Merusak Persatuan Berarti Merusak Nikmat Allah

Kami selama 35 tahun memiliki pengalaman, bahwa di setiap anggota masyarakat harus tercipta persatuan dan kesatuan, dan berkat persatuan dan kesatuan inilah kami berhasil meraih kesuksesan-kesuksesan besar. Beberapa negara lain tidak mengetahui hal ini, tidak paham dan sekarang pun masih belum memahaminya.

Mereka bertikai satu dengan yang lainnya seperti musuh di negara sendiri hanya karena perbedaan kecil, baik itu perbedaan agama, etnis, atau bahkan perbedaan partai politik. Tentu saja Allah Swt mencabut nikmat-nikmat-Nya dari mereka.

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? yaitu neraka jahannam. Mereka masuk kedalamnya, dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.” (QS. Ibrahim: 28-29)

Ketika kita lalai terhadap nikmat Allah yang merupakan keutamaan yang diberikan dan dianugerahkan Allah, ketika kita tidak bersyukur dan mengingkari nikmat ini, maka Allah Swt akan mengubah perilakunya terhadap bangsa ini.

“Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Surat Al Anfal: 53)

Selama saya dan Anda bergerak di jalan yang benar, melangkah di jalan yang lurus, maka kita menyesuaikan diri kita dengan kehendak ilahi, sejauh yang kita mampu. Sekarang secara sempurna dimana kita semua jauh lebih kecil dari itu, Allah Swt menjaga nikmat-Nya bagi kita, akan tetapi ketika kita merusak diri kita sendiri, menciptakan perselisihan, melancarkan konspirasi di antara kita sendiri, dan bertikai satu sama lain, maka Allah Swt akan mencabut nikmat-Nya. Allah tidak punya hubungan kekerabatan dengan siapa pun.
 
“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Anfal: 53)

Nikmat yang telah diberikan kepada kalian, tidak akan diambil kembali oleh Allah Swt selama kalian sendiri tidak merusak sarananya. Ketika kalian merusak sarananya, maka nikmat akan dicabut.