Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Penyerangan Wahabi ke Tsarmada, Dulam, Na’jan dan Ihsa

1 Pendapat 05.0 / 5

Pertemuan Muhammad bin Abdul Wahhab dan Muhammad bin Saud terjadi pada tahun 1157 H. Dari perjumpaan ini terjalinlah sebuah ikatan yang erat antara ajaran Wahabi dengan pemerintahan Saud yang mana hingga saat ini hubungan ini masih berjalan dan terjaga.

Semenjak perjumpaan itu pula, kerajaan Saud dengan dorongan atau legalitas agama yang diberikan oleh ajaran Wahabi mulai memperluas kekuasaannya dengan menyerang ke beberapa tempat di semenanjung Arab seperti diantaranya telah dibahas dalam tulisan-tulisan yang lalu.

Penyerangan-penyerangan tersebut seperti yang sudah jelas, selain dilatari dengan dalih pemurnian nilai-nilai Tauhid yang mereka usung, juga merupakan kesempatan bagi keluarga Saud untuk menghimpun kekuatan dengan penjarahan serta penundukan kekuasaan di berbagai wilayah di sekitar Najd.

Ibnu Biysr dalam kitabnya yang berjudul Unwan al-Majd fi Tarikh Najd, mencatat banyak peristiwa dari masa ke masa yang berkaitan dengan pergerakan Wahabi beserta pemerintahan Saud. Diantaranya adalah berikut:

Memasuki tahun 1171 H, terjadi peristiwa al-Batiha di Tsarmada dan itu adalah pohon kurma yang terkenal di sana. Ketika itu Abdul Aziz (salah satu raja Saud) bersama pasukannya bergerak menuju Tsarmada, kemudian bermalam di sebuah tempat dekat negeri tersebut. Namun di sisi lain, di sebuah lembah yang dinamai Wadi al-Jamal dekat dari sana, telah disiapkan bagi mereka perangkap. Digali sebuah lubang dekat pohon kurma itu yang dinamai al-Batiha, setelah itu masuk kedalamnya beberapa orang dari pasukan Abdul Aziz, hal ini diketahui oleh penjaga dari negeri Tsarmada, kemudian mereka mengabari Ibrahim bin Sulaiman yang merupakan pemimpin negeri itu. Ia membagi pasukannya menjadi dua kelompok, satu kelompok berjaga diluar lubang dan membunuh orang-orang yang keluar dari lubang tersebut sementara kelompok lainnya menyudutkan pasukan yang berada di dekat pohon kurma supaya memasuki lubang. Dalam kejadian tersebut terbunuh 30 orang dari pihak Saud dan 8 orang dari pihak penduduk Tsarmada.[1]

Pada tahun 1173 H, Abdul Aziz juga melakukan beberapa penyerangan ke berbagai tempat seperti Manikh (saat ini nama tersebut tidak digunakan), Dulam dan Na’jan. di tempat yang pertama, ia berhasil membunuh Ali bin Dukhan beserta 4 orang lainnya. Kemudian invasi tersebut berlanjut terhadap penduduk Dulam, dan akhirnya terbunuh 8 orang dari penduduk tersebut serta menjarah toko-toko yang terdapat harta di dalamnya. Setelah itu mereka juga menyerang wilayah Na’jan serta membunuh beberapa orang diantaranya Audah bin Ali.[2]

Pada Tahun 1176 H, setelah penyerangan ke wilayah Riyadh dan berhasil membantai puluhan orang dari penduduknya, Abdul Aziz beserta bala tentaranya bergerak menuju Ihsa. Ia menempati sebuah tempat yang dikenal dengan al-Mathir (tempat yang basah), dan ia juga membawa 30 kuda perang. Kemudian ia menyerang penduduk Ihsa pada pagi hari hingga banyak yang terbunuh dalam kejadian itu, disebutkan hingga mencapai 70 orang yang mati. Pada waktu yag bersamaan ia juga berhasil merampas banyak harta.[3]

Penyerangan-penyerangan seperti di atas, pada masa itu sangat gencar dilakukan oleh kelompok Wahabi dan keluarga Saud, sehingga banyak sekali darah yang tertumpahkan akibat gerakan tersebut, belum lagi dengan kerugian yang dihasilkan dengan perampasan harta serta penghancuran bangunan-bangunan.

Meskipun tidak dalam setiap kali invasi yang mereka lancarkan itu membuahkan kemenangan, namun pada akhirnya secara keseluruhan mereka memperoleh dominasi di tengah-tengah kaum muslimin di Hijaz pada masa itu.

[1] Ibnu Biysr, Utsman bin Abdullah, Unwan al-Majd fi Tarikh Najd, jil: 1, hal: 77, cet: Darah al-Malik Abdul Aziz, Riyad, ke empat, 1402 H/ 1982 M.

[2] Ibid, hal: 83.

[3] Ibid,  hal: 90.