Manusia dan Taklifnya (2)

Tanggung jawab manusia sangat luas dan bervariasi dari kesemuanya itu dapat diringkas dalam tiga bagian:

1) Tanggung jawab manusia terhadap Allah dan nabi

Secara akal dan syariat, manusia bertugas mengenal Sang Pencipta dan Pemberi Nikmatnya, bersyukur kepadanya, menyembahnya dan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan di atas pundaknya. Ia juga harus mengenal para nabi, mendengar risalah Ilahi dan memanfaatkan bimbingan mereka. Menaati Allah dan nabi akan menguntungkan manusia, karena akan membawanya kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Alquran mengatakan, “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah, rasul dan para pemegang kendali urusan kalian. Bila kalian berselisih dalam suatu perkara, merujuklah kepada Allah dan rasul bila kalian benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Ini baik bagi kalian dan memiliki akhir yang lebih baik.” (QS. an-Nisa: 59)

2) Taklif manusia terhadap dirinya

Sesuatu yang paling disayangi dan berharga bagi manusia. adalah dirinya. Terlebih dahulu, manusia harus memikirkan dirinya, mengenalnya, dari mana ia berasal, berada di mana dan kemana tujuannya? Apa faktor-faktor kesempurnaan dan kejatuhannya?

Manusia harus mengetahui posisinya di dunia dan mengenal tugas-tugasnya. Ia harus berpikir di mana kebahagiaan sejatinya berada? Apa faktor kesengsaraannya? Bagaimana ia mengetahui program kehidupannya dan cara menentukan perjalanan nasibnya?

Bila manusia memikirkan hal ini baik-baik dan menata program kehidupannya dengan benar, ia bisa membahagiakan dirinya. Bila tidak, ia menzalimi dirinya dan membawa dirinya kepada kehancuran. Sungguh tiada kerugian yang lebih besar dari ini!

Alquran mengatakan,

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap jiwa memandang apa yang telah ia lakukan untuk esok harinya. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Dia mengetahui apa yang kalian lakukan.” (QS. al-Hasyr: 18)

“Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang kayu bakarnya adalah manusia dan bebatuan, neraka yang dijaga oleh para malaikat galak dan tidak menentang apa yang diperintahkan Allah dan selalu melaksanakannya.” (QS. at-Tahrim: 6)

Imam Sajjad a.s. berkata: “Hak jiwamu adalah engkau harus memaksanya menaati Allah. Engkau harus menunaikan hak lidahmu, telingamu, matamu, tangan, kaki, perut dan auratmu serta mintalah bantuan dari Allah di jalan ini.”

3) Tanggung jawab manusia di hadapan sesama manusia

Manusia hidup di tengah masyarakat dan membutuhkan bantuan orang lain. Manusia terpaksa hidup bersama dan saling membantu dalam segala urusan sosial. Masing-masing individu harus mengemban tanggung jawab sosial tertentu. Mereka harus menjaga undang-undang sosial, sehingga memiliki kehidupan tenteram dan damai. Etika dan hak-hak sosial diberlakukan dalam rangka mewujudkan tujuan ini.

Agama Islam sangat memperhatikan etika sosial dan menentukan tanggung jawab per individu masyarakat satu sama lain serta menghimbau mereka untuk melaksanakannya. Masing-masing individu bertanggung jawab terhadap komunitasnya; ayah dan ibu terhadap anak-anak dan anak­anak terhadap keduanya, suami dan istri, saudara dan saudari, sesama tetangga, guru dan murid, pandai dan bodoh, dokter dan pasien, penguasa dan rakyat, pegawai dan warga, komandan militer dan bawahan, orang tua usia lanjut dan kanak-kanak, Muslim dan Ahlulkitab serta orang kafir, masing-masing mereka memiliki tanggung jawab satu sama lain. Tentu saja tanggung jawab manusia tidak terbatas dalam hal-hal di atas, tapi juga tanggung jawab dia terhadap binatang, tumbuhan, laut, lingkungan hidup, air dan udara, tanah, tambang dan hutan.