Perbuatan Dosa sebagai Faktor Penting Kehancuran Umat Manusia

Bila kita menukikkan pandangan terhadap sejarah manusia, kita akan menemukan bahwasanya dosa merupakan faktor utama kemunduran dan kehancurannya. Itulah yang diungkapkan oleh Amirul Mukminin Ali a.s. Beliau berkata: “Aku bersumpah demi Allah, tiada satu umat pun yang berada dalam kenikmatan kemudian nikmat itu hilang kecuali karena dosa-dosa yang dilakukan oleh mereka, karena sesungguhnya Allah tidaklah pernah menzalimi hamba-Nya.” (Nahj al-Balaghah, Syarh aI-Faydh, hlm. 570)

Segala sesuatu yang terjadi dalam berbagai umat mengandung pelajaran yang banyak untuk kita ambil ajarannya. Oleh karena itu, Imam Ali a.s. juga mengatakan: “Orang yang berakal adalah orang yang mau mengambil pelajaran dari kasus orang lain.” (Ghurar Al-Hikam, hlm. 46)

Dalam sejarah kaum Muslimin sendiri terdapat ribuan pelajaran yang bisa diambil, ribuan bentuk dan kasus yang memberikan pandangan yang sangat jelas bagaimana dosa-dosa menggerogoti sebuah bangsa dan menjatuhkannya dari derajat yang mulia dan tinggi kepada derajat yang hina-dina dan kehancuran.

Nukilan para ahli sejarah tentang Pemerintahan Islam mencapai keemasannya di Andalusia sangat memilukan hati setiap muslim yang cinta terhadap agamanya. Wilayah yang sangat strategis di dunia itu dahulu niscaya dapat senantiasa memancarkan sinar Islam ke seluruh penjuru benua Eropa, kalau sekiranya para generasi muda Islam di sana tidak menenggelamkan diri dalam kehidupan hura-hura penuh kesenangan, bersenang-senang dengan perempuan dan minuman keras, yang memang sengaja diumpankan oleh para musuh untuk menghancurkan mereka dengan cara seperti itu.

Sejarah Eropa modern juga penuh dengan pelajaran tersebut. Para peneliti sangat yakin bahwa jatuhnya Perancis pada 1940 M adalah disebabkan oleh minuman keras. Sensus yang dilakukan oleh Barat menunjukkan bahwa kejahatan dan berbagai tragedi di sana yang bersumber dari dosa-dosa yang dilakukan sangat membuat bulu roma kita berdiri. Sensus tersebut menyebutkan bahwa manusia -yang katanya beradab- berubah menjadi binatang yang merusak, yang dilengkapi dengan alat-alat yang canggih untuk mendukung operasi kejahatan mereka.

Negeri-negeri Timur yang Islam juga dilanda bencana seperti yang melanda Barat, meskipun jumlahnya tidak sebanyak yang ada di Barat. Perzinaan, perjudian, mabuk-mabukan, ganja dengan berbagai macamnya sangat laku di dunia kita, dunia Islam. Hal-hal tersebut sangat besar perannya dalam melahirkan berbagai tragedi yang pada awalnya berbentuk pembunuhan, pencurian, dan perusakan kehidupan rumah tangga, lalu menjalar kepada hilangnya kepribadian Islam pada individu muslim dan umat Islam. Pada gilirannya, umat kita menjadi komoditas dagang para pemain politik di panggung dunia.

Tragedi menimpa dunia Islam, paling tidak dalam dunia politik dan ekonomi. Dua dunia itulah yang menempatkan kaum Muslimin selalu berada di genggaman orang-orang kafir di dunia ini. Sesungguhnya perangkap yang dipasang oleh musuh-musuh Islam terhadap generasi muda Islam di Andalusia dahulu, sekarang ini dipasang pula di Palestina. Perangkap itu saat ini pun telah membuat tragedi yang amat memilukan kaum Muslimin. Tragedi hilangnya Palestina, dan kejatuhannya di tangan musuh-musuh Islam secara turun-temurun. Perangkap itu setelah sekian lama dipasang, sekarang ini telah menangkap sasarannya dengan cermat melalui trompet hukum dan pemerintahan. Ia mulai mempengaruhi dan mengubah urusan-urusan kaum Muslimin. Di belakang mereka terdapat orang-orang yang tenggelam dalam kehinaan, yang memain-mainkan kemuliaan dan harga diri kaum muslim berikut kekayaan mereka.

Kezaliman termasuk salah satu dosa yang menyebabkan dihancurkannya bangsa tertentu. Allah Swt berfirman kepada Nabi-Nya, Nuh a.s. tentang kaumnya: “…Dan janganlah kamu bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” (QS. Hud: 37)

Allah juga berbicara tentang kaum ‘Ad: “Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Mu’minun: 41)

Dia juga berbicara tentang kaum Tsamud: “Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui.” (QS. An-Naml: 52)

Tentang kaum Luth: “Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk negeri (Sodom ini); sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zalim.” (QS. al-Ankabut: 31)

Tentang kaum Syu’aib: “…dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumah-rumah mereka.” (QS. Hud: 94)

Tentang kaum Firaun: “Maka Kami hukumlah Firaun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Qashash: 40)

Tentang kaum Sabat, Allah Swt berfirman: “Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras…” (QS. Al-A’raf: 165)

Dalam ayat-ayat yang lain, Alquran mengungkapkan keterkaitan antara kezaliman dan kebinasaan umat dan bangsa-bangsa tertentu. Allah Swt berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman….” (QS. Yunus: 13)

Dia juga berfirman: “Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan, ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.” (QS. al-Kahfi: 59)