Pahala dan Keberkahan Menolong Orang-Orang yang Membutuhkan

Islam sebagai agama sosial, setelah menyelesaikan urusan dengan sang Pencipta, maka ada ajaran untuk menyelesaikan urusan dengan sesama.

Dalam nukilan sejarah diceritakan bahwa Ibn Abbas berkata, “Aku pernah bersama Imam Hasan bin Ali beritikaf di Masjidil Haram. Ketika Imam Hasan bin Ali sedang melakukan thawaf di Ka’bah, dia dihampiri oleh seorang laki-laki dari Syi’ahnya yang berkata kepadanya, “Wahai anak Rasulullah Saww., Aku mempunyai utang kepada seseorang.

Maukah engkau melunasi utangku ?”
Maka, Imam Hasan a.s. berkata, “Demi pemilik rumah ini, aku sama sekali tidak punya uang sekarang ini.”

Orang tersebut berkata, “Kalau begitu, sudilah kiranya engkau memintakan penundaan untukku karena orang yang memberikan utang kepadaku telah mengancam akan memenjarakanku.”

Maka, kata Ibn Abbas, Imam Hasan a.s. langsung menghentikan thawafnya dan berangkat bersama orang itu menemui orang yang memberi utang tersebut. Aku (Ibn Abbas) berkata kepadanya, “Wahai anak Rasulullah Saww., bukankah engkau sedang beritikaf ?”
Dia menjawab, “Benar, tetapi aku mendengar Rasulullah Saww. bersabda : “Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya yang Mukmin, maka pahalanya seperti orang yang beribadah kepada Allah Ta’ala selama sembilan ribu tahun, berpuasa pada siang harinya dan mengerjakan shalat tahajud pada malam harinya.”

Dalam Mushadaqah al-Ikhwan, hlm. 52, bab “Pahala Memenuhi Kebutuhan Saudaranya,” disebutkan hadis Nabi Saww., “Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya yang Mukmin, maka Allah akan memenuhi untuknya pada Hari Kiamat seribu macam kebutuhannya.”

Jadi setelah menunaikan kewajiban-kewajiban dengan Sang Khaliq, segera tunaikan kewajiban-kewajiban sosial kita…