Pandangan Ulama Ahlusunnah, Allamah Ibn Abidin terhadap Kelompok Wahabi: Mereka Khawarij dari Najd!

Setelah kita mengetahui sejarah singkat Wahabi, yang telah kita baca di dalam tulisan-tulisan sebelumnya, saatnya kita mengetahui pandangan para ulama, terlebih ulama Ahlusunnah terhadap kelompok ini, terlebih sosok Syekh Abdullah bin Abdul Wahhab yang notabene sebagai pembesar kelompok Wahabi dan para pengikutnya.

Di dalam tulisan sebelumnya, kita telah mengkaji pandangan Syekh Anwar Syah mengenai sosok Muhammad bin Abdul Wahhab. di mana, menurut ulama tersebut, Abdul Wahhab digambarkan sebagai pribadi yang bodoh dan sedikit pengetahuan.

Kali ini, penulis hendak melihat para pengikut Wahabi dari kacamata Allamah Ibn Abidin. Di dalam kitabnya yang berjudul Raddul Mukhtar, ia mencurahkan isi kepalanya tentang kelompok Wahabi dan pengikutnya. Namun, sebelum mengetahui isi kepalanya tersebut, alangkah baiknya kalau kita mengenal dirinya terlebih dahulu secara singkat.

Nama lengkapnya adalah Muhammad Amin bin Umar bin Abdul Aziz Abidin Ad-Dimasyqi. Ia adalah seorang yang alim, ahli teolog dan seorang imam di zamannya. Dari sisi mazhab, ia merupakan pengikut mazhab Hanafi. Ulama yang dikenal dengan sebutan Ibn Abidin ini, lahir di Damaskus Suriah pada 1198 H dan wafat pada 1252 H.

Di dalam kacamatanya seoal kelompok Wahabi, ia menulis seperti ini.

كما وقع في زماننا في اتباع عبد الوهاب الذين خرجوا من نجد وتغلبوا علي الحرمين وكانوا ينتحلون مذهب الحنابلة لكنهم اعتقدوا أنهم هم المسلمون وأن من خالف اعتقادهم مشركون واستباحوا بذلك قتل أهل السنة وقتل علمائهم حتي كسر الله تعالي شوكتهم وخرب بلادهم وظفر بهم عساكر المسلمين عام ثلاث وثلاثين ومائتين وألف.

Sebagaimana yang terjadi di zaman kita, para pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab adalah khawarij dari kota Najd dan menaklukan Haramain (Makkah dan Madinah), mereka mengaku sebagai pengikut mazhab Hanbali, dan mereka meyakini kalau mereka adalah kaum Muslimin. Dan Sesiapa yang bertentangan dengan keyakinan mereka, ia adalah musyrik, dan mereka (kelompok Wahabi) mensunnahkan untuk membunuh kelompok Ahlusunnah dan ulama mereka (yang bertentangan dengan keyakinan mereka) Sehingga Allah menghancurkan kekuasaan mereka dan menghancurkan negeri mereka dan tentara kaum Muslim menang atas mereka pada tahun 1233. [1]

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Mungkin, peribahasa ini cocok untuk disematkan pada paengikut Wahabi dan pembesarnya, Muhammad bin Abdul Wahhab. Secara nalar, kita bisa menarik kesimpulan, jika saja para pengikutnya memiliki sifat di atas, tentu hal itu mereka peroleh dari arahan pimpinan mereka.

Artinya, lebih jauh lagi, Syekh Abidin secara tersirat hendak mengatakan ke kita bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab memiliki ciri-ciri yang sama dengan pengikutnya: keras dan semena-mena, ditambah lagi dengan bukti-bukti lain tentang dirinya. Wallahu a’lam bi as-Shawab.

[1] Raddul Mukhtar, Allamah Ibn Abidin, jil. 4, hal. 262, penerbit: Darul Kutub Ilmiah, Beirut Lebanon.