Syekh Anwar Syah Al-Kashmiri: Muhammad bin Abdul Wahhab, Seorang yang Bodoh dan Sedikit Pengetahuan

Munculnya kelompok Wahabi tidak mungkin terlepas dari sosok Muhammad bin Abdul Wahhab, seorang pelopor yang memulai gerakan dakwahnya tersebut dari tempat kediamannya sendiri yakni wilayah Najd.

Diantara karakteristik yang menonjol dari ajaran yang digemakan oleh putra Abdul Wahhab ini ialah ajakan terhadap tauhid. Hal ini terjadi karena ia menganggap bahwa akidah kaum Muslimin telah ternodai dengan banyak hal yang bukan berasal dari ajaran yang diwariskan oleh Nabi Saw serta salaf.

Oleh sebab itu sebagai hasilnya, seperti yang telah disinggung dalam tulisan-tulisan sebelumnya, kelompok tersebut cenderung mudah menghakimi amalan atau perbuatan selainnya dari kaum Muslimin dengan atribut bidah, kufur atau syirik, dan hal ini tentunya menyebabkan keresahan bagi mereka terlebih para ulama yang tidak sejalan dengan pemikiran tersebut.

Adalah Syekh Anwar Syah Al-Kashmiri (w 1933 M/ 1352 H), seorang ulama ahli fikih bermazhab Hanafi yang berasal dari perbatasan India. Berbicara mengenai sosok Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitabnya yang berjudul Fayz al-Barii ala Sahih al-Bukhari, ia menyebutnya sebagai seorang yang bodoh dan sedikit pengetahuan.

أما محمد بن عبد الوهاب النجدي فإنه كان رجلاً بليدا قليل العلم، فأنه يتسارع الي الحكم بالكفر ولا ينبغي أن يقتحم في هذا الوادي إلّا من يكون متيقظاً متقناً عارفاً بوجوه الكفر وأسبابه

“Adapun Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi, dia adalah orang yang bodoh dengan sedikit pengetahuan. Dia tergesa-gesa menilai kekafiran, dan tidak pantas baginya memasuki lembah ini kecuali orang-orang yang waspada, teliti, dan mengenal wajah-wajah (bentuk) kekafiran dan penyebabnya.”[1]

Dari pernyataan di atas dapat terlihat bahwa Syekh Anwar Syah melihat fenomena gerakan Wahabiyah yang bersumber dari penggagasnya Muhammad bin Abdul Wahhab sebagai sebuah tindakan yang ceroboh dalam hal penghukuman dengan kufur (kekafiran). Ia beralasan bahwa urusan penghukuman tersebut bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana serta bisa dilakukan oleh sembarang orang, bahkan dalam kasus ini sosok penggagas gerakan Wahabiyah tersebut di matanya tidak memiliki kapasitas yang dibutuhkan untuk urusan tadi.

[1] Fayz al-Barii ala Sahih al-Bukhari, Anwar Syah Al-Kashmiri, hal: 252, Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut.