Adab-adab Membaca al-Qur’anAdab-adab Membaca al-Qur’an

Membaca al-Quran adalah menghadapkan diri di hadapan Allah Swt dan membaca ucapan Allah Swt dengan makhluk-Nya. Oleh karenanya, hal ini merupakan salah satu bentuk ibadah dan mempunyai adab-adab tertentu yang harus diketahui dan harus diamalkan. Tanpa mematuhi dan memenuhi kaedah ini, maka hak-hak tilawah tidak akan terpenuhi dan tidak akan memperoleh manfaat yang seharusnya diperoleh.

Akan tetapi tidak boleh lupa bahwa dalam tradisi Ahlulbait As telah ditegaskan bahwa dalam al-Quran secara tegas membincangkan bahwa al-Quran harus dibaca disertai dengan tadabbur dan tafakkur al-Quran serta menghindari dari ketergesaan-ketergesaan dan dengan ketenangan dan perlahan-lahan membacanya. Terkadang kelihatan bahwa tujuan ini, telah tertutupi karena pengaruh keindahan dhahir dan pengucapan secara akurat atas kata-kata itu dengan dialek bahasa Arab.

1. Adab pertama adalah membaca ayat dengan memperhatikan artinya sebagaimana yang difirmankan bahwa,

فَاقْرَؤُوا ما تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ

“Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Quran.” (QS Al-Muzammil [73]:20)

Pada zaman diturunkannya al-Quran, al-Quran diturunkan kepada umat yang  menggunakan bahasa Arab dan hanya dengan mendengarkan al-Quran, mereka akan memahami pesan ayat-ayat itu, oleh karenanya aturan untuk membaca al-Quran yang ada pada surah Al-Muzammil ini bukan hanya pengucapannya saja, sehingga jika tidak ada kesempatan untuk mempelajari bahasa Arab, maka dapat menggunakan terjemahan yang baik dan benar.

2. Adab kedua adalah berwudhu ketika membaca al-Quran. Kesucian jasmani adalah simbol dari kesucian spiritual dan kesiapan untuk menaruh perhatian kepada Allah Swt, menjauhkan diri dari maksiat, menyebabkan cahaya ruh seorang mukmin dan permulaan cemerlang hati.
    
3. Hal lain yang merupakan adab membaca al-Quran adalah menghadap ke kiblat ketika membaca al-Quran karena hal ini adalah simbol Ka’bah. Demikian juga lebih utama jika membaca dari mushaf al-Quran sehingga lebih menaruh perhatian (khusyu) kepada Allah Swt dan Ka’bah, walaupun seseorang itu hafal al-Quran. Dalam riwayat disebutkan bahwa bacalah al-Quran dari lembaran-lembarannya karena memandang ke arah ayat-ayat Ilahi akan mendatangkan cahaya kepada hati. ( Kulaini, Ushul al-Kafi, jld. 2, hlm. 613)
    
4. Adab-adab lain dalam membaca al-Quran adalah berlindung kepada Allah Swt ketika mulai membaca al-Quran, artinya mengucapkan A’udzubillāhi minal-syaithāni rajim karena hal ini dianjurkan dalam al-Quran.

فَإِذا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ

“Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.”(Qs. Al-Nahl [16]:98)

5. Adab-adab lain adalah tidak tergesa-gesa dalam membaca al-Quran. Ada saja orang-orang yang ingin membaca al-Quran dengan target tertentu misalnya sejumlah juz tertentu atau sejumlah surat tertentu tanpa memperhatikan arti dan pesan-pesan al-Quran, hal ini tentu saja bertentangan dengan adab-adab membaca al-Quran. Terdapat riwayat dari Ahlulbait As tentang ketidakbolehannya membaca al-Quran dengan tergesa-gesa. (Nuri, Mustadrak Wasāil, jld. 18, hlm. 269)