Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kitab Fatawa Al-Aimmah Al-Najdiyah: Pengikut Asyari Sesat Karena Miliki Pemikiran Ta’thil yang Bersumber dari Yahudi, Musyrikin dan Para Filosof

0 Pendapat 00.0 / 5

Takfir atau pelabelan kafir serta penyematan identitas sesat maupun syirik terhadap suatu kelompok atau komunitas tertentu sudah ada semenjak awal sejarah Islam.

Pada awalnya pemikiran ini diprakarsai oleh kelompok Khawarij yang menganggap kafir kelompok-kelompok muslim lainnya. Namun, pada gilirannya sebagian golongan Islam yang memiliki karakter yang sama atau mirip dengan kelompok ini, ikut mengadopsi pemikirang yang sangat meresahkan ini.

Kelompok Wahabi yang memiliki banyak kesamaan dengan kelompok Khawarij ini, juga mengadopsi pemikiran tersebut yang kemudian tidak jarang dijadikan sebagai legitimasi dalam pembantaian serta penghancuran yang dilakukan semenjak kemunculannya.

Sudah banyak disinggung pada seri sebelumnya seputar pelabelan kafir dan sesat yang dilakukan oleh kelompok Wahabi. Melanjutkan pembahasan yang ada, pada tulisan ini akan dimuat literatur lainnya untuk mengungkap lebih banyak fakta seputar pandangan kelompok ini dalam menilai golongan muslim lainnya.

Di dalam kitab Fatawa al-Aimmah al-Najdiyah disebutkan bahwa ada beberapa kelompok dari kaum muslimin yang mengadopsi pemikiran “Ta’thil” atau “Muattilah”:

“mereka menolak semua sifat agung yang disematkan oleh Allah Swt serta Rasulullah untuk diriNya, dengan dugaan bahwa menetapkan sifat-sifat tersebut akan menyeret pengimannya pada tasybih (penyerupaan Allah dengan makhluk) atau tajzim (meyakini Allah jisim). Mereka berada pada posisi yang berseberangan dengan kelompok Musyabbihah.

Mazhab Ta’thil diadopsi dari para pengikut Yahudi, musyrikin dan pengikut sesat kelompok Shabiin.

Orang pertama dalam Islam yang darinya pemikiran Ta’thil diadopsi adalah al-Ju’d bin Dirham di awal abad ke dua Hijriah. Kemudian al-Jahm bin Shafwan mengadopsi pemikiran tersebut darinya, dan mendeklarasikannya. Kepadanyalah Jahmiah disematkan. Kemudian mazhab ini berpindah kepada Mu’tazilah dan Asyari. Inilah sanad mazhab mereka; bersumber dari Yahudi, Shabiin, musyrikin dan para filosof.[1]”

Catatan ini menempatkan pengikut Mu’tazilah dan Asyari sebagai mazhab sesat karena dianggap memiliki pemikiran Ta’thil (meniadakan sifat Ilahi yang telah di tetapkan Allah dan RasulNya) yang bersumber dari Yahudi, musyrikin, Shabiin dan para filosof.

[1] Al-Jibrin, Abdullah bin Abdurrahman, Fatawa al-Aimmah al-Najdiayah, jil: pertama, hal: 514, cet: Maktabah al-Rusyd.