Matan Hadits Penghancuran Ka’bah dalam Kitab Shahih Bukhari dan Muslim

Pada seri sebelumnya telah dikupas seputar sanad hadits yang dijadikan sebagai alasan oleh sebagian kalangan untuk menyudutkan sosok Imam Mahdi As dalam pemikiran mazhab Syiah Itsna Asyariyah.

Dalam tulisan tersebut telah dibuktikan bahwa riwayat yang memuat tentang tindakan Imam Mahdi yang akan menghancurkan Ka’bah, Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi lalu kemudian mengembalikannya sesuai dengan posisi aslinya, memilkiki cacat sanad. Pun demikian tidak ada salahnya untuk kemudian mengkaji matan hadits tersebut.

Sebab, perlu diingat bahwa di dalam hadits-hadits tersebut tujuan dari penghancuran tersebut adalah untuk mengembalikan bangunan-bangunan suci tersebut agar sesuai dengan keadaan semestinya; bukan untuk menghancurkan dan menghilangkannya secara utuh.

Tindakan semacam ini jika didukung oleh kondisi yang memungkinkan, bukan hanya harus dikeluarkan dari kategori tindakan yang tidak baik, lebih dari itu harus ditempatkan pada kelompok kebijakan yang layak mendapat apresiasi.

Jadi sungguh salah kaprah jika beberapa riwayat di atas dijadikan pembenaran untuk kemudian melabeli Imam Mahdi yang diyakini oleh mazhab Syiah sebagai penghancur Ka’bah, Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi.

Apalagi kebijakan atau tindakan yang sama juga sebenarnya ada terekam di dalam literatur-literatur hadits Ahlussunnah.

Yang menjadi sosok yang ingin menghancurkan Ka’bah dalam hal ini adalah Rasulullah Saw sendiri. Demikian Bukhari mencatat dalam kitabnya:  

“Ubaid bin Ismail menyampaikan hadit kepada kami, ….. dari Aisysh Ra, ia berkata: Rasulullah Saw berkata kepadaku: Jika bukan karena kaummu yang baru saja keluar dari kekafiran, aku akan menghancurkan Baitullah lalu membangunnya sesuai dengan pondasi bangunan Ibrahim As. Karena kaum Quraish telah mengecilkan bangunan Ka’bah dan aku akan membuatkan satu pintu baginya.”

“Bayan bin Amr menyampaikan hadits kepada kami …… dari Aisyah Ra: Nabi Saw berkata kepadanya: Jika saja bukan karena kaummu yang masih akrab dengan era Jahiliyyah, saya akan memerintahkan mereka untuk menghancurkan Ka’bah lalu aku akan memasukkan semua bagian yang telah dikeluarkan dari Baitullah Haram, dan saya akan menempelkan pintu rumah Allah ke tanah. Saya akan meletakkan satu pintu di sisi barat dan satu pintu di sisi timur. Sehinnga aku menyesuaikannya dengan pondasi bangunan Ibrahim As. Maka hal itulah yang kemudian menggiring Ibn Zubair untuk menghancurkannya.[1]”

Imam Muslim juga memuat redaksi hadits yang menceritakan keinginan Rasulullah tersebut:

Muhammad bin Hatim menyampaikan hadits kepadaku, Ibn Mahdi menyampaikan hadits kepadaku, Salim bin Hayyan menyampaikan hadits kepada kami dari said (Ibn Mina), ia berkata: aku mendengar Abdullah bin Zubair berkata: bibiku (Aisyah) menyampaikan hadits kepadaku, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Jika saja bukan karena kaummu yang masih baru dengan era kesyirikan, aku pasti sudah menghancurkan Ka’bah, kemudian aku menempelkannya dengan tanah. Aku akan membuatkan dua pintu untuknya; satu pintu di sisi timur dan satu di sisi barat. Aku menambahkan enam hasta padanya dari (arah) Hijir. Karena kaum Quraish telah mengecilkannya ketika membangun Ka’bah.[2]”

Dua kitab shahih di atas dengan gamblang memuat keinginan Nabi Saw untuk menghancurkan Ka’bah, lalu kemudian membangunnya kembali berdasarkan pondasi yang telah dibangun oleh oleh Nabi Ibrahim As.

Sayangnya, keinginan tersebut tidak dapat direalisasikan oleh beliau karena harus berhadapan dengan keadaan ummat saat itu yang masih diselimuti oleh suasana jahiliah, kekafiran dan kesyirikan sebab era Islam baru saja dimulai dan masih terlalu singkat jaraknya dengan kondisi serta situasi sebelumnya. Dan memaksakan keinginan beliau tersebut akan menimbulkan permusuhan dari kalangan Quraish.

Atas dasar ini, jika Imam Mahdi As dengan kondisi yang sudah memungkinkan, melakukan penghancuran untuk kemudian memperbaikinya serta menempatkannya sesuai dengan posisi semestinya, pada dasarnya beliau hanya merealisasikan keinginan kakek beliau yang belum terejawantahkan.

Bahkan dapat kita lihat pada hadits Bukhari di atas bahwa Abdullah bin Zubair juga pernah menghancurkan Ka’bah dengan alasan keinginan Nabi yang telah disebutkan.

[1] Bukhari, Muhammad bin Ismail, Shahih al-Bukhari, hal: 385, cet: Dar Ibn Katsir, Damaskus-Beirut, pertma, 1423 H/ 2002 M.

[2] Muslim, Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim, hal: 969- 970, cet: Dar al-Kutub al-Ilmiah, beirut,  pertam, 1412 H/ 1991 M.