Sabar dan Syukur dalam Perjuangan

Terdapat sebuah ayat yang penuh muatan dan kandungan, seperti ayat-ayat Al-Qur'an lainnya, dalam Surah Ibrahim. Hari ini, pembahasan saya tentang ayat ini dan ayat-ayat setelahnya.

Allah berfirman, “وَ لَقَد أَرسَلنا موسى بِآیاتِنا أَن أَخرِج قَومَکَ مِنَ الظُّلُماتِ إِلَى النّورِ وَ ذَکِّرهُم بِأَیّامِ اللَّهِ” "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya), 'Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah'."

Allah menasihati dan memerintahkan Nabi Musa untuk “Dzakkirhum Biayyaamillaah”.

Ada dua kemungkinan mengenai arti “Dzakkirhum Biayyaamillaah” dan keduanya tidak berbeda dengan makna yang kita pahami dari ayat ini.

Kemungkinan pertama bahwa maksudnya adalah untuk mengingatkan mereka tentang "Hari-hari Allah". Kemungkinan kedua, maksudnya adalah mengingatkan mereka akan Allah, agama dan kiamat dengan perantara "Hari-hari Allah".

Pentingnya "Hari-hari Allah" dapat dilihat ketika Musa, Nabi Agung Ilahi ini ditugaskan untuk mengingatkan masyarakat tentang "Hari-hari Allah".

Kemudian Allah berfirman, “إِنَّ فی ذلِکَ لَآیاتٍ لِکُلِّ صَبّارٍ شَکورٍ” "Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur."

"Hari-hari Allah" adalah ayat-ayat, tanda-tanda, dan bukti. Untuk siapa ? Untuk mereka yang memiliki dua sifat ini, penyabar dan bersyukur.

Shabbar berarti orang yang sepenuhnya sabar dan tabah dari ujung kepala sampai ujung kaki. Syakur berarti orang yang menyadari nikmat dan bersyukur.