Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Jalan Menuju Cahaya: Surah An-Najm ayat 31-42

0 Pendapat 00.0 / 5


وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى (31) الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى (32)

Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga). (53: 31)

(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (53: 32)

Ayat ini menyinggung sistem azab dan pahala, dan mengatakan, Tuhan pemilik langit dan bumi, tidak membiarkan manusia sendirian melakukan apa pun yang mereka inginkan, tetapi telah menetapkan sistem yang berdasarkan pada kebaikan akan diberi pahala atas perbuatan buruk dihukum.

Tentu saja kondisi perbuatan baik tidak sama, sebagiannya besar dan yang lain keci, sebagian dosa dilakukan dengan sengaja dan sebagian lain tidak sengaja. Wajar jika perlakuan Tuhan terhadap dosa ini berbeda. Jika perbuatan dosa dilakukan tidak sengaja dan kemudian pelakunya menyesal dan tidak akan mengulanginya, maka Tuhan akan mengampuninya. Tapi jika tidak, maka ia tidak akan mendapat ampunan Tuhan.

Ayat ini juga menekankan poin bahwa karena melakukan perbuatan baik dan menghindari dosa-dosa yang terlihat jelas, kalian tidak boleh menampilkan diri kalian suci di mata masyarakat, karena Tuhan mengetahui bagian terdalam dari tindakan kalian dan Dia mengetahui orang suci sebenarnya.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik:

1. Dunia diciptakan untuk manusia, dan manusia bertanggung jawab dihadapan Tuhan atas setiap perbuatannya.

2. Manusia baik juga terkadang melakukan kesalahan. Tapi mengingat batin mereka yang bersih, mereka tidak mendatangi dosa, dan jika terkadang tergelincir ke perbuatan dosa, ia akan segera bertaubat.

3. Jangan pernah kita menganggap diri kita bebas dari aib dan keburukan; Kita jangan sombong dan memuji diri sendiri, karena jika masyarakat tidak menyadari perbuatan kita, tapi Tuhan Maha Mengetahuai seluruh perbuatan dan niat kita.

أَفَرَأَيْتَ الَّذِي تَوَلَّى (33) وَأَعْطَى قَلِيلًا وَأَكْدَى (34) أَعِنْدَهُ عِلْمُ الْغَيْبِ فَهُوَ يَرَى (35) أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى (36) وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى (37) أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى (38)

Maka apakah kamu melihat orang yang berpaling (dari Al-Quran)? (53: 33)

serta memberi sedikit dan tidak mau memberi lagi? (53: 34)

Apakah dia mempunyai pengetahuan tentang yang ghaib, sehingga dia mengetahui (apa yang dikatakan)? (53: 35)

Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? (53: 36)

dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (37)

(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, (53: 38)

Di ayat sebelumnya berbicara mengenai tanggung jawab manusia atas setiap perbuatannya, ayat ini dalam bentuklain menekankan masalah ini dan mengatakan, sejumlah orang beranggapan dapat meletakkan beban dosa mereka di pundak orang lain pada hari kiamat dan berlepas diri darinya.

Orang seperti ini dari satu sisi gagal memenuhi kewajibannya dalam berinfak kepada yang membutuhkan dan mereka pelit, dan dari sisi lain, mereka menolak menerima tanggung jawab perbuatan buruknya.

Sementara itu, salah satu prinsip seluruh agama samawi yang dijelaskan di kitab-kitab suci sebelumnya dan ditekankan oleh para nabi adalah prinsp utama bahwa setiap orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan tidak dapat mengalihkan dosanya kepada orang lain melalui metode seperti membayar uang dan kemudian membebaskan diri dari akibat perbuatannya tersebut.

Dari enam ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik:

1. Kontinuitas dalam berinfak dan membantu orang yang membutuhkan akan mempermudah kesulitan kita. Memberi bantuan yang tidak kontinyu menunjukkan tidak adanya keyakinan batin terhadap kewajiban ilahi dan manusiwi ini.

2. Nabi Ibrahim as adalah teladan kesetiaan dan sifat pemaaf, setia terhadap janji ilahi dan pemaaf terhadap diri sendiri, istri dan anak-anaknya di jalan Tuhan.

3. Jangan sampai kita tertipu terhadap orang yang mengajak kita berbuat dosa, dan mereka berkata, aku yang akan menanggung dosanya. Karena di keadilan Tuhan tidak ada yang dapat memikul dosa orang lain.

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى (39) وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى (40) ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى (41) وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى (42)

dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, (53: 39)

dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). (53: 40)

Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, (53: 41)

dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu), (53: 42)

Salah satu prinsip lain yang bertumpu pada keadilan ilahi dan diyakini di seluruh agama samawi adalah setiap orang diuntungkan sesuai dengan usaha yang dia lakukan untuk memenuhi kewajibannya dan akan diberi pahala di Hari Kebangkitan. Kalian tidak dapat mengklaim layak untuk menerima pahala kebaikan orang lain, sama seperti kalian tidak dapat memindahkan perbuatan buruk kepada orang lain.

Betapa banyak perbuatan dan usaha yang gagal dan tidak mencapai hal yang diinginkan. Oleh karena itu, di al-Quran sangat menekankan usaha sehingga manusia tidak putus asa karena pekerjaan mereka yang gagal, tapi mereka akan menyadari bahwa Tuhan melihat upayanya dan Ia akan memberikan pahala setiap pekerjaan baik secara penuh.

Dari empat ayat ini terdapat lima pelajaran penting yang dapat dipetik:

1. Berusaha menjalankan perintah Tuhan adalah kewajiban kita, tapi hasilnya senantiasa tidak berada di tangan kita. Oleh karena itu, kita berkewajiban melakukan tugas, bukannya menerima hasil yang kita inginkan.

2. Tidak ada amal perbuatan yang hilang dan musnah di alam ini. Iman bahwa amal tidak hilang dan percaya kepada sistem keadilan azab dan pahala akan mendorong manusia melakukan perbuatan baik, dan juga membuat manusia berhati-hati bertindak serta bertanggung jawab atas perbuatannya.

3. Allah Swt menyaksikan perbuatan kita, dan memberi kita pahala secara sempurna sesuai dengan tujuan dan usaha kita.

4. Jika kita percaya terhadap hari kiamat dan akhir perbuatan kita di tangan Tuhan, maka kita tidak akan ragu-ragu melakukan perbuatan baik, dan kita akan berusaha semampu kita.