Wahabi dan Penyerangan Ke Thaif

Telah dibahas sebelumnya bagaimana terbentuknya gerakan Wahabi yang diprakarsai oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Pergerakan yang dimulai dengan adanya sokongan kekuasaan dari Muhammad bin Saud pemimpin Dirriyah yang ditandai dengan adanya persekongkolan yang  terjalin antara keduanya melalui sebuah perjanjian untuk saling dukung dan bekerja sama.

Persekongkolan ini kemudian dengan cepat membuahkan hasil dan mengalami kemajuan dengan pesat. Hal ini terealisasi dengan adanya penaklukan dan perluasan wilayah melalui peperang yang dilakukan dengan kawasan disekitarnya. Tercatat ada banyak invasi yang dilakukan oleh kelompok tersebut bersama kerajaan Saudi.

Salah satu dari invasi tersebut adalah penyerangan Thaif yang dilakukan oleh Utsman bin Abdurrahman al-Mudhayifi setelah pembatalan perjanjian damai antara Ghalib al-Syarif dan Abdul Aziz bin Muhammad bin Saud.

Utsman yang merupakan mantan mentri Ghalib setelah berbaiat kepada Abdul Aziz, bersama dengan orang-orang yang bersamanya kemudian menyerang Thaif pada tahun 1216 Hijriah yang berujung pada penaklukan kota tersebut dan pembunuhan serta perampasan harta penduduknya. Demikian Utsman bin Abdullah bin Bisyr mencatat peristiwa tersebut di dalam bukunya Unwan al-Majd Fi Tarikh Najd.  

“Lalu mereka (Utsman bin Abdurrahman dan para pendukungnya) berangkat menuju Thaif, sementara di sana sudah ada Ghalib al-Syarif yang menjadikan kota tersebut sebagai tempat berlindung seraya melakukan persiapan untuk memerangi mereka. Setelah itu kelompok tersebut memeranginya di sana. Allah menjadikan rasa takut di dalam hatinya yang menyebabkannya meninggalkan Thaif dan melarikan diri ke Makkah. Utsman dan pasukannya kemudian memasuki Thaif serta menaklukkannya dengan kekerasan tanpa peperangan. Mereka membunuh penduduknya di pasar dan rumah-rumah mereka. Jumlah yang terbunuh ketika itu sekitar dua ratusan orang. Meraka merampas barang berharga, harta benda, senjata, kain, perhiasan dan komoditas mahal dari penduduknya. Utsman mengambil alih kekuasaan negri tersebut lalu diserahkan kepadanya kawasan sekitarnya. Mereka mengumpulkan Khumus kemudian diserahkan kepada Abdul Aziz. Lantas Abdul Aziz mengukuhkan Utsman sebagai penguasa Thaif serta menjadikannya amir daerah tersebut dan Hijaz.[1]”

Catatan ini menunjukkan bahwa perluasan kekuasaan Saudi dan Wahabi dilakukan dengan memerangi kawasan di sekitarnya yang notabene merupakan kalangan kaum muslimin sendiri.

[1] Ibn Biysr, Utsman bin Abullah, Unwan al-Majd Fi Tarikh Najd, jil: 1, hal: 259-260, cet: Darah al-Malik Abdul Aziz, Riyad, ke empat, 1402 H/ 1982 M.