Kebersihan Menurut Sayidina Ali bin Abi Thalib Kwj

Islam adalah agama sempurna yang tidak akan membiarkan umatnya hidup kotor dan jorok baik secara lahiriah dan ruh. Islam mengajarkan pada kita untuk memperindah diri kita dengan kebersihan hati dan lahir.

Ada sebagian kelompok yang mengaku Islam yang tidak merawat kebersihan dan kerapihan diri padahal Islam sendiri memerintahkan  umatnya untuk menjaga kebersihan dan kerapihan diri.

Penulis merasa heran terhadap sebuah kelompok Islam yang tidak mampu merawat diri dari sisi kebersihan dan kerapihannya. Misalnya saja mereka tidak menggosok gigi sehingga giginya menguning.

Atau mereka membiarkan janggut mereka teurai panjang sehingga bukannya menghiasi wajah mereka bahkan menjadi hal yang mengerikan dan aneh untuk dilihat.

Padahal, sayyidina Ali bin Abi Thalib kwj dalam Kitab Ghurarul Hikam menjelaskan bahwa memperindah diri dan mempercantik diri adalah moral dari seorang mukmin.

Sudah sekiranya jika kita seorang mukmin maka kita harus menjaga kebersihan diri dan kerapihan diri sehingga orang lain senang dan nyaman berada di sekitar kita.

Selain itu sayyidina Ali juga berkata bahwa mempercantik dan merapihkan diri merupakan kewibawaan dzahiri.

Adapun yang dimaksud dengan wibawa dzahiri adalah wibawa yang bisa dilihat oleh mata. Yakni jika orang lain melihat kita maka orang lain akan merasakan kewibawaan kita.

Sayyidina Ali hendak mengatakan bahwa dengan merawat diri maka wibawa kita akan muncul di mata orang lain.