Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Jalan Menuju Cahaya 975: Surah al-Qamar ayat 1-8

0 Pendapat 00.0 / 5

Surah al-Qamar ayat 1-8

 

سورة القمر

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ (1) وَإِنْ يَرَوْا آَيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ (2) وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ مُسْتَقِرٌّ (3)

 

Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. (54: 1)

 

Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus". (54: 2)

 

Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya (54: 3)

 

Surat Al-Qamar diturunkan di Mekah dan surat ini berisi peringatan kepada orang-orang musyrik. Selain itu, surat ini juga menjelaskan nasib tiga kaum terdahulu yang dimusnahkan karena menolak dan menentang seruan para nabi kerena sikap keras kepala dan pemberontakannya. Penjelasan nasib kaum terdahulu yang menentang nabi dimaksudkan sebagai pelajaran bagi kaum musyrik supaya mereka tidak mengikutinya dan bersedia tunduk serta menerima seruan Rasulullah Saw.

 

Surat Al-Qamar diawali dengan menyebutkan salah satu mukjizat besar Rasulullah Saw. Orang musyrik Mekah meminta bukti dari nabi dan memahami bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan oleh Rasulullah. Permintaan tersebut sebagai upaya mereka untuk menolak dan lari dari seruan beliau. Mereka mengatakan, jika kamu jujur dan benar perkataanmu, serta kamu benar-benar utusan Tuhan, maka belahlah bulan menjadi dua untuk kami ! Mereka meyakini bahwa sihir hanya efektif untuk hal-hal di bumi, tapi tidak akan efektif untuk hal-hal di langit. Jika bulan dapat dibelah, maka apa yang dilakukan Muhammad bukan sihir.

 

Kemudian Rasulullah Saw meminta Allah Swt untuk mengabulkan permintaan orang musyrik. Dengan ijin Allah, di suatu malam ketika malam bulan purnama, dengan isyarat Nabi Saw, bulan terbelah menjadi dua dan setelah warga Mekah menyaksikannya, kemudian bulan kembali utuh.

 

Namun meski demikian, para penentang nabi tidak mengharapkan hal ini terjadi dan mereka menyebutnya sebagai sihir dan mengatakan, sejatinya bulan tidak terbelah, tapi kamu seperti penyihir lainnya menghipnotis mata kita sehingga kita menyangka bulan terbelah menjadi dua.

 

Berbeda dengan klaim orang musyrik, peristiwa ini benar-benar terjadi. Seperti para kafilah Syam dan Yaman juga menyaksikan peristiwa menakjubkan ini dalam perjalanan mereka dan bahkan orang India pun menyaksikan peristiwa terbelahnya bulan.

 

Al-Quran mengatakan, akar dari pengingkaran ini ini adalah hawa nafsu yang tidak mengijinkan manusia menyerah kepada kebenaran dan senang jika manusia berperilaku sesuai dengan keinginannya, tapi akhirnya kebenaran akan terungkap dan kekafiran serta syirik hanya berakhir dengan kejatuhan dan kehancuran.

 

Dari tiga ayat tadi terhadap empat pelajaran penting yang dapat dipetik:

1. Hari Kiamat semakin dekat dan pasti terjadi. Ini adalah peringatan serius kepada orang yang lalai akan hari kiamat beserta perhitungan amal perbuatan. Pengutusan nabi terakhir juga salah satu tanda kian dekatnya akhir dunia.

2. Selain Al-Quran yang menjadi mukjizat abadi Rasulullah Saw, beliau juga memiliki mukjizat lainnya seperti terbelahnya bulan menjadi dua.

3. Orang yang keras kepala meski menyaksikan mukjizat dengan mata kepalanya, tapi menyebutnya sebagai sihir dan mendustakan Rasulullah Saw.

4. Mengikuti hawa nafsu merupakan salah satu faktor utama penyimpangan orang-orang yang ingkar dari menerima kebenaran para nabi.

وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنَ الْأَنْبَاءِ مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ (4) حِكْمَةٌ بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُ (5)

 

Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran). (54: 4)

 

Itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka). (54: 5)

 

Melanjutkan ayat sebelumnya, ayat ini mengatakan, penolakan orang musyrik terhadap seruan Rasulullah Saw bukan karena kebodohan; Mereka mengetahui nasib umat-umat terdahulu yang hancur karena ketidakpatuhan dan penyimpangan. Mereka telah mendengar dari pengikut agama-agama terdahulu bahwa setelah kematian akan ada hari kiamat dan ada juga surga dan negara, tapi mereka menolak mengakhiri perbuatan buruk mereka.

 

Tak diragukan lagi bahwa apa yang harus dilakukan Tuhan dan para nabinya adalah menyempurnakan hujjah (alasan) bahwa kebenaran telah disampaikan kepada masyarakat, meski mayoritas manusia mengabaikan peringatan ini dan dan tidak manfaatnya bagi mereka.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik.

1. Mempelajari sejarah kaum terdahulu dapat membantu manusia mengetahui faktor kehancuran kaum dan peradaban kuno, dan mencegah mereka dari kekafiran.

2. Pesan al-Quran berdasarkan hikmah dan logika, dan dapat dipahami dengan akal dan pemahaman masyarakat awam.

3. Para nabi telah menunaikan misinya dan dengan menyampaikan kebenaran telah menyempurnakan hujjah kepada manusia, tapi mereka tidak ingin memaksa dan manusia harus memiliki pilihan dalam menerima kebenaran.

 

فَتَوَلَّ عَنْهُمْ يَوْمَ يَدْعُ الدَّاعِ إِلَى شَيْءٍ نُكُرٍ (6) خُشَّعًا أَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُنْتَشِرٌ (7) مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَذَا يَوْمٌ عَسِرٌ (8)

 

Maka berpalinglah kamu dari mereka. (Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan), (54: 6)

 

sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan (54: 7)

 

mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari yang berat". (54: 8)

 

Setelah menjelaskan puncak sikap keras kepala orang kafir, ayat ini kepada Rasulullah Saw menyatakan, biarkan mereka dan datangilah mereka yang siap menerima kebenaran. Orang seperti ini akan sadar ketika mereka menyaksikan hari kiamat dengan mata kepala mereka sendiri, saat itu dengan perintah Tuhan, orang yang mati satu persatu dibangkitkan dari kubur dan mereka lari ke sana kemari karena ketakutan.

 

Kondisi hari kiamat tidak diketahuhi oleh orang-orang seperti ini, dan mereka lari ke arah suara dan panggilan yang mereka dengar untuk mendapatkan berita dan mencapai ketenangan. Tapi semakin jauh mereka berlari, semakin ketakutan mereka dan memahami bahwa ini adalah hari yang telah dikatakan kepada mereka saat di dunia, tapi mereka mengingkarinya.

 

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.

1. Setelah hujjah sempurna bagi orang kafir, maka mereka harus dilepaskan sehingga mereka tidak akan menganggap bahwa kami membutuhkan keimanan mereka dan kita mengemis kepada mereka supaya beriman.

2. Kondisi hari kiamat bagi orang kafir sangat sulit, mendadak dan menakutkan, sehingga mereka tidak mengharapkan akan menghadapi kondisi seperti ini,

3. Maad (hari kiamat/kebangkita) adalah kebangkitan jasmani, dan manusia akan dibangkitkan dari kubur mereka, dan bukan hanya ruh mereka yang dikumpulkan di hari kiamat.