Ibnu Taimiyah dalam Kitab Ad-Durarul Kaminah Milik Ibnu Hajar Asqalani

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pemikiran-pemikiran kelompok Wahabi banyak diambil dari pandangan dan ajarannya Ibnu Taimiyah. Selanjutnya, beberapa dari Ulama Ahlussunnah telah kita paparkan pandangannya tentang Ibnu Taimiyah.

Masih melanjutkan tema diatas, kita akan ajukan lagi beberapa pandangan dari para ulama Ahlussunnah tentang Ibnu Taimiyah. Namun kali ini, kita akan bahas hal tersebut dalam kitab Ad-Durarul Kaminah milik Ibnu Hajar Asqalani.

Ulama kenamaan Ahlussunnah yang wafat tahun 852 itu, dalam kitabnya tersebut menuliskan dengan jelas perihal pandangan-pandangan ulama terhadap Ibnu Taimiyah. Dan pandangan tersebut berdasarkan atas apa yang diyakini oleh Ibnu Taimiyah atau apa yang telah disebutkan olehnya.

Orang-orang (para ulama) memiliki pandangan berbeda-beda terhadapnya (Ibnu Taimiyah). Sebagian dari mereka menisbahkannya pada (pemikiran) Tajsim, karena apa yang dia katakan di (kitab) Al-Aqidah Al-Hamawiyah dan Al-Washitiyah juga selain keduanya, seperti ucapannya bahwa tangan, kaki, dan wajah adalah sifat hakiki untuk Allah, dan bahwasannya Ia dengan Dzatnya bersemayam di atas Arsy..

Dan sebagian mereka ada yang menisbahkannya sebagai seorang zindiq, karena perkataannya bahwa Nabi Saw tidak meminta (orang-orang) istighotsah padanya. Dan hal ini merupakan meremehkan posisi Nabi, dan menghalangi (orang-orang) untuk mengagungkan Nabi Saw…

Dan sebagian mereka ada yang menisbahkannya sebagai seorang nifaq (munafik), karena ucapannya terhadap Ali, ia mengatakan bahwa Ali terus kecewa dan berusaha terus-menerus mendapatkan kekhalifahan, namun tidak ada yang membantunya. Dan pembunuhan yang dilakukan Ali hanya untuk kekuasaan bukan untuk agama… ucapannya juga yang mengatakan bahwa Abu Bakar masuk Islam disaat tua, sehingga ia tahu apa yang diucapkan, dan Ali masuk Islam ketika kecil, dan anak kecil tidak sah keislamannya atas ucapan dan perkataannya… maka mereka (para ulama) melazimkannya (ibnu Taimiyah) dengan sifat nifaq karena ucapan Nabi Saw yang mengatakan tidak membencimu (Ali) kecuali seorang Munafik…[1]

Dari uraian di atas kita bisa melihat bagaimana Ibnu Hajar Asqalani menukil dan menjelaskan pandangan dari para ulama terhadap Ibnu Taimiyah. Mereka ada yang menisbahkan Ibnu Taimiyah dengan seorang yang berpemikiran Tajsim, ada pula yang menyebutnya dengaan seorang zindiq, dan ada juga yang menyebutnya dengan seorang munafik. Penyebutan dan penisbahan tersebut berdasarkan atas apa yang diyakini dan diucapkan oleh Ibnu Taimiyah.

Sekaitan dengan pandangan terakhir diatas yang menyebut Ibnu Taimiyah sebagai seorang munafik karena perkataannya yang buruk terhadap Ali bin Abi Thalib, sebagaimana telah dijelaskan, hal itu sesuai dengan perkataan Nabi Saw kepada Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa tidak ada yang membencimu kecuali seorang munafik. Riwayat tersebut bisa kita lihat dalam kitab Musnad Al-Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal.

…dari Ali Ra ia berkata: Nabi Saw mempercayakan padaku bahwasanya tidak mencintaimu kecuali mukmin, dan tidak membencimu kecuali munafik.[2]

Wallahu A’lam

[1] Ibnu Hajar Al-Asqalani, Ahmad bin Ali, Ad-Durarul Kaminah fi A’yanil Miah Ats-Tsaminah Jilid 1 Hal. 155 Cet Darul Jail – Beirut

[2] Ibnu Hanbal, Ahmad bin Muhammad, Musnad Al-Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Juz 1 Hal. 153 Cet. Dar Ihya At-Turats Al-Arabi – Beirut