa pakaian yang berharga, lalu berkata padanya, ini adalah nazar untukmu ya Syaikh Hasan. Syaikh Hasan menerimanya, kemudian ia mengambil pisau dan memotongnya, lalu ia menjahitnya dengan benang dan jarum, ia berkata: sesungguhnya seorang hamba yang memakai pakaian baru, dengan memandangnya dan rasa kagum, jiwanya akan menjadi pencuri, dan jika kita memotongnya, maka terpotonglah yang membahayakan jiwa tersebut…[2]

Uraian di atas berupa kisah perjumpaan seorang ulama dengan Imam Mahdi As juga kesaksian atas pribadi ulama tersebut menjadi sebuah penekanan tentang apa yang pernah kita bahas sebelumnya mengenai Imam Mahdi As yang telah lahir ke dunia ini. Dan keyakinan tersebut tidak hanya ada dalam lingkup Mazhab Syiah saja, namun dalam lingkup Ahlussunnah pun ada yang berkeyakinan demikian.

Wallahu A’lam

[1] As-Syi’rani, Abdul Wahab bin Ahmad, At-Thabaqat Al-Kubra Juz 2 Hal. 249-250 Cet. Maktabah At-Tsaqafah Ad-Diniyah

[2] Al-Gazi, Najmuddin Muhammad bin Muhammad, Al-Kawakib As-Sairah bi A’yanil Miatil ‘Asyirah Juz 1 Hal. 185 Cet. Darul Kutub Al-Ilmiyah – Beirut