Muqarnas : Gaya Arsitektur Islam Paling Religius dan Ikonik

Arsitektur dalam dunia Islam terbilang berkembang sangat luas, baik bangunan biasa maupun bangunan keagamaan yang keduanya masih tetap mengalami perkembangan hingga saat ini. Dalam sejarah Islam, arsitektur juga dianggap turut membantu membentuk peradaban Islam yang kaya. Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh pada peradaban Islam adalah bangunan seperti masjid, kuburan, istana, menara dan benteng, yang semuanya tentu memiliki pengaruh yang sangat luas pada budaya dan tradisi arsitektur budaya lain.

Banyak bangunan dan arsitektur Islam yang masuk sebagai situs warisan dunia, seperti Taj Mahal. Beberapa dari bangunan tersebut seperti benteng Aleppo – tetapi telah mengalami kerusakan yang serius karena serangan ISIS. Bahkan ada beberapa bangunan di zaman Nabi Muhammad SAW yang menjadi penanda munculnya arsitektur Islam, salah satu contohnya adalah masjid Jawatha di Arab Saudi. Khilafah Rasyidun (632-661) adalah khilafah pertama Islam yang mulai mempopulerkan arsitektur Islam. Model arsitektur Islam yang mencolok mulai berkembang setelah arsitek Muslim memadukannya dengan gaya arsitektur dari Roma, Mesir, Persia dan Bizantium.

Bangunan megah Hagia Sophia di Istanbul Turki juga dipengaruhi dan mempengaruhi arsitektur Islam. Ketika dinasti Utsmani merebut kota Istanbul dari Bizantium, Hagia Sophia diubah dari basilica menjadi sebuah masjid – sempat diubah menjadi museum, oleh Presiden Turki Erdogan diubah kembali menjadi Masjid. Ini adalah awal mula dimasukkan unsur arsitektur Bizantium yaitu bangunan kubah ke dalam arsitektur Islam. Bahkan di era modern saat ini kubah merupakan fitur struktural utama dari arsitektur Islam.

Berbagai macam ciri khas gaya arsitektur Islam yang mencolok, ada salah satu ornamen paling indah dan ikonik yang menjadi khas arsitektur Islam juga menarik untuk dikaji yaitu Muqarnas. Muqarnas merupakan sistem ornament dekoratif yang menghiasi kubah, ornament ini terdiri dari tingkatan element kecil seperti ceruk yang menyerupai stalaktit sarang lebah. Tulisan ini mencoba menjelajahi sejarah dan simbolisme yang menawan dari Muqarnas.

Asal usul dekorasi Muqarnas pada arsitektur Islam dapat ditelusuri pada awal abad ke 11 di Baghdad – meskipun ini masih diperdebatkan oleh beberapa pakar sejarah, karena ada pendapat yang mengatakan pertama kali muncul di Iran, Mesir dan Afrika Utara – yang pasti penggunaan dekorasi Muqarnas pada arsitektur Islam menyebar sangat cepat ke seluruh dunia Islam.

Beberapa pakar bahasa menyebutkan asal kata Muqarnas – meskipun ini belum dikonfirmasi dalam sumber Arab atau Persia – bahwa kata ‘Muqarna’ berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘koronis’ atau ‘cornice’. Ahli kamus bahasa Arab Firuzabadi (1415) mendefinisikan Muqarnas adalah bentuk yang memiliki tepi berbentuk bergerigi atau berundak. Bangunan kubah yang didekorasi dengan ornament Muqarnas berjenjang ini dengan cepat diadopsi oleh berbagai bangunan arsitektur termasuk Squinches, Capitals, Niche Hoods dan Cornice. Namun, pertama kali digunakan di monument kuburan, kemudian masjid, rumah sakit, air mancur dan istana.

Keindahan ornament Muqarnas sendiri terpancar dari fragmentasi dan ilusi yang diciptakannya. Keduanya bersama-sama menghasilkan aliran yang sangat indah dilihat, dimana bagian-bagian dramatisnya seolah-oleh berpindah dari satu bidang ke bagian bidang lainnya. Ornament Muqarnas memberikan manfaat pada bangunan – bahkan dalam bentuknya yang paling kompleks dan rumit – seperti membangun langit-langit yang tampak digantungi dengan sarang lebah. Muqarnas sendiri dapat dibuat dari banyak bahan seperti kayu, plesteran, batu dan gerabah berlapis kaca.

Sisi-sisi tiga dimensi Muqarnas yang indah memiliki efek pancaran fatamorgana pada dinding dan kubah – bahkan kubah yang berat – terlihat tidak berat, justru tampak seperti dedaunan di pohon. Secara simbolis, ilusi yang dihadirkan Muqarnas seolah-olah ingin menyampaikan cara Tuhan menopang alam semesta. Namun, salah satu manfaat praktis dari ornament Muqarnas sendiri adalah teksturnya yang kuat menahan dan mampu menahan beban berat, yang memungkinkannya untuk memperkuat kubah atau permukaan arsitektur lainnya yang digantung atau direkatkan di sekitarnya.

Gaya arsitektur Muqarnas yang paling awal dibangun sebtulnya lebih sederhana, Muqarnas dibuat dalam kubah yang terbuat dari bata, bentuknya kerucut, tinggi dan tanpa glasir. Ornament Muqarnas sederhana tersebut dapat anda lihat pada makam Imam Dur Samarra yang dibangun pada tahun 1085. Kemudian gaya ornament Muqarnas berkembang menjadi dekorasi arsitektur yang lebih detail dan halus, itu dikembangkan pada zaman Dinasti Timurid (1370-1506), seperti yang dipamerkan di museum Khoja Ahmad Yasawi abad ke-14, yang terletak di Turkistan, Kazakhstan.

Selama Dinasti Safawi (1501-1732) berkuasa, baru kemudian ornament Muqarnas digunakan untuk menghiasi mosaik ubin bangunan masjid untuk memberikan kualitas dan kesan yang luhur, religious dan berkilau. Itu dapat dilihat pada bangunan Masjid Jami’ Isfahan Iran. Alih-alih menekankan pada sifat simbolis Muqarnas, prinsipnya tiga dimensi yang dimiliki Muqarnas merupakan pengembangan pola geometris tiga dimensi yang secara historis menjadi ciri khas perkembangan arsitektur Islam di berbagai belahan dunia, khususnya di Persia dan sekitarnya.

Umumnya pola matematis dan geometris adalah fitur yang mendasari gaya arsitektur religious di dunia Islam. Tujuan dari pola-pola seperti itu adalah untuk membangkitkan kesadaran untuk menikmati keindahan transenden Ilahi, mengajak kita mengambil bagian sebagai saksi keagungan Tuhan yang luar biasa. Karya seni Muqarnas diyakini mencerminkan konsep ketuhanan dan alam semesta dalam Islam yang lahir pada abad ke-11. Al-Baqilani (1013) menggambarkan sebuah teori di mana segala sesuatu selain Tuhan terdiri dari atom dan tidak abadi, dan materi-materi ini tidak bertahan lama, tetapi Tuhan selalu menciptakan yang baru dan tak sama. Kosmos tidak abadi, karena satu-satunya yang abadi adalah Tuhan.