Hikmah Malam Badr Yang Penting untuk Dikaji

Membaca cerita hikmah merupakan makanan jiwa. Sehingga jiwa akan menjadi penuh dengan hikmah-hikmah yang bernilai kebenaran. Sejarah Islam penuh dengan fakta-fakta yang mengandung hikmah. Seperti kisah di Malam Badr yang akan kita kaji di bawah ini.

Rasul saw, di malam Badr, kepada sahabatnya bersabda: “Adakah dari kalian yang bisa mengambilkan air dari sumur?”.

Di malam itu, para sahabat semuanya terdiam dan tak satupun yang beranjak dari tempat duduk mereka.

Karena itu, Amirul mukminin, Ali bin Abi Thalib as mengambil sebuah kantong air yang terbuat dari kulit dan setelah itu ia pergi di malam hari yang gelap gulita, dingin, dan berangin kencang. Ketika beliau sampai ke dekat sumur, karena tak adanya ember dan tali untuk menimba air maka ia harus turun ke bawah sumur, sehingga ia bisa mengisi kantongnya dengan air.

Ketika hendak pulang, tiba-tiba ada angin yang begitu kencang menerpanya, ia pun terpaksa duduk terlebih dahulu, menunggu reda. Setelah reda, ia pun beranjak dan melanjutkan lagi perjalanannya. Namun ternyata tiba-tiba kembali datang angin kencang dan ia pun duduk kembali. Kemudian ia beranjak dari tempat duduknya untuk melanjutkan perjalanan, namun kejadian serupa berulang yaitu angin kencang tiba-tiba datang.

Setelah sampai di tenda Rasul saw, beliau bertanya kepadanya: “Wahai Ali, kenapa engkau datang terlambat?”

“Tadi di perjalanan, ada tiga angin yang begitu kencang menerpaku. Sehingga aku harus berhenti terlebih dahulu untuk menunggunya berhenti.” Jelasnya.

Nabi saw bersabda: “Tahukah engkau apa itu?”, “Aku tidak tahu wahai rasul saw”

“Angin pertama adalah Jibril dengan seribu malaikat turun menyampaikan salam kepadamu. Yang kedua adalah Mikail dengan seribu malaikat turun menyampaikan salam kepadamu. Dan yang ketiga adalah Israfil turun dengan seribu malaikat datang untuk menyampaikan salam kepadamu.”

Dari kisah di atas, kita mengetahui bahwasanya Sayidina Ali mempunyai kedudukan khusus di sisi Allah swt dan Rasulullah saw. Itu semua karena kesetiaan dan ketulusannya untuk berkhidmat pada Rasulullah saw dan Islam. Sehingga para malaikat turun dari langit ke bumi untuk menyampaikan salam. Maka dari itu jika kita ingin mendapatkan salam dari para Malaikat maka kita harus mendidik diri kita untuk menjadi sayidina Ali as.