Mengikuti Jejak dan Keteladanan Nabi Ibrahim dan Keluarganya (1)

Tak lama lagi, umat Islam di Indonesia dan seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idhul Adha. Berbicara Idul Adha tidak lepas dari tokoh sentral yang bernama Ibrahim as, sebab Nabi Ibrahimlah yang menjadi pemeran utama dalam manasik haji termasuk di dalamnya tentang ajaran kurban.

Tentang Nabi Ibrahim as, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus, Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh, Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS an-Nahl: 120-123)

Ayat tersebut menggambarkan profil Nabi Ibrahim as, di antaranya bahwa beliau adalah seorang pemimpin teladan, yang patuh kepada Allah, selalu konsisten dalam menjalankan perintah-Nya, manusia bertauhid yang hanya menyembah kepada Allah, hamba yang bersyukur atas segala nikmat-Nya, manusia pilihan di antara para Nabi, di dunianya bernasib baik dan di akhiratnya termasuk hamba Allah yang saleh.

Selain itu, Nabi Ibrahim as juga merupakan figur seorang ayah yang tabah dalam memimpin keluarganya, beliau juga berhasil mendidik keturunannya menjadi hamba yang beriman.

Sebagaimana digambarkan lebih lanjut dalam Al-Qur’an, beliau juga adalah sosok manusia yang jujur, sekaligus seorang nabi yang sangat lembut hatinya dan penyantun.

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang nabi yang sangat lembut hatinya dan penyantun” (QS an-Nahl: 114).

Maka wajarlah jika manusia Muslim yang ingin hidupnya sukses dunia-akhirat, hendaknya mereka tak lupa mesti mengambil teladan, yakni kepada manusia-manusia pilihan Tuhan seperti Nabi Ibrahim as.

Untuk mengikuti jejak dan keteladanan beliau as, berikut beberapa poin penting yang mesti kita perhatikan.

1. Nabi Ibrahim as pemimpin teladan. Beliau lebih mengutamakan nasib orang lain daripada dirinya. Ibrahim lebih melihat generasi penerusnya daripada pribadinya.

Lihat ketika Ibrahim as akan diangkat menjadi pemimpin, beliau berkata “Ya Allah bagaimana nasib keturunanku?” Allah menjawab, “Ya, juga keturunanmu, asal keturunanmu itu tetap istiqamah bersamamu dan tidak berbuat dzalim (QS Al-Baqarah: 124).

Bagi kita penting memperhatikan kepemimpinan sebab pemimpinlah yang akan menentukan nasib agama dan bangsa. Pemimpinlah yang akan mewarnai segala corak masyarakat sebuah bangsa. Oleh karena itu kewajiban kita hanya satu dalam masalah kepemimpinan ini yaitu memilih pemimpin yang beriman dan amanah.

2. Ibrahim adalah seorang hamba yang sangat patuh kepada Allah walaupun menurut kita merugikan. Contohnya ketika Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih putranya, tanpa ragu-ragu langsung dilaksanakan kemudian dipangggilnya Ismail untuk bermusyawarah. Dari musyawarah itu Ismail setuju dirinya dijadikan kurban oleh ayahnya (QS as-Shaffat: 107), ketika Ismail dieksekusi oleh ayahnya, Ismail sabar dan pasrah kepada Allah.

Kenapa beliau patuh? Karena Nabi Ibrahim as yakin tidak akan ada perintah dari Allah tanpa jaminan dari-Nya. Buktinya benar bahwa sembelihan Ibrahim as diganti dengan sembelihan kambing yang sangat besar. Dan inilah cikal bakal adanya syariat kurban.

Oleh karena itu marilah kita berkurban demi semata mengharap keridhaan Allah, dan semoga Allah akan menggantinya dengan rezeki yang lebih berkah dan berlimpah.

3. Ibrahim as adalah seorang yang hanif, artinya orang yang ajeg dalam agamanya, tidak miring ke kiri dan tidak miring ke kanan, lurus sebagaimana perintah Allah.

Hal ini terlihat dari dua kaki yang membekas pada batu yang sering disebut dengan maqam Ibrahim. Bekas telapak kaki beliau yang kanan condong ke kiri dan yang kiri condong ke kanan. Artinya Nabi Ibrahim berkarakter istiqamah seperti disebutkan dalam ayat فاستقم كما أمرت maka istiqamahlah kamu sebagaimana diperintahkan.

Bersambung ...