Penjelasan Ilmiah tentang Panjangnya Umur Imam Mahdi afs (1)

Mungkinkah seseorang hidup selama berabad-abad sebagaimana yang diasumsikan dalam sosok tokoh yang dinantikan untuk mengubah dunia dan kini umurnya mencapai lebih dari 12 abad, yaitu sekitar 14 kali umur manusia biasa yang mencapai tingkat alami dari masa kanak-kanak menuju ketuaan?

Kalimat imkan (posibilitas) di sini mempunyai tiga arti: al-Imkan aI-amali (posibilitas praktis), al-imkan al-ilmi (posibilitas teoritis), al-imkan aI-manthiqi al-falsaf (posibilitas logis atau filosofis).

Yang dimaksud dengan imkan amali (posibilitas praktis) adalah sesuatu yang mungkin bagi manusia lainnya untuk merealisasikannya sekarang ini. Maka perjalanan melewati samudra atau sampai ke dasar laut dan naik ke bulan merupakan hal yang mungkin pelaksanaannya sekarang ini. Dan seseorang melakukan hal tersebut sekarang ini dengan berbagai cara.

Yang dimaksud dengan imkan ilmi (posibilitas teoritis) adalah sesuatu yang tidak mungkin secara praktis bagi manusia untuk melakukannya secara aktual dengan alat-alat canggih dan kontemporer, namun ilmu dan pandangan-pandangan yang bergerak maju, tidak menolak kemungkinan terjadinya itu semua sesuai dengan kondisi-kondisi dan sarana-sarana tertentu. Karena itulah, naiknya manusia ke planet Venus tidak ditolak oleh sains. Bahkan teori-teori sains dewasa ini mengindikasikan kemungkinan tersebut walaupun secara riil naik ke planet Venus tidak mudah bagi saya atau Anda. Karena perbedaan antara naik ke Venus dan naik ke bulan hanyalah tingkat atau derajatnya. Naik ke Venus hanya mencerminkan penaklukan akan kesulitan-kesulitan lainnya yang muncul karena jarak Venus lebih jauh dari bulan. Maka naik ke Venus secara saintis adalah sesuatu yang tidak mustahil walaupun belum dilakukan secara aktual sekarang.

Sedangkan maksud dari al-imkan manthiqi/al-falsafi (posibilitas logis/filosofis) adalah bahwa akal -berdasarkan teori dan hukum logika yang ada- tidak menolak atau menganggapnya mustahil. Contohnya, kita tidak mungkin akan dapat membagi tiga buah jeruk menjadi dua bagian yang sama tanpa membelah salah satunya menjadi dua bagian. Karena sebelum melakukan pembagian akal telah lebih dahulu mengatakan bahwa tiga adalah bilangan ganjil, bukan genap, jadi tidak mungkin bisa dibagi dua, sebab jika bilangan tersebut dapat dibagi dua berarti tiga adalah bilangan genap padahal ia sebenarnya ganjil. Dengan begitu, terjadi kontradiksi yang secara logika adalah mustahil.

Kesimpulannya adalah bahwa imkan mantiqi (posibilitas logis) lebih luas lingkupnya dari imkan ilmi (posibilitas teoritis), dan imkan ilmi lebih luas lingkupnya dari imkan amali (posibilitas praktis). Tidak syak lagi bahwa panjangnya umur manusia beribu-ribu tahun secara logika adalah mungkin. Sebab menurut perspektif akal hal itu tidaklah mustahil. Tidak ada kontradiksi dalam asumsi semacam ini, karena arti dari sebuah kehidupan tidak mengharuskan kematian yang cepat. Demikian juga jelas bahwa umur yang panjang tidak mungkin secara imkan amali, berbeda dengan menciptakan fasilitas-fasilitas praktis untuk turun ke dasar lautan atau naik ke bulan. Karena sains dengan segala fasilitas yang dimilikinya dewasa ini untuk melakukan eksperimen tetap tidak mampu memanjangkan umur manusia beratus-ratus tahun lebih lama. Karena itu kita dapati mereka yang cinta dengan kehidupan ini dan memakai semua fasilitas ilmiah untuk hidup lebih lama tetap hanya berumur seperti manusia biasa.

Namun dalam imkan ilmi (posibilitas teoritis), secara ilmiah hal tersebut tidak mustahil. Masalah apakah manusia dapat berumur panjang atau tidak, sebenarnya berkaitan dengan apa arti dari fenomena ketuaan dan kerentaan dalam ilmu fisiologi. Apakah fenomena ini merupakan suatu hukum alam yang mengharuskan jaringan-jaringan badan manusia dan sel-selnya -setelah mencapai puncak perkembangannya- untuk mengendur secara berangsur-angsur dan menjadi lemah untuk selanjutnya berhenti melakukan aktivitasnya? Jika demikian halnya, berarti meskipun seluruh jaringan dan sel yang ada dalam tubuh manusia selamat dari faktor-faktor luar yang mempengaruhinya, ia tetap akan mengalami hukum dan ketentuan alam tersebut. Ataukah melemahnya aktivitas sel-sel dan jaringan yang ada di badan manusia adalah akibat dari benturan faktor di luar badan seperti bakteri dan racun yang merasuk ke dalam tubuh lewat makanan?

Bersambung ...